Kenali Penyebab dan Cara Mengatasi Financial Distress

Kenali Penyebab dan Cara Mengatasi Financial Distress

Istilah financial distress mungkin terdengar asing bagi sebagian orang. Selain karena jarang digunakan, istilah ini juga memiliki arti yang kurang menyenangkan.

Secara harfiah, financial distress merujuk pada sebuah kondisi keuangan suatu perusahaan yang mengalami penurunan. Kondisi ini biasanya mendekati perusahaan yang akan bangkrut atau akan mengalami likuidasi.

Perusahaan yang mengalami financial distress umumnya memiliki kondisi keuangan yang sudah tak lagi sehat. Ini dapat terlihat dari laporan laba bersihnya yang menunjukkan hasil yang negatif. Selain itu, laba operasi serta nilai buku ekuitasnya pun juga dapat dijadikan patokan dalam hal ini.

Dalam praktiknya, financial distress sering dialami oleh perusahaan kecil yang baru beroperasi 1 hingga 3 tahun. Namun tak jarang hal ini juga menimpa perusahaan besar sudah berjalan puluhan tahun lamanya.

Sebenarnya terdapat berbagai macam opsi yang bisa dijadikan pilihan untuk mengatasi permasalahan ini. Nah, pada artikel kali ini PayrollBozz akan memberikan pembahasan lengkapnya untuk Anda. 

Mengenal Penyebab Financial Distress

Penyebab Financial Distress

Menurut Brigham dan Daves (2003), fenomena terjadinya financial distress biasanya disebabkan oleh beberapa macam alasan. Di antaranya yang paling sering terjadi adalah ketika perusahaan mengambil keputusan besar yang salah atau kurang tepat. Selain itu faktor penggunaan dana internal yang tidak sesuai kebutuhan juga sering menjadi pemicu kesulitan finansial yang dialami oleh perusahaan.

Lebih lanjut, kondisi financial distress juga dapat dipengaruhi oleh kondisi finansial perusahaan yang kurang optimal. Seperti yang dijelaskan oleh Rodoni dan Ali (2012) dalam Juyneo (2016) yang menyatakan 3 hal tersebut ialah kurang atau tidak cukupnya modal, besarnya beban utang yang diemban oleh perusahaan serta perusahaan yang mengalami penurunan penjualan hingga mengalami kerugian.

Menurutnya, ketiga hal tersebut saling berkaitan satu sama lain. Sehingga untuk mengantisipasi terjadinya kebangkrutan, maka pihak perusahaan harus bisa mengontrol ketiganya dengan baik dan secara berimbang. Dengan demikian risiko terburuk dari operasional dapat lebih ditekan.

Sebagai tambahan menurut Damodaran (1997), penyebab dari financial distress selain beban utang yang besar dan kerugian dalam kegiatan operasional, juga dapat disebabkan oleh kesulitan arus kas yang terjadi di perusahaan. Hal ini biasa terjadi ketika perusahaan tidak mampu lagi memenuhi kewajiban dari operasionalnya lewat omset yang didapatkan.

Jenis-jenis Financial Distress

Jenis-jenis Financial Distress

Setelah memahami definisi serta penyebab dari financial distress di atas. Berikutnya kami juga akan memberikan informasi terkait jenis-jenis financial distress yang paling sering terjadi menurut Brigham & Gapenski (1993) dalam Saptono (2001). Setidaknya terdapat 4 jenis financial distress yang perlu Anda ketahui, berikut di antaranya:

1. Economic failure (kegagalan ekonomi)

Jenis financial distress yang pertama adalah economic failure atau kegagalan ekonomi. Kondisi ini merujuk pada situasi di mana perusahaan tidak lagi mampu untuk menutup biaya operasional termasuk modal yang dikeluarkan untuk proses produksi.

Hal tersebut mengindikasikan bahwa omset yang didapatkan oleh perusahaan lebih kecil dari seluruh biaya operasional perusahaan. Akibatnya jika perusahaan terus mengalami permasalahan ini, maka yang terjadi adalah perusahaan dapat mengalami kebangkrutan.

Namun keadaan ini bisa membaik jika terdapat investor yang mau memberikan tambahan modal serta mau untuk menerima pengembalian di bawah tingkat pasar.

2. Business failure (kegagalan bisnis)

Berikutnya ada business failure atau kegagalan dalam bisnis yang merupakan sebuah kondisi di mana perusahaan tidak lagi memiliki harapan ke depannya. 

Istilah ini pertama kali digunakan oleh Dun & Bradstreet yang mengatakan bahwa kegagalan ini bisa disebabkan oleh perusahaan yang kehilangan kreditur hingga harus secara terpaksa menghentikan operasionalnya.

3. Financial failure (kegagalan finansial)

Lalu ada financial failure atau kegagalan finansial yang merupakan sebuah kondisi di mana perusahaan tak lagi mampu memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Salah satu contohnya adalah ketika perusahaan tidak dapat membayar hutangnya tepat waktu. Ini biasa disebabkan oleh kerugian beruntun atau berkepanjangan yang dialami oleh perusahaan tersebut.

4. Legal bankruptcy (bangkrut secara hukum)

Jenis financial distress yang terakhir adalah kebangkrutan secara hukum. Sesuai namanya, hal ini terjadi ketika suatu perusahaan dinyatakan benar-benar tidak lagi dapat beroperasi atau bangkrut dan sudah disahkan secara hukum.

Di Indonesia sendiri terdapat undang-undang yang mengatur tentang syarat serta putusan bangkrut sebuah perusahaan yang diatur dalam Pasal 2 UU No. 4 Tahun 1998.

Cara Mengatasi Financial Distress

Cara Mengatasi Financial Distress

Seperti yang telah disinggung di awal, financial distress bisa diatasi dengan berbagai macam cara. Tentunya solusi yang digunakan ini disesuaikan dengan kondisi perusahaan saat itu. Berikut adalah beberapa langkah atau cara mengatasi financial distress yang bisa dilakukan perusahaan:

1.  Melakukan Restrukturisasi Hutang

Cara yang pertama adalah melakukan restrukturisasi hutang. Restrukturisasi hutang adalah kondisi di mana perusahaan membayar hutangnya dengan syarat atau cara yang lebih ringan.Tentunya hal ini harus dilakukan berdasarkan izin dari pihak kreditur selaku pemberi pinjaman.

Tujuan dari melakukan restrukturisasi hutang ini adalah agar pihak debitur dapat menyesuaikan kondisi keuangannya terlebih dahulu tanpa harus mengesampingkan kewajiban jangka pendek yang dimilikinya.

2. Menjual aset yang dimiliki perusahaan

Solusi yang berikutnya, perusahaan dapat menjual aset yang mereka miliki agar dapat menutup biaya operasional atau kewajiban jangka pendeknya. Aset ini bisa berupa mesin, kendaraan, dan lain sebagainya.

Namun untuk menggunakan solusi yang satu ini, perusahaan juga harus melakukan pertimbangan secara matang dengan memikirkan risiko jangka panjangnya.

3. Melakukan merger dengan perusahaan lain

Solusi yang berikutnya, perusahaan juga dapat melakukan merger dengan perusahaan lain yang memiliki kondisi finansial jauh lebih stabil.

Merger sendiri merupakan sebuah istilah yang digunakan untuk menyebut dua atau lebih perusahaan yang bergabung menjadi satu. Di mana seluruh saham baik yang berupa aset maupun non aset akan digabungkan sehingga masing-masing pemilik perusahaan akan memiliki persentase saham pada perusahaan hasil merger tersebut.

Operasional perusahaan yang melakukan merger ini juga biasanya menggunakan nama salah satu di antaranya atau menggunakan nama baru berdasarkan kesepakatan bersama.

4. Melakukan penerbitan saham atau obligasi baru

Langkah berikutnya yang bisa dijadikan opsi adalah dengan menerbitkan saham atau obligasi baru dari perusahaan tersebut. Tujuannya adalah untuk mendapatkan modal segar dari investor yang tertarik melakukan pembelian saham atau obligasi yang telah diterbitkan.

Namun opsi ini seringkali sulit dilakukan karena investor juga akan mempertimbangkan kondisi keuangan perusahaannya. Bagaimana pun mereka mendambakan keuntungan, sehingga apabila kondisi keuangan perusahaan kurang meyakinkan investor tentu juga akan takut untuk melakukan pembelian saham maupun obligasi yang diterbitkan.

5. Melakukan reorganisasi perusahaan

Melakukan reorganisasi dalam struktur perusahaan juga dapat dijadikan solusi jitu mengatasi financial distress. Sebab, seperti yang kita tahu, operasional suatu bisnis sangat bergantung pada seluruh sumber daya manusia yang ada di dalamnya. Apabila SDM yang ada dalam perusahaan kurang berkompeten, tentu hasil yang akan didapat juga kurang maksimal.

Maka dari itu, sebelum terlampau parah perusahaan dapat melakukan pergantian karyawan dengan merekrut mereka yang jauh lebih profesional. Lewat perekrutan ini nanti diharapkan kondisi perusahaan dapat membaik seiring berjalannya waktu.

Itulah tadi artikel pembahasan mengenai financial distress serta berbagai macam solusi yang bisa dilakukan oleh pimpinan perusahaan. Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, perusahaan harus mampu mengontrol arus kas dengan baik termasuk melakukan analisa terhadap minat pasar dan produk yang kurang diminati.

Selain itu, pengambilan keputusan juga harus dipertimbangkan dengan hati-hati dan tidak boleh secara impulsif. Pertimbangkan berbagai macam kemungkinan-kemungkinan yang bisa terjadi di masa mendatang serta menyiapkan solusinya.

Asuransi Bisnis: Definisi, Manfaat dan Perlindungan yang Ditawarkan

Asuransi Bisnis: Definisi, Manfaat dan Perlindungan yang Ditawarkan

Dalam hidup kita selalu dikelilingi oleh berbagai macam risiko atau marabahaya yang bisa datang kapan pun tanpa bisa kita duga. Hal ini membuat kita harus siap menghadapi risiko terburuknya. Salah satu cara yang bisa kita lakukan untuk mengantisipasi hal tersebut adalah dengan melakukan persiapan seperti dengan menggunakan asuransi.

Asuransi merupakan sebuah produk finansial yang berguna memberikan perlindungan bagi pemilik polisnya. Di mana orang yang memiliki polis asuransi ini akan terlindungi dari berbagai macam kerugian finansial yang bisa terjadi kapan saja.

Salah satu produk asuransi yang paling populer adalah asuransi kesehatan. Dengan produk tersebut, seorang pemegang polis yang jatuh sakit atau harus melakukan operasi dengan jumlah biaya yang besar bisa lebih diringankan. Pihak penyedia jasa asuransi akan meng-cover sebagian atau bahkan seluruh biaya rumah sakit, mulai dari operasi, obat-obatan, rawat inap atau pun rawat jalan.

Nah, selain asuransi kesehatan, ada banyak lagi produk asuransi yang lain. Mulai dari asuransi jiwa, pendidikan, dana pensiun, kendaraan, properti bahkan hingga bisnis. Pada artikel kali ini, PayrollBozz akan mengajak Anda untuk membahas salah satu produk asuransi yang cukup banyak diminati oleh para pelaku usaha yakni asuransi bisnis.

Kira-kira apa sih sebenarnya asuransi bisnis itu? Apa saja perlindungan yang ditawarkan oleh produk ini? Simak lengkap artikelnya berikut ini, ya.

Mengenal Asuransi Bisnis

apa itu asuransi bisnis?

Sesuai namanya, asuransi bisnis adalah sebuah produk yang digunakan untuk melindungi bisnis atau usaha yang Anda jalankan dari berbagai macam risiko. 

Proteksi yang diberikan oleh produk asuransi ini dapat berupa perlindungan pada aset yang dimiliki oleh suatu bisnis maupun penggantian pada saat usaha tersebut mengalami kerugian. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa produk asuransi yang satu ini memiliki peran yang cukup penting bagi para pelaku usaha.

Sayangnya, kesadaran orang-orang terhadap produk asuransi masih terbilang cukup rendah. Akibatnya, banyak orang yang enggan untuk membeli atau memiliki polis asuransi untuk dirinya sendiri, keluarga maupun bisnisnya.

Padahal dengan produk perlindungan ini, berbagai macam risiko dapat di-cover sehingga kerugian finansial yang ditanggung tidak akan memberatkan atau tidak akan membuat seseorang kehilangan banyak harta maupun tabungannya.

Manfaat Memiliki Asuransi Bisnis

manfaat asuransi bisnis

Seperti yang telah disinggung di awal, asuransi bisnis memiliki peran dalam melindungi seluruh aset yang digunakan dalam operasional usaha sekaligus melindungi bisnis tersebut akibat kerugian yang terjadi. Dengan demikian, ketika suatu saat bisnis Anda mengalami penurunan penjualan hingga menyebabkan kerugian, Anda bisa mengajukan klaim dan mendapatkan dana ganti rugi atas hal itu.

Untuk memahami manfaat dari kepemilikan asuransi bisnis, berikut kami telah merangkumkan beberapa keuntungannya bagi Anda selaku pemilik usaha.

1. Melindungi seluruh aset bisnis Anda

Tidak bisa dipungkiri bahwa risiko seperti pencurian, perampokan, kerusakan, kebakaran, bencana alam dan masih banyak lainnya dapat terjadi kapan saja terhadap bisnis Anda. Tentu jika hal tersebut sampai terjadi, kerugian yang bisa Anda tanggung akan sangat besar.

Maka dari itu, asuransi bisnis ada untuk melindungi setiap aset dalam usaha Anda agar terhindar dari kerugian mayor. Meskipun Anda harus membayar premi rutin tiap bulannya, namun harga premi tersebut akan sebanding dengan perlindungan dan keuntungan yang bisa Anda dapatkan di masa mendatang.

Dengan memiliki asuransi untuk bisnis, secara tidak langsung Anda sudah melindungi keluarga dan karyawan dari kerugian finansial usaha yang dapat berdampak juga pada mereka. Coba bayangkan jika sampai bisnis Anda mengalami kerugian hingga bangkrut, bukankah keluarga dan karyawan Anda juga akan menanggung dampaknya?

2. Mengganti kerugian yang terjadi

Pandemi virus corona yang terjadi sejak Maret 2020 lalu menjadi pukulan telak bagi para pelaku bisnis. Sebab pandemi ini datang tanpa diduga dan siapa sangka dapat mematikan banyak bisnis serta lapangan kerja.

Kerugian yang ditanggung oleh berbagai macam perusahaan pun tak main-main nominalnya. Namun hal tersebut sebenarnya bisa diantisipasi apabila Anda sudah memiliki asuransi bisnis sejak awal. Di mana ketika bisnis Anda mengalami kerugian atau penurunan grafik penjualan, Anda bisa mengajukan klaim untuk kemudian mendapatkan ganti rugi dari pihak penyedia asuransi.

Dengan demikian, operasional bisnis Anda tidak akan terganggu, Anda pun tidak perlu melakukan efisiensi karyawan maupun mengurangi jumlah produksi barang. Menarik, bukan?

3. Pondasi bisnis yang kokoh

Asuransi bisnis juga dapat berperan sebagai pondasi dalam perusahaan. Di mana komponen ini dapat menjadi jaminan agar operasional bisnis tetap berjalan dengan lancar. Sehingga Anda tidak perlu memikirkan ketakutan-ketakutan yang dapat terjadi di masa mendatang, sebab lewat kepemilikan asuransi bisnis tersebut semua risiko bisa lebih diringankan.

Sebagai gantinya, Anda bisa lebih fokus memikirkan langkah untuk mengembangkan bisnis Anda di masa depan seperti dengan menciptakan inovasi produk, menciptakan strategi pemasaran yang progresif dan masih banyak lagi lainnya.

4. Semakin optimis menjalankan bisnis

Masih berhubungan dengan poin yang sebelumnya, pondasi yang kokoh akan membuat Anda optimis dalam menjalankan bisnis. Anda tak perlu lagi takut pada berbagai macam kemungkinan terburuk yang bisa menimpa usaha Anda. Selama kerusakan atau kerugian tersebut terjadi bukan karena disengaja, pihak asuransi masih bisa memberikan klaim atas polis Anda.

Sikap Anda yang optimis juga akan mempengaruhi setiap keputusan besar yang Anda ambil untuk perusahaan. Misalnya, semula Anda takut untuk mengeluarkan produk baru, dengan adanya asuransi bisnis ini Anda tidak perlu lagi khawatir apabila produk baru yang dirilis tidak laku sehingga membuat Anda rugi.

5. Jaminan pengiriman barang

Jika bisnis Anda menjual produk berupa barang, maka pengiriman menjadi salah satu hal yang harus diperhatikan. 

Nah, dengan memiliki asuransi bisnis, setiap kali terdapat pengiriman barang, tanggung jawab keamanan barang tersebut akan beralih menjadi milik pihak asuransi. Sehingga apabila terjadi kerusakan, kehilangan barang atau mungkin kendaraan pengiriman mengalami kecelakaan, semuanya termasuk ke dalam proteksi dari polis asuransi bisnis Anda.

Macam-macam Asuransi Bisnis

Asuransi kecelakaan kerja

Nah, setelah mengetahui definisi serta manfaat dari asuransi bisnis di atas, berikutnya kami akan memberikan informasi produk apa saja yang termasuk ke dalam asuransi bisnis dan bisa Anda gunakan dari sekarang.

1. Asuransi properti

Sesuai namanya, asuransi ini digunakan untuk melindungi properti bisnis Anda dari kerusakan, pencurian maupun bencana alam. Masing-masing pihak penyedia asuransi memberikan syarat dan ketentuannya tersendiri, maka dari itu sebelum membelinya pastikan untuk membaca polis asuransinya dengan cermat terlebih dahulu.

Sebab jika properti bisnis Anda berada di lokasi yang rawan bencana alam seperti banjir, biasanya pihak asuransi tidak akan memasukkan jenis bencana alam tersebut ke dalam proteksi atau mungkin Anda diminta untuk membayar premi yang sedikit lebih mahal.

2. Asuransi kompensasi kerja

Berikutnya, produk asuransi yang satu ini berguna untuk memberikan perlindungan dan kesejahteraan pada karyawan. Di mana proteksi yang diberikan berupa tunjangan rumah sakit atau perawatan medis yang terjadi pada karyawan akibat pekerjaannya. Asuransi ini biasanya diberikan pada karyawan yang bekerja di pabrik atau bagi mereka yang bekerja di lapangan.

3. Asuransi tanggung jawab hukum terhadap publik

Produk yang Anda jual ke pasaran bisa saja tidak cocok dan menyebabkan kerusakan/kerugian bagi penggunanya. Nah, produk asuransi yang satu ini akan melindungi bisnis Anda dari tuntutan pihak ketiga (konsumen) tersebut.

Asuransi bisnis yang satu ini cocok dimiliki untuk usaha yang bergerak di bidang-bidang tertentu seperti kesehatan, kecantikan, perawatan kulit, makanan dan lain-lain. Sebab brand-brand ternama pun sering mendapatkan gugatan dari konsumennya akibat kerusakan atau kerugian yang ditimbulkan lewat produknya.

4. Asuransi gangguan bisnis

Pandemi dan bencana alam menjadi dua hal yang tidak bisa kita tebak kapan terjadinya. Produk asuransi gangguan bisnis ini dapat digunakan untuk melindungi operasional usaha Anda dari risiko tersebut. 

Kesimpulan

Itulah tadi sekilas informasi mengenai asuransi bisnis lengkap dengan definisi dan manfaat serta perlindungan yang ditawarkan. Di Indonesia sendiri asuransi bisnis masih jarang digunakan oleh para pelaku usaha. Namun lewat penjelasan di atas, Anda sudah tahu bahwa keberadaan produk proteksi ini sangat penting dan dapat meringankan beban Anda sebagai pelaku usaha.

Jadi apakah Anda masih mau berpikir panjang untuk memiliki produk asuransi yang satu ini?

Kenapa Manajemen Data Penting untuk Bisnis? Ini Alasannya!

Kenapa Manajemen Data Penting untuk Bisnis? Ini Alasannya!

Istilah manajemen data mungkin terdengar asing bagi sebagian orang. Namun dalam praktiknya, istilah ini sebenarnya cukup sering kita temukan atau kerap kita lakukan tanpa sadar.

Lantas, apa sih sebenarnya manajemen data itu? Dan apa hubungannya dengan dunia bisnis serta peran pentingnya? Pada artikel kali ini, PayrollBozz akan mengajak Anda untuk membahas lebih lanjut mengenai definisi dari manajemen data hingga manfaatnya dalam sebuah bisnis. Simak lengkap artikelnya berikut ini, ya.

Apa Itu Manajemen Data?

Definisi Manajemen Data

Sesuai namanya, manajemen data adalah seluruh aktivitas mengelola informasi atau data yang ada dalam perusahaan untuk kemudian diolah dan digunakan dalam keperluan tertentu. Data-data ini bisa diperoleh dari berbagai macam cara dan dapat berupa apa saja. Mulai dari data pribadi konsumen seperti apa saja hal yang mereka butuhkan, hal apa saja yang diminati dan masih banyak lagi lainnya. 

Selain itu, data tersebut juga dapat berupa laporan keuangan atau data-data pelamar atau karyawan di mana pengumpulan data ini bertujuan untuk digunakan pada masa mendatang. Seperti data laporan keuangan digunakan untuk membuat keputusan perusahaan di masa mendatang dan data karyawan digunakan untuk memberikan hak mereka (THR, asuransi dan lain-lain).

Nah, dari sini dapat disimpulkan bahwa keberadaan manajemen data ini merupakan salah satu yang cukup penting untuk dilakukan oleh para pelaku bisnis. Sebab lewat data-data tersebut berbagai macam kebutuhan atau keperluan dapat dilakukan dengan lebih mudah.

Manajemen data ini juga bisa digunakan untuk menyimpan atau mengolah data pelamar yang masuk. Nantinya ketika perusahaan mengalami kekosongan posisi tertentu, perusahaan dapat menghubungi pelamar yang sudah dimiliki data dirinya. Dengan demikian, proses rekrutmen pun dapat berjalan dengan lebih mudah tanpa harus melakukan seleksi ulang, misalnya.

Tujuan Dilakukannya Manajemen Data

Setelah membaca definisi dari manajemen data di atas, Anda tentunya sudah tahu alasan kenapa komponen yang satu ini penting untuk ada dan harus dikelola oleh perusahaan.

Seperti yang kita tahu, data merupakan salah satu aset terbesar bagi perusahaan. Apapun bentuknya, sebuah data memegang peranan penting sesuai dengan keperluannya. Lewat data-data yang dimiliki oleh suatu perusahaan, berbagai macam kebutuhan dapat dilakukan dengan lebih mudah dengan cara yang lebih sederhana.

Seperti contoh ketika perusahaan memiliki data para konsumennya. Mereka dapat dengan mudah mempelajari minat atau hal-hal apa saja yang sekiranya dibutuhkan. Dengan demikian perusahaan tersebut dapat menciptakan inovasi produk yang akan laris jika dijual ke pasaran.

Nah, dalam menjalankan manajemen data ini tak hanya membutuhkan satu kegiatan saja. Melainkan terdiri dari beberapa kegiatan sekaligus meliputi pengumpulan data, pengujian, penyimpanan, pemeliharaan, menjaga keamanan, mengolah dan masih banyak lagi lainnya.

Fungsi Manajemen Data

Fungsi Manajemen Data

Setelah mengetahui tujuan dari manajemen data, di bawah ini kami juga akan memberikan informasi terkait fungsi dari manajemen data itu sendiri. 

1. Mengumpulkan data yang akan dicatat untuk kemudian dimasukkan ke dalam sebuah sistem yang akan digunakan untuk menyimpan atau mengolahnya

2. Melakukan pemeliharaan terhadap setiap data yang sudah dimasukkan secara berkala, termasuk memperbarui informasi maupun menghapus data yang sudah tidak digunakan atau tidak valid

3. Menyimpan data-data penting yang dapat berguna untuk perusahaan di masa mendatang

4. Memastikan setiap data yang diambil digunakan untuk hal yang tidak merugikan pemilik data atau pihak mana pun

5. Memastikan keakuratan data yang sudah dimiliki untuk kemudian diuji atau diterapkan pada kebutuhan perusahaan

6. Menjaga keamanan data yang tersimpan agar tidak mudah rusak, hancur, hilang atau disalahgunakan oleh pihak tak bertanggung jawab

7. Memastikan data dapat dengan mudah dipahami oleh pihak yang akan menggunakannya

Tantangan yang Kerap Ditemui dalam Manajemen Data

Dalam menjalankan praktik manajemen data ini, tak bisa dipungkiri jika terkadang terdapat masalah yang ditemui di tengah jalan. Berikut adalah tantangan yang paling sering terjadi ketika menjalankan manajemen data di perusahaan.

1. Struktur pendataan yang tidak memiliki standar

Standarisasi merupakan hal yang harus dilakukan sebelum menjalankan manajemen data. Hal ini bertujuan agar seluruh data yang tersimpan dapat dengan mudah dipahami sesuai dengan standar perusahaan maupun dapat disusun dengan struktur yang mirip satu sama lain.

Tanpa adanya standar pendataan, bisa saja susunan antara satu data dengan data yang lain berbeda dan membuat pihak yang akan menggunakannya bingung dalam membaca atau memanfaatkan data tersebut nantinya.

Maka dari itu, penting bagi suatu perusahaan untuk menentukan standar data yang ingin mereka gunakan. Mulai dari struktur, tampilan atau cara penyampaian data yang akan digunakan.

2. Sistem pendataan yang masih tradisional

Di era serba digital seperti saat ini, manajemen data dapat dilakukan dengan mudah menggunakan perangkat lunak atau aplikasi pihak ketiga. Anda bisa memanfaatkan perangkat tersebut untuk memudahkan pencatatan dan penyimpanan data tanpa harus repot-repot.

Sayangnya, banyak perusahaan yang masih memilih menggunakan metode manual atau cara yang konvensional. Di mana manajemen data dilakukan oleh manusia yang sangat rawan terjadi human error atau kesalahan dalam hal pencatatan, pengelolaan maupun pengolahannya.

Risiko hilang atau kerusakan data pun juga dapat terjadi jika hanya disimpan dalam bentuk fisik. Sedangkan jika menggunakan perangkat lunak yang ada, data-data tersebut dapat disimpan menggunakan sistem komputasi awan (cloud).

3. Kelebihan data yang masuk

Data yang masuk dalam perusahaan biasanya akan terus bertambah seiring berjalannya waktu. Maka dari itu, perusahaan harus menyiapkan space atau ruang tambahan agar dapat menampung data baru tersebut.

Selain itu, jika overload data ini terjadi dan perusahaan menggunakan cara konvensional dalam mencatatnya, maka hal yang ditakutkan adalah terjadinya kesalahan dalam pencatatan data barunya. Akibatnya, pendataan pun tidak berjalan secara maksimal.

4. Penyimpanan data yang berbeda

Berikutnya ada risiko penyimpanan data yang berbeda tempat. Hal ini biasanya terjadi pada bisnis yang sudah memiliki banyak cabang. Di mana biasanya setiap informasi data mengenai karyawan, pelamar dan lain sebagainya disimpan oleh cabang pusat. Sehingga pada kondisi tertentu, sulit bagi cabang lain memperoleh atau menggunakan data yang dibutuhkan.

Nah, hal seperti ini sebenarnya tidak akan terjadi atau dapat diantisipasi dengan menggunakan perangkat pendataan berbasis digital. Di mana antar cabang satu dengan cabang yang lain bisa mengakses data tersebut dengan mudah.

Penutup

PayrollBozz

Demikianlah artikel mengenai informasi seputar manajemen data mulai dari definisi, peran penting, fungsi hingga masalah yang kerap terjadi atau ditemukan dalam prosesnya. Kemajuan teknologi yang signifikan harusnya dapat dimanfaatkan dengan semaksimal mungkin demi memudahkan proses maupun kinerja manusia di masa mendatang.

Untuk itu, jangan menutup diri pada teknologi mutakhir yang ada. Tak hanya dalam proses manajemen data, namun juga pada kegiatan lain seperti penggajian.

Dengan PayrollBozz, perusahaan dapat menggaji karyawan dengan cara yang lebih mudah dan praktis. Selain itu, aplikasi ini juga dapat digunakan untuk mengelola absen, cuti, perhitungan pajak dan reimbursement serta masih banyak lagi kegunaannya yang lain.

So, tunggu apa lagi? Yuk, coba PayrollBozz sekarang juga dan urusi gaji karyawan dengan lebih mudah!

Manfaat Penting Software HR Untuk Kemajuan Bisnis

Manfaat Penting Software HR Untuk Kemajuan Bisnis

Di era yang serba digital seperti saat ini, ada begitu banyak teknologi mutakhir yang bermunculan demi memudahkan pekerjaan manusia di masa sekarang. 

Salah satu kemudahan yang muncul dan dapat dengan mudah kita nikmati adalah ponsel dan sosial media. Di mana kita tidak perlu lagi berkirim surat untuk sekadar bertukar kabar atau berkomunikasi dengan sanak keluarga, teman atau pasangan yang jauh di luar kota.

Selain ponsel dan sosial media yang memudahkan komunikasi kita, ada banyak lagi teknologi modern yang membuat setiap pekerjaan menjadi jauh lebih ringan. Salah satunya adalah software atau perangkat lunak HR.

Sudah sejak beberapa tahun belakangan, software HR digunakan banyak perusahaan dalam memudahkan kinerja divisi Human Resource untuk mengelola data karyawan. Software ini biasa digunakan pada perusahaan berskala besar atau pabrik yang sudah memiliki banyak karyawan sehingga pendataan tidak bisa dilakukan secara manual.

Lewat bantuan software HR ini, staff Human Resource dalam perusahaan bisa bekerja lebih efektif dan efisien. Nah, bagi Anda yang tertarik untuk mengetahui lebih lanjut mengenai perangkat HR ini, PayrollBozz sudah menyiapkan rangkuman informasinya untuk Anda.

Mengenal Software HR

Mengenal software HR

Software HR adalah sebuah sistem yang dirancang sedemikian rupa untuk membantu mengolah dan menyimpan banyak data karyawan dalam perusahaan sekaligus. Data ini dapat berupa informasi pribadi karyawan yang sekiranya dibutuhkan perusahaan, absensi, penggajian, pajak, asuransi dan masih banyak lagi lainnya.

Lewat sistem software HR ini, staff Human Resource tidak perlu repot-repot lagi dalam melakukan pendataan secara konvensional. Sebab perangkat HR biasanya sudah dilengkapi ragam fitur yang terintegrasi dengan baik dalam database sekaligus dapat menghasilkan informasi yang diminta atau sesuai kebutuhan perusahaan.

Namun satu hal yang perlu diingat bahwa software HR ini tidak dapat menggantikan peran atau fungsi dari staff HR atau HRD itu sendiri. Sebab, seorang HRD tak hanya bertugas dalam mengurus absensi dan sistem penggajian, namun juga bertanggung jawab penuh terhadap kesejahteraan karyawan lewat pendekatan personal.

Perangkat ini hanya akan membantu kinerja seorang staff Human Resource menjadi jauh lebih mudah karena mereka bisa mendapatkan hasil yang cepat, akurat dan otomatis. Seperti ketika menghitung gaji, membuat slip, memantau absensi dan lain-lain.

Jenis-jenis Software HR yang Perlu Anda Ketahui

jenis jenis software hr

Dalam praktiknya, software HR terdiri dari beberapa jenis yang perlu Anda ketahui. Di antaranya adalah sebagai berikut:

1. Human Resource Information System (HRIS)

Pertama ada Human Resource Information System atau yang kerap disebut juga dengan HRIS. Ia merupakan sebuah sistem yang dibuat khusus untuk membantu pengelolaan sumber daya manusia dalam perusahaan, termasuk prosedur dan seluruh kebijakan yang akan diberlakukan.

Lewat perangkat ini, perusahaan yang menggunakannya akan lebih dimudahkan dalam hal mengelola data dan mengakses setiap informasi yang berkaitan dengan SDM, data pegawai, penggajian, hingga perihal kinerja mereka. 

2. Human Capital Management (HCM)

Berikutnya ada HCM atau Human Capital Management yang merupakan sebuah sistem perkembangan dari HRIS. Perangkat ini memiliki fitur yang jauh lebih lengkap dan kompleks bagi staf HR yang membutuhkan.

Lewat HCM, staff HRD dapat melakukan pengelolaan data karyawan asing atau dari luar negeri. Jadi apabila perusahaan memiliki karyawan di luar negeri, perangkat ini akan lebih memudahkan karena dapat disesuaikan dengan nilai dan mata uang yang berlaku atau yang digunakan oleh karyawan tersebut.

Lebih jauh, sistem dari Human Capital Management ini juga memberikan solusi bagi perusahaan untuk membuat perencanaan gaji, membuat penetapan tujuan, menentukan anggaran atau budgeting, suksesi serta fitur-fitur lain yang berhubungan dengan karyawan. 

3. Human Resource Management System (HRMS)

Terakhir adalah Human Resource Management System atau HRMS yang merupakan sistem paling lengkap dibandingkan HRIS maupun HCM itu sendiri. HRMS kerap dijadikan solusi bagi perusahaan untuk melakukan monitoring terhadap detail gaji karyawan, membayarkan gaji secara tepat waktu, pembayaran pajak rutin, dan lain sebagainya.

Sistem ini juga memungkinkan perusahaan untuk membuat jadwal shifting atau pergantian shift yang adil bagi karyawan. Penilaian kinerja pun juga dapat dilakukan lewat sistem ini, sehingga staff HR lebih mudah memantau potensi dari setiap karyawan dan melakukan evaluasi jika diperlukan.

Keuntungan Menggunakan Software HR untuk Bisnis

Setelah memahami definisi serta jenis-jenis dari software HR di atas, berikut kami juga akan memberikan Anda informasi terkait keuntungan atau manfaat apa saja yang bisa Anda dapatkan.

1. Perhitungan gaji yang lebih mudah dan akurat

Perusahaan yang menggaji karyawannya dengan cara manual seringkali mengalami kesalahan dalam perhitungannya. Sehingga hal ini kerap memicu timbulnya masalah antara karyawan dengan perusahaan. 

Nah, lewat penggunaan software HR ini, perusahaan tidak perlu khawatir lagi soal perhitungan gaji. Sebab perangkat HR dapat dengan mudah menghitung gaji karyawan berdasarkan absensi atau kontribusinya. Tak hanya itu, perhitungan upah lembur, bonus kinerja, THR, asuransi hingga pajak pun juga dapat dihitung dalam software HR ini, lho.

2. Absensi secara real-time

Perusahaan yang memiliki banyak karyawan mungkin tak lagi mampu untuk mengatasi permasalah karyawan yang sering terlambat datang ke kantor. Namun dengan menggunakan software HR ini, pemantauan absensi dapat dilakukan dengan lebih mudah dan secara real-time. Sehingga staff Human Resource dapat mengetahui karyawan mana saja yang kurang produktif atau sering terlambat saat masuk kerja.

Menariknya lagi, sistem absensi dalam software HR ini juga dapat terhubung dengan sistem penggajian, lho. Sehingga perusahaan bisa membayar gaji karyawan sesuai dengan jumlah jam masuk mereka tiap bulannya.

3. Penyimpanan data yang tidak memakan banyak tempat

Menggunakan software HR artinya perusahaan Anda sudah siap untuk melakukan penyimpanan data secara digital. Di mana Anda tidak memerlukan lagi dokumen atau data-data yang berbentuk fisik karena semuanya dapat disimpan dalam sistem HR tersebut.

Selain itu, penyimpanan data dalam bentuk digital ini juga cenderung lebih aman karena tidak mudah rusak, hilang atau sejenisnya. 

4. Lebih efektif dan efisien

Karena kinerja staff HR dapat diringankan dengan keberadaan software ini, maka mereka pun akan menghemat lebih banyak waktu. Sehingga sisa waktu yang masih ada dapat digunakan untuk menyelesaikan pekerjaan lain. Produktivitas karyawan pun akan jauh lebih baik dibandingkan dengan pengelolaan sistem HR secara manual atau dengan cara yang konvensional.

Kesimpulan

PayrollBozz

Itulah tadi sekilas informasi mengenai beragam software HR dan manfaatnya dalam operasional suatu bisnis. Umumnya, perangkat HR ini digunakan oleh perusahaan yang berskala besar atau sudah memiliki banyak karyawan. Namun bukan berarti Anda yang masih menjalankan usaha kecil tak membutuhkannya, ya.

PayrollBozz bisa dijadikan pilihan bagi Anda yang sedang mencari software HR untuk perusahaan atau bisnis Anda. Software ini dapat diakses melalui web ataupun smartphone yang Anda miliki. Fiturnya yang lengkap memungkinkan PayrollBozz dapat membantu Anda mengelola absensi, penggajian, pajak pph21 hingga berbagai macam laporan. Menarik, bukan?

So, tunggu apa lagi? Yuk, gunakan PayrollBozz sekarang juga dan permudah cara Anda dalam mengelola seluruh kebutuhan Human Resource. Kalau Anda masih belum yakin, PayrollBozz juga menyediakan layanan demo gratis yang bisa Anda coba, lho.

Perbedaan Sales dan Marketing serta Tugasnya Masing-masing

Perbedaan Sales dan Marketing serta Tugasnya Masing-masing

Istilah sales dan marketing dalam dunia kerja tentu bukan suatu hal yang asing lagi di telinga. Sebab profesi yang satu ini cukup banyak dicari dan dibutuhkan oleh perusahaan baik yang sudah berskala besar maupun yang masih dalam tahap rintisan.

Sales dan marketing sendiri sebenarnya merupakan dua profesi yang berbeda namun seringkali dianggap sama hanya karena saling berkaitan satu sama lain. Padahal tugas dan tanggung jawab dari kedua profesi ini jelas-jelas berbeda.

Nah, untuk itu pada artikel kali ini PayrollBozz akan memberikan Anda informasi terkait perbedaan antara sales dan marketing yang kerap disalahartikan oleh banyak orang. Kira-kira apa saja ya yang menjadi pembeda di antara keduanya? Simak lengkap artikelnya berikut ini, ya.

Mengenal Sales dan Marketing

Mengenal Sales dan Marketing

Sebelum membahas lebih lanjut mengenai perbedaan antara sales dan marketing yang kerap disalahartikan. Terlebih dahulu kami akan mengajak Anda untuk berkenalan lebih dalam dengan kedua jabatan ini.

Baik divisi sales maupun marketing, keduanya sama-sama menjadi ujung tombak perusahaan. Keduanya pun harus saling bekerja sama untuk menghasilkan penjualan yang maksimal.

Dalam hal ini, seorang sales ditugaskan untuk melakukan penjualan produk ke pelanggan dengan berbagai macam cara yang menarik minat mereka. Umumnya, seorang sales dituntut untuk melakukan penjualan produk secara tatap muka dengan pelanggan.

Sedangkan marketing adalah orang yang berada di belakang proses penjualan dan bertugas untuk membuat atau menyiapkan berbagai macam konsep, strategi maupun alat pemasaran. Divisi marketing jugalah yang bertanggung jawab dalam melakukan riset atau analisis terhadap pangsa pasar yang ada dan menentukan seperti apa strategi yang potensial untuk menjangkau market tersebut.

Umumnya, seorang marketing bekerja di balik layar, di mana mereka hanya perlu membuat campaign yang menarik untuk meningkatkan awareness konsumen agar tertarik terhadap produk yang ditawarkan.

Nah, dari sekilas penjelasan singkat di atas saja sudah terlihat jelas bukan di mana letak perbedaannya? 

Seorang sales cenderung melakukan penjualan dengan cara yang konvensional, di mana mereka harus menemui pelanggan atau konsumen untuk bertatap muka dalam menawarkan produknya. Sedangkan marketing berada di balik layar, menyusun dan menjalankan campaign berupa iklan atau apapun yang dapat meningkatkan brand awareness dari produk yang ditawarkan.

Perbedaan Sales dan Marketing

Perbedaan Sales dan Marketing dalam Perusahaan

Untuk membuat Anda semakin jelas dalam membedakan antara kedua profesi ini, berikut kami juga akan menambahkan beberapa perbedaan sales dan marketing dalam konteks yang lain.

1. Tugas utama

Perbedaan sales dan marketing yang pertama kali terletak jelas di tugas utamanya. Seperti yang telah kami sebutkan di atas, seorang sales bertugas untuk menjumpai pelanggan dan membuat mereka dapat dikonversikan dalam bentuk penjualan. 

Sedangkan seorang marketing cenderung menyiapkan strategi yang dapat membuat calon konsumen tertarik dengan produk yang akan dijualnya. Dalam hal ini, marketing bisa menyusun berbagai macam campaign iklan di sosial media maupun media konvensional.

Intinya, jika seorang sales melakukan penjualan secara langsung, maka seorang marketing adalah yang bertugas untuk menarik minat pelanggan lewat campaign yang dibuatnya.

2. Proses kerja

Berikutnya, perbedaan sales dan marketing juga dapat dilihat dari proses mereka dalam menyelesaikan pekerjaannya. Di mana seorang sales cenderung dianggap sukses dalam menjalankan tugasnya ketika berhasil memenuhi target penjualan perusahaan, maka seorang marketing dianggap berhasil ketika ia mampu membuat campaign yang menarik banyak minat orang awam.

Sales akan lebih berfokus pada penjualan secara tatap muka, terang-terangan atau hard selling. Sedangkan seorang marketing bekerja di balik layar dan fokus melakukan riset serta analisis pasar yang ditargetkan.

3. Ruang lingkup kerja dan durasinya

Seorang sales dalam menjalankan tugasnya juga cenderung memiliki durasi yang lebih singkat. Maksudnya, ketika seorang sales mendapat penolakan dari konsumen karena menurutnya barang tidak menarik atau mereka sudah memiliki produk serupa yang lain, mereka tidak perlu memberikannya penawaran lagi.

Namun berbeda dengan seorang marketing, di mana mereka memiliki durasi kerja yang lebih lama. Di mana campaign yang mereka buat harus terus menarik minat konsumen yang melihatnya agar mereka mau mencoba produk yang ditawarkan.

Pemeliharaan minat konsumen ini tentu jauh lebih sulit dibandingkan mengkonversikannya ke penjualan. Sebab, salah satu kebiasaan konsumen adalah ketika terdapat produk lain yang jauh lebih terjangkau dengan kualitas yang hampir sama, maka kebanyakan dari mereka akan beralih ke produk tersebut.

Nah, seorang marketing juga harus bisa mengantisipasi hal tersebut dengan mempertahankan minat konsumennya agar tidak beralih ke lain produk.

4. Prioritas dan target

Perbedaan sales dan marketing yang berikutnya terletak pada prioritas dan target dari pekerjaan mereka.

Divisi marketing dalam perusahaan memprioritaskan aktivitas mereka untuk menarik minat calon konsumen, mempertahankan interest-nya, membangun relasi atau hubungan yang baik dengan mereka, hingga membuatnya menjadi pelanggan setia.

Sedangkan seorang sales menargetkan aktivitasnya untuk menghasilkan penjualan lewat memenuhi kebutuhan konsumen dengan produk yang ditawarkan. Intinya, sales adalah seseorang yang mempermudah pelanggan dalam melakukan pembelian produk serta membantu mereka dalam memahami detail dari informasi produknya.

5. Strategi yang digunakan

Terakhir, perbedaan antara sales dan marketing dapat dilihat dari strategi yang akan digunakan oleh keduanya.

Divisi sales cenderung menggunakan strategi penjualan dengan menonjolkan apa saja yang merupakan kelebihan produknya. Seorang sales juga dituntut untuk memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik karena mereka akan berhadapan langsung dengan konsumen dan melakukan presentasi agar mereka tertarik dengan produknya.

Sedangkan seorang marketing lebih mengutamakan strategi dalam mempertahankan kepuasan pelanggan. Di mana mereka sangat menjaga citra baik dari produk yang dijualnya. Tujuan dari strategi yang dijalankan oleh divisi marketing ini adalah menciptakan pelanggan setia yang puas terhadap produk yang dijual ke mereka.

Kesimpulan

Nah, itulah tadi sekilas informasi perbedaan antara sales dan marketing serta masing-masing tugasnya yang perlu Anda ketahui. Kini Anda tidak perlu lagi pusing atau bingung cara membedakan tanggung jawab dan tugas antara keduanya.

Dari penjelasan singkat di atas dapat disimpulkan bahwa seorang sales adalah orang yang menjual produk langsung ke pelanggan lewat presentasi atau penawaran secara face to face. Sedangkan marketing adalah orang yang berada di balik strategi pemasaran suatu perusahaan untuk mempelajari minat serta kebutuhan pangsa pasar.

Jika sales bekerja dengan kemampuannya komunikasinya secara lisan. Marketing dituntut untuk bekerja dengan data dan melakukan analisis yang tepat agar dapat menyikapinya dengan tepat.

Nah, kira-kira profesi manakah yang sesuai dengan ketertarikan Anda untuk berkarir? Apakah menjadi sales dan bertemu banyak orang atau berada di balik layar sebagai bagian dari tim marketing?

Apapun pilihannya, kedua profesi tersebut harus saling bekerja sama dalam meningkatkan penjualan produk dan memajukan perusahaan. Sulit bagi seorang sales melakukan penjualan tanpa strategi yang matang, begitu pun sulit bagi seorang marketing mencapai target penjualan apabila hanya mengandalkan campaign yang dibuatnya.

Deretan Tugas Personal Assistant, Si Orang Kepercayaan Bos

Deretan Tugas Personal Assistant, Si Orang Kepercayaan Bos

Dalam dunia kerja terdapat berbagai macam jabatan atau posisi yang bisa dilamar. Masing-masing profesi tersebut juga ada kalanya membutuhkan keahlian khusus pada bidang-bidang tertentu.

Nah, salah satu profesi yang belakangan banyak diidam-idamkan adalah Personal Assistant atau Asisten Pribadi. Sayangnya, masih banyak orang yang sering menyalah artikan antara profesi yang satu ini dengan Sekretaris. Padahal jelas-jelas keduanya adalah dua jabatan yang berbeda dengan tanggung jawab yang berbeda pula.

Maka dari itu pada artikel kali ini, PayrollBozz akan mengajak Anda untuk membahas lebih lanjut mengenai profesi seorang Personal Assistant lengkap mulai dari tugas atau tanggung jawab yang diemban sekaligus skill yang dibutuhkan. Apa saja itu?

Mengenal Personal Assistant

Personal Assistant adalah

Sesuai namanya, Personal Assistant atau Asisten Pribadi adalah seorang yang dipercayai oleh atasannya untuk membantu menyelesaikan pekerjaan maupun urusan pribadi mereka. Dalam hal ini, Personal Assistant berbeda dengan Sekretaris dalam sebuah perusahaan. Di mana seorang Personal Assistant hanya bertanggung jawab pada satu orang saja, sedangkan Sekretaris dapat bertanggung jawab untuk orang banyak maupun tim.

Personal Assistant juga bisa dibilang sebagai tangan kanan atasan yang mempekerjakannya. Karena umumnya seorang Asisten Pribadi diberikan tanggung jawab untuk mengatur jadwal, mengurus administrasi, menyiapkan berbagai macam kebutuhan untuk pekerjaan dan masih banyak lagi lainnya.

Pada dasarnya, mereka memang ditugaskan untuk membantu atau memudahkan atasan dalam menjalankan pekerjaannya. Sehingga tak heran jika seorang Personal Assistant dituntut untuk selalu ada dan siap kapan pun mengikuti atasannya pergi kemana saja.

Seorang Personal Assistant dalam menjalankan tugasnya juga harus bekerja sama dan menjalin komunikasi dengan staf yang lain. Untuk itu, Asisten Pribadi yang baik harus memiliki kemampuan berkomunikasi yang bagus agar dapat menjalankan tugasnya dengan baik.

Apa Saja Tugas Personal Assistant Itu?

Tugas Personal Assistant

Seperti yang telah disinggung sebelumnya, seorang Personal Assistant dituntut untuk membantu atasannya menyiapkan serangkaian kebutuhan pekerjaan maupun pribadi agar atasannya tersebut dapat fokus pada tugasnya yang lebih kompleks.

Tugas seorang Personal Assistant sebenarnya cukup relatif dan beragam. Tergantung dari atasan yang mempekerjakannya. Namun secara garis besar berikut adalah beberapa cakupan tanggung jawab seorang Asisten Pribadi:

1. Menjadi orang pertama yang menerima panggilan telepon maupun email dan memberikan respon jika memang diperlukan

2. Mengatur jadwal atasan termasuk di antaranya terkait pertemuan dengan klien atau mitra bisnis

3. Menyusun jadwal perjalanan serta membantu dalam memesankan tiket transportasi dan menyiapkan akomodasi

4. Membantu dalam mengingatkan atasan terkait deadline, tugas, pertemuan dan lain-lain

5. Menyimpan seluruh arsip biaya pengeluaran yang dilakukan maupun pemasukkannya

6. Berperan sebagai orang yang mencatat hasil rapat (notula)

7. Menyiapkan segala berkas atau keperluan yang dibutuhkan oleh atasan di setiap aktivitas ataupun tugas pekerjaannya

8. Membuat perencanaan pertemuan atas nama atasan

9. Menyiapkan acara termasuk tempat atau ruang konferensi yang dibutuhkan

10. Membuat laporan pada setiap presentasi

11. Menjalin komunikasi dengan staf lain khususnya bagian administrasi untuk persiapan dana/biaya yang dibutuhkan dalam menunjang aktivitas atasan

Umumnya, Personal Assistant bekerja untuk petinggi perusahaan yang tak sempat mengatur beragam kebutuhan terkait tugas dan pekerjaannya. Seperti yang kita tahu, tugas seorang petinggi perusahaan cukup banyak dan kompleks sehingga ada kalanya mereka membutuhkan bantuan orang lain dalam mengatur serangkaian jadwal maupun kebutuhan minor lain yang memakan banyak waktu.

Skill yang Dibutuhkan untuk Menjadi Seorang Personal Assistant

Skill yang dibutuhkan personal assistant

Menjadi seorang Asisten Pribadi umumnya tidak membutuhkan latar pendidikan khusus. Namun secara garis besar, terdapat beberapa skill yang sebaiknya dimiliki oleh seorang Personal Assistant karena akan sangat membantu dalam menjalankan tugas dan menyelesaikan tanggung jawabnya. Berikut adalah beberapa di antaranya:

1. Kemampuan manajemen waktu yang baik

Salah satu tugas utama seorang Personal Assistant adalah membuat jadwal aktivitas bagi atasannya. Untuk itu, mereka dituntut dapat mengelola setiap waktu yang ada dengan baik. 

Setiap pertemuan, rapat, maupun acara tertentu harus dijadwalkan dengan baik agar tidak saling bentrok dengan satu sama lain. Kemampuan manajemen waktu ini menjadi kunci utama yang harus dikuasai oleh seorang Personal Assistant agar tidak mengecewakan atasannya maupun mitra bisnisnya yang lain.

2. Kemampuan komunikasi yang baik

Berikutnya, skill yang harus dikuasai oleh seorang Asisten Pribadi adalah kemampuan berkomunikasi. Dalam hal ini komunikasi yang dimaksud tak hanya secara verbal, namun juga secara tertulis. 

Asisten Pribadi akan sering berpergian menemani atasannya menjalankan tugas. Sehingga ia mungkin juga akan bertemu dengan banyak orang-orang besar, mitra bisnis dan lain sebagainya. Untuk itu, kemampuan komunikasi yang baik ini juga harus dijadikan modal awal jika Anda ingin menjadi seorang Personal Assistant.

Sebab bagaimana pun, first impression Personal Assistant ini nanti juga dapat berpengaruh terhadap klien maupun mitra bisnis atasannya.

3. Mampu beradaptasi dengan perangkat yang akan digunakan

Seorang Personal Assistant juga biasanya dituntut untuk dapat mengoperasikan perangkat lunak tertentu dalam menjalankan tugas atau pekerjaannya. Sehingga Anda juga harus dapat beradaptasi dengan baik dan mempelajari perangkat tersebut untuk memudahkan pekerjaan.

Ragam perangkat lunak yang akan digunakan ini tergantung dari masing-masing deskripsi pekerjaan yang diminta oleh atasan. Sehingga ada baiknya siapkan diri untuk mau belajar terhadap hal-hal baru yang belum pernah Anda coba sebelumnya.

4. Dapat menjaga rahasia perusahaan

Ketika memutuskan untuk menjadi seorang Asisten Pribadi, Anda juga akan diminta untuk menyetujui Non-Disclosure Agreement (NDA) yang merupakan sebuah perjanjian di mana Anda tidak boleh mengutip maupun memberitahukan informasi tertentu yang tidak terkait pada kontraknya.

Hal ini dikarenakan seorang Personal Assistant akan berhubungan erat dengan berbagai macam data penting dan krusial perusahaan yang tidak boleh sembarang orang mengetahuinya. Maka dari itu, Anda dituntut untuk dapat berlaku bijaksana pada saat menjalankan tugas maupun ketika beraktivitas biasa dalam menjalankan keseharian.

Tidak semua informasi bisa Anda ceritakan pada rekan kerja, teman nongkrong maupun pasangan atau keluarga karena bisa saja materi tersebut bersifat sensitif dan berbahaya jika sampai bocor ke khalayak umum.

Karena seperti yang telah kami sebutkan sebelumnya, seorang Personal Assistant juga berarti tangan kanan atau orang kepercayaan si atasan. Sehingga jangan sampai kecerobohan Anda menjadi bumerang yang bisa mengakhiri perjalanan karir Anda di masa mendatang.

5. Menjalankan pekerjaan dengan teliti

Skill yang berikutnya dan harus dimiliki oleh Asisten Pribadi adalah tingkat ketelitian. Ketelitian ini akan berguna pada situasi tertentu seperti ketika membuat jadwal pertemuan agar tidak saling bentrok, memastikan pekerjaan yang dilakukan sudah sesuai dan masih banyak lagi lainnya.

Sebab jika seorang Personal Assistant ceroboh atau tidak teliti, maka akan sangat berpengaruh terhadap hasil kerjanya.

Nah, itulah tadi artikel mengenai deretan tugas seorang Personal Assistant yang juga sering dikenal dengan orang kepercayaan bos. Jadi, apakah Anda siap untuk memulai karir sebagai seorang Asisten Pribadi? Yuk, mulai asah kemampuan Anda dari sekarang!

Pahami Perbedaan CEO dan Direktur dalam Perusahaan

Pahami Perbedaan CEO dan Direktur dalam Perusahaan

Dalam perusahaan, istilah CEO dan Direktur merupakan posisi tinggi yang disegani. Kedua istilah ini juga seringkali disalah artikan oleh sebagian orang. Banyak yang berpikir bahwa CEO dan Direktur merupakan dua jabatan dengan tugas dan tanggung jawab yang sama. Padahal kenyataannya, kedua istilah ini memiliki perbedaan yang cukup signifikan, lho.

Nah, pada artikel kali ini, PayrollBozz akan memberikan Anda informasi terkait perbedaan antara posisi CEO dan Direktur dalam sebuah perusahaan. Kira-kira apa saja ya bedanya? Yuk, simak lebih lanjut pada artikel di bawah ini.

Definisi CEO dan Direktur

Sebelum masuk ke pembahasan utama terkait perbedaan antara CEO dan Direktur, ada baiknya untuk mengenali kedua jabatan ini terlebih dahulu.

CEO atau Chief Executive Officer merupakan salah satu posisi tinggi dalam perusahaan yang memiliki peran penting dalam operasionalnya. Seorang CEO memiliki tanggung jawab besar dalam menjalankan perusahaan serta dalam pengambilan keputusan. Karena perannya tersebut, seorang CEO bisa juga disebut dengan Direktur Utama.

Dalam hal ini, CEO tak melulu seorang yang memiliki perusahaan tersebut. Mereka hanya diberikan tugas untuk menjalankan operasionalnya dan mengambil keputusan yang baik agar dapat mengembangkan perusahaan di masa mendatang. Selain itu, CEO juga bertanggung jawab dalam memimpin seluruh orang yang ada di bawah naungan perusahaannya.

Sedangkan Direktur merupakan sebuah jabatan eksekutif dalam perusahaan yang berada di bawah naungan seorang Direktur Utama. Jabatan Direktur ini bersifat struktural artinya dalam sebuah perusahaan biasanya tak hanya memiliki satu Direktur, namun terdiri dari beberapa.

Sebagai contoh Chief Operating Officer (COO) juga bisa disebut dengan Direktur Operasional dan Chief Financial Officer (CFO) juga bisa disebut dengan Direktur Finansial.

Nah, Direktur Operasional, Direktur Finansial maupun Direktur yang lain akan bertanggung jawab pada Direktur Utama. Di mana mereka harus memberikan laporan secara berkala terkait operasional maupun keuangan perusahaan. 

Sederhananya, Direktur merupakan istilah yang general karena mencakup berbagai macam posisi eksekutif dalam perusahaan.

Jadi, seorang CEO sudah pasti seorang Direktur, namun seorang Direktur belum tentu seorang CEO.

Tanggung Jawab CEO dan Direktur

Direktur Perusahaan

Seperti yang telah disebutkan di awal, tanggung jawab seorang CEO adalah memimpin, memajukan, dan mengontrol jalannya perusahaan. Mereka juga dituntut harus dapat membuat keputusan yang rasional dan dapat dipertanggung jawabkan.

CEO yang baik harus dapat melihat sesuatu lebih jauh daripada orang lain alias mereka dituntut untuk menjadi visioner. Karena setiap keputusan atau inovasi yang dilakukan oleh seorang CEO akan sangat berdampak pada kemajuan dan perkembangan perusahaan.

Selain itu, tugas CEO yang lain adalah berperan sebagai komunikator baik untuk internal perusahaan (antar karyawan dengan jajaran direksi dalam perusahaan) maupun eksternal (antar mitra bisnis perusahaan), sebagai eksekutor yang menjalankan sebuah ide atau gagasan, serta mengelola dan mengontrol jalannya operasional.

Sedangkan jajaran Direktur memiliki perannya masing-masing sesuai dengan divisinya. Direktur Finansial atau Keuangan misalnya, mereka bertanggung jawab untuk membuat laporan dan mengelola arus kas keuangan perusahaan. Di samping itu, Direktur Keuangan ini juga harus dapat membuat analisis keuangan yang bisa dipertanggung jawabkan.

Nah, pada Direktur Operasional, sesuai namanya ia bertanggung jawab penuh terhadap seluruh kegiatan operasional dalam perusahaan. Hal ini mencakup perencanaan dari awal hingga pelaksanaannya.

Jadi masing-masing Direktur memiliki tugas dan tanggung jawabnya sesuai dengan spesifikasi yang mereka cakup.

Pada intinya, Direktur Keuangan, Direktur Operasional dan Direktur pada divisi yang lain harus melaporkan setiap aktivitas dalam perusahaan pada CEO SlotoGate atau Direktur Utama untuk kemudian dipertimbangkan dan diambil keputusannya.

Macam-macam Direktur dalam Perusahaan

Perbedaan CEO dan Direktur di Perusahaan

Untuk memudahkan Anda dalam mengetahui apa saja Direktur yang biasanya terdapat dalam perusahaan, berikut PayrollBozz akan memberikan beberapa contohnya yang paling sering ditemui.

1. Chief Executive Officer (CEO) – Direktur Utama

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya CEO adalah pimpinan atau Direktur Utama dalam perusahaan. Tugasnya memimpin, menciptakan inovasi, membuat keputusan, dan memajukan perusahaan yang dipimpinnya.

Seorang CEO wajib memiliki kemampuan kepemimpinan yang baik, sebab bagaimana pun perusahaan dan seluruh jajaran karyawan yang ada di bawahnya sangat bergantung pada dirinya.

2. Chief Operating Officer (COO) – Direktur Operasional

Berikutnya ada COO atau Chief Operating Officer yang merupakan Direktur Operasional dalam perusahaan. Sesuai namanya, orang yang menduduki posisi ini bertanggung jawab penuh terhadap aktivitas operasional, mulai dari perencanaan hingga pelaksanaannya.

Dalam praktiknya, COO juga seringkali disebut juga dengan Executive Vice President atau wakil dari CEO.

Mereka juga memegang peranan yang cukup krusial dalam inovasi produk, melakukan riset hingga pemasaran (marketing).

3. Chief Financial Officer (CFO) – Direktur Keuangan

Selanjutnya ada CFO atau Chief Financial Officer yang mungkin jarang terdengar di telinga sebagian orang. Sebab tak seperti CEO dan COO yang aktif tampil di depan mitra bisnis maupun publik, seorang CFO cenderung melakukan pekerjaannya di balik meja.

Sesuai namanya, Direktur Keuangan atau Chief Financial Officer ini bertugas untuk mengatur arus kas keuangan perusahaan dan bertanggung jawab terhadap seluruh instrumen keuangan. Mulai dari perencanaan, pencatatan, pembuatan laporan, administrasi hingga melakukan analisis keuangan perusahaan.

Secara sederhana, fungsi seorang CFO mirip seperti peran bendahara dalam suatu organisasi. Namun tentu saja jabatan yang satu ini memiliki tugas yang jauh lebih kompleks. Mereka menjadi salah satu orang yang memiliki kuasa untuk memberikan saran dan membantu memberikan keputusan bagi CEO di bidang keuangan perusahaannya.

4. Chief Marketing Officer (CMO) – Direktur Pemasaran

Terakhir ada CMO atau Chief Marketing Officer yang bertanggung jawab atas segala operasional perusahaan khususnya yang terkait dengan pemasaran.

Tanggung jawab utama seorang Direktur Pemasaran ini adalah mulai dari menentukan budget untuk aktivitas marketing, menyesuaikan strategi yang akan digunakan, menentukan tujuan pemasaran, melakukan analisis terhadap pangsa pasar hingga mengikuti perkembangan zaman terkait teknik marketing yang potensial.

Seorang CMO haruslah memiliki karakteristik yang mudah beradaptasi dengan perubahan. Terlebih di era digital seperti saat ini, perkembangan zaman yang semakin maju membuat banyak perubahan terjadi dengan lebih cepat. Algoritma sosial media hingga karakteristik pelanggan di dunia maya menjadi salah satu hal yang harus terus dipelajari agar dapat menciptakan strategi pemasaran yang potensial dan menguntungkan bagi perusahaan.

Penutup

Nah, itulah tadi perbedaan antara CEO dan Direktur dalam perusahaan. Dari artikel di atas dapat disimpulkan bahwa seorang CEO sudah pasti Direktur, namun seorang Direktur belum tentu CEO.

Bagaimana pun, keduanya merupakan posisi eksekutif dalam perusahaan yang wajib ada karena sangat berperan penting dalam operasional perusahaan. Di perusahaan besar, keberadaan CEO dan Direktur lain (CMO, COO, CFO) mungkin dapat ditemukan dengan lengkap. Namun dalam perusahaan yang masih berskala kecil, seorang CEO biasanya dapat merangkap beberapa tanggung jawab sekaligus.

Mengenal CFO: Apa Saja Tugas dan Skill yang Dibutuhkan?

Mengenal CFO: Apa Saja Tugas dan Skill yang Dibutuhkan?

Dalam sebuah perusahaan biasanya terdapat struktur organisasi yang terbagi berdasarkan masing-masing tugas dan tanggung jawabnya. Salah satu bagian dari struktur organisasi tersebut ialah Chief Financial Officer atau yang lebih sering dikenal dengan sebutan CFO.

Bagi Anda yang sudah lama terjun dalam dunia karir, pasti sudah tidak asing lagi dengan istilah yang satu ini. Namun bagi para fresh graduate atau yang baru bekerja dalam perusahaan berskala besar, istilah CFO mungkin agak asing dan terkesan membingungkan. Beberapa orang bahkan sering menganggap CFO sama dengan CEO (Chief Executive Officer) maupun COO (Chief Operating Officer).

Padahal jelas-jelas, ketiga jabatan tersebut berbeda tanggung jawab dan tugasnya dalam perusahaan. Nah, untuk memudahkan Anda dalam memahami istilah CFO, pada artikel kali ini PayrollBozz akan mengajak Anda untuk membahasnya lebih lanjut. Penasaran, kan? Simak lengkap artikelnya berikut ini, ya.

Apa Itu CFO?

CFO atau Chief Financial Officer adalah salah satu jabatan eksekutif dalam perusahaan yang sesuai dengan namanya, posisi ini bertanggung jawab penuh terhadap kondisi keuangan di dalam perusahaan. Mereka bertugas untuk mengelola, mengatur, merencanakan hingga melakukan analisis terhadap keuangan perusahaan agar terhindar dari operasional yang merugikan.

Sederhananya, CFO bisa disamakan dengan bendahara dalam suatu organisasi. Di mana mereka bertugas untuk mengelola arus kas dengan baik dan menggunakannya seoptimal mungkin agar dapat memberikan keuntungan yang maksimal bagi perusahaan.

Selain bertugas untuk mengelola dan melakukan analisa terhadap kondisi keuangan perusahaan, CFO juga bertanggung jawab terhadap membuat laporan keuangan dalam periode waktu tertentu. Dengan demikian semua hal yang berkaitan dengan kondisi finansial atau keuangan suatu perusahaan akan sangat erat kaitannya dengan peran seorang CFO.

Tanggung Jawab CFO (Chief Financial Officer)

Untuk memudahkan Anda dalam memahami tugas dan tanggung jawab dari seorang CFO, berikut kami juga akan menjabarkannya secara detail. 

1. Mengelola arus kas perusahaan

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, salah satu tanggung jawab seorang CFO adalah untuk mengelola keuangan perusahaan tersebut. Dalam hal ini mereka harus mampu membuat laporan terkait investasi perusahaan maupun budget management yang sangat erat kaitannya dengan operasional. Nah, laporan tersebut nantinya akan dilaporkan pada CEO (Chief Executive Officer) untuk ditinjau lebih lanjut.

Berbeda dengan tugas dari seorang staff accounting, laporan yang dibuat oleh CFO ini biasanya jauh lebih kompleks karena mencakup struktur modal hingga rangkaian cara perusahaan dalam mengelola hutang, ekuitas, investasi dan lain sebagainya.

2. Menyusun historical financial dalam perusahaan

Historical financial merupakan sebuah laporan keuangan dalam perusahaan yang berisi serangkaian kejadian atau peristiwa yang telah lewat. Artinya, dalam laporan ini harus mencakup seluruh aktivitas keuangan dalam perusahaan dalam satu periode waktu tersebut.

Tujuan dari menyusun laporan historical financial ini adalah untuk memberikan informasi terkait posisi keuangan perusahaan, kinerja hingga seluruh perubahan yang terjadi dalam kondisi keuangan tersebut. Selain itu, laporan ini juga bisa digunakan sebagai salah satu landasan dalam mengambil keputusan.

Laporan keuangan historis tersebut harus disusun dengan teliti dan dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Sebab langkah perusahaan ke depannya dapat dipengaruhi oleh hasil dari laporan ini.

3. Melakukan analisis

Seorang CFO juga bertanggung jawab dalam melakukan analisis, terutama yang berkaitan dengan kondisi finansial perusahaan. Mereka harus mampu mencari gambaran mengenai strategi atau rencana ekonomi yang dapat menguntungkan bagi perusahaan ke depannya.

Salah satu contoh paling sederhana terkait tanggung jawab analisis ini adalah posisi CFO dalam sebuah perusahaan produsen mobil. Di mana ia juga harus bisa melakukan analisa terhadap model atau desain mobil seperti apa yang sekiranya akan laris di pasaran nantinya.

Maka dari itu dapat disimpulkan bahwa jabatan CFO dalam suatu perusahaan bukanlah tanggung jawab yang mudah. Sebab salah satu faktor besar kemajuan perusahaan sangat dipengaruhi dengan kondisi arus kasnya. Apabila kondisi keuangan perusahaan tidak sehat, maka akan sangat rawan terjadi kerugian bahkan hingga gulung tikar.

4. Menjalin komunikasi dengan mitra bisnis

Berikutnya, tanggung jawab seorang CFO yang tak kalah merepotkan adalah mereka dituntut untuk dapat berkomunikasi dengan baik, terutama dengan para mitra bisnisnya. Terlebih jika itu berkaitan dengan utang piutang maupun investasi dalam perusahaan.

Tujuan dari menjalin komunikasi ini agar operasional perusahaan tetap dapat berjalan dengan baik dan tidak terhambat karena permasalahan dengan mitra bisnisnya. Sebab seringkali komunikasi yang kurang baik menjadi penghambat finansial sebuah perusahaan.

Skill yang Dibutuhkan Seorang CFO

Setelah memahami tugas dan tanggung jawab seorang Chief Financial Officer (CFO) di atas, berikutnya Anda juga harus tahu apa saja skill atau kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang CFO. Berikut adalah beberapa di antaranya:

1. Kemampuan berkomunikasi yang baik

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, seorang CFO tak hanya berkutat dengan laporan keuangan perusahaan saja, namun juga harus menjalin relasi baik dengan seluruh mitra bisnis perusahaan. Komunikasi yang terjalin dengan baik ini sangat diharapkan dapat memicu timbulnya kerja sama yang dapat memaksimalkan potensi kemajuan perusahaan ke depannya.

2. Tingkat problem solving yang tinggi

Menurut Emirsyah Satar, seorang yang pernah menjabat sebagai Direktur Utama PT. Garuda Indonesia dan pernah menjadi CFO perusahaan tersebut pada tahun 1998 mengatakan bahwa CFO harus memiliki banyak skenario dalam menjalankan tugas-tugasnya.

Salah satu contohnya adalah dengan membuat stress test seperti untuk fluktuasi nilai tukar rupiah serta dampaknya pada seluruh biaya operasional dan profit yang bisa diperoleh perusahaan. Menurutnya, hal tersebut dapat membantu seorang CFO dalam mengatur arus kas keuangan perusahaan dengan baik.

3. Kemampuan dalam bidang keuangan dan akuntansi

Karena CFO berkaitan erat dengan kondisi keuangan perusahaan, maka jelas kemampuan yang satu ini mutlak harus dikuasai. Selain itu, akan menjadi nilai tambah apabila seorang CFO dapat menguasai keuangan korporasi, sebab hal tersebut akan sangat membantu dalam mendukung perkembangan bisnis di masa mendatang.

4. Leadership yang baik

Seperti yang telah disinggung di awal, CFO merupakan salah satu jabatan eksekutif pimpinan dalam perusahaan. Sehingga mereka yang berprofesi atau menjabat posisi ini juga harus memiliki leadership atau kemampuan memimpin yang baik agar seluruh tugas dan tanggung jawabnya dapat berjalan dengan lancar.

Demikianlah penjelasan singkat dari PayrollBozz mengenai definisi dari Chief Financial Officer (CFO) sekaligus tugas, tanggung jawab serta skill yang dibutuhkan untuk menjadi seorang CFO.

Bagi Anda yang tertarik atau bercita-cita menempati posisi tersebut dalam suatu perusahaan, mulailah untuk menekuni bidang yang berhubungan dengan tanggung jawab CFO di masa mendatang. Selain itu, asah juga kemampuan atau soft skill Anda yang lain agar dapat menjadi nilai plus ketika suatu hari nanti Anda ingin melamar atau naik jabatan di posisi CFO dalam suatu perusahaan.

THR Bermasalah? Begini Cara Melaporkan Pengaduan Ke Posko THR Kemenaker

THR Bermasalah? Begini Cara Melaporkan Pengaduan Ke Posko THR Kemenaker

Berdasarkan data Kementerian Ketenagakerjaan ada 194 laporan yang sudah masuk terkait pemberian tunjangan hari raya keagamaan atau THR. Dikutip dari bisnis.com. Dalam kurun waktu 20 sampai dengan 23 april 194 laporan yang masuk terbagi menjadi 2, yakni 119 untuk konsultasi THR dan 75 untuk pengaduan THR.

Menaker Ida Fauziyah menyebut bahwasanya posko THR keagamaan tahun 2021 tidak hanya dibentuk di pusat, melainkan juga di daerah-daerah, baik tingkat provinsi, kota dan kabupaten. Ujarnya adanya posko ini di setiap daerah dimaksudkan agar koordinasi menjadi lebih efektif. 

Dalam pelaksanaannya posko pengaduan THR ini melibatkan tim pemantauan yang berasal dari Serikat Pekerja/Serikat Buruh dan terdapat juga Organisasi Pengusaha yang masuk kedalam keanggotaan Dewan Pengupahan Nasional. 

Tim pemantauan ini bertugas untuk melakukan pengawasan dan pemantauan dari jalannya posko pengaduan THR, tidak hanya itu tim juga memberikan masukan-masukan kepada tim posko. 

Cara Lapor ke posko pengaduan THR

“Kemudian bagaimana cara lapor ke posko pengaduan THR?” Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah sendiri mengatakan ada dua cara yang dapat dilakukan oleh pelapor yang dalam hal ini adalah pekerja/buruh. 

Yaitu pertama dengan datang ke posko langsung, yang tentunya wajib menerapkan protokol kesehatan Covid 19 di kota/kabupaten nya masing-masing. Setelah menemui petugas yang ada disana, dan menceritakan terkait permasalahan atau pengaduan terkait THR 2021. 

Cara yang kedua yaitu bisa melalui online, pekerja/buruh yang ingin melakukan pelaporan dapat mengunjungi website bantuan.kemnaker.go.id dan juga call center bantuan pengaduan THR 2021 di nomor 1500630. “Yang pasti, setiap laporan yang masuk langsung kami tindaklanjuti.” Kata Menaker dikutip dari bisnis.com

Baca juga : Cara Hitung Prorata Untuk THR (tunjangan hari raya) 2021

Kontak Posko Pengaduan THR di berbagai daerah 

Posko Pengaduan THR 2021 di Provinsi DKI Jakarta

Bagi Anda warga DKI Jakarta yang ingin mengadukan atau berkonsultasi perihal THR keagamaan bisa melalui akun instagram @disnakertrans_dki_jakarta, serta bisa juga menghubungi nomor-nomor dibawah ini : 

  • WhatsApp: 0821-2537-1139 dan 0813-1068-7264
  • Telepon : (021) 3811356 dan (021) 34832116 

Jam pelayanan Senin sampai Jumat pukul 08.00 sampai 15.00 WIB.

Posko Pengaduan THR 2021 di Provinsi Lampung

Bagi Anda yang berada di lampung yang  ingin mengadukan atau berkonsultasi perihal THR keagamaan bisa melalui akun instagram @disnakerlampung, serta bisa juga menghubungi nomor-nomor dibawah ini : 

  • WhatsApp: 08117245501 dan 081369035421.
  • Telepon : 08117245501 dan 081369035421. 

Alamat Dinas Tenaga Kerja Provinsi Lampung : Jl Gatot Subroto No 28 Pahoman Bandar lampung.

Baca juga : Apa itu gaji 13 dan 14, untuk siapa dan kapan cairnya? Berikut adalah ulasannya!

Posko Pengaduan THR 2021 di Provinsi Kalteng

Bagi Anda yang berada di kalimantan tengah yang  ingin mengadukan atau berkonsultasi perihal THR keagamaan bisa melalui akun instagram @disnakertranskalteng serta bisa juga menghubungi kontak-kontak dibawah ini : 

  • WhatsApp: 0822-5424-4442 dan 0811-5225-999.
  • Email: disnakertrans@kalteng.go.id dan hi.provkalteng@gmail.com
  • Facebook : disnakertransprovkalteng1
  • Website : disnakertrans.kalteng.go.id

Kantor: Jalan Yos Sudarso No. 02 Palangka Raya

Posko Pengaduan THR 2021 di Provinsi Bengkulu

Bagi Anda yang pekerja/buruh di bengkulu yang  ingin mengadukan atau berkonsultasi perihal THR keagamaan bisa melalui akun instagram @disnakertransbkl serta bisa juga menghubungi kontak-kontak dibawah ini : 

  • Kasi LHI dan Norma Kerja 0821-7562-0733 (Patmiyati)
  • Mediator Hubungan Industrial  0852-6875-2626 (Tanty Marini) 
  • Pengawas Ketenagakerjaan 0821-8343-7877 (Juita Permata Wati)

Posko Pengaduan THR 2021 di Provinsi Yogyakarta

Bagi Anda yang pekerja/buruh di daerah istimewa yogyakarta yang  ingin mengadukan atau berkonsultasi perihal THR keagamaan bisa melalui akun instagram @disnakertrans.diy serta bisa juga menghubungi melalui link berikut http://nakertrans.jogjaprov.go.id/thr.

Posko Pengaduan THR 2021 di Sumatera Selatan

Bagi Anda yang berada di Sumatera Selatan yang  ingin mengadukan atau berkonsultasi perihal THR keagamaan bisa melalui akun instagram @disnakertrans_sumsel serta bisa juga menghubungi kontak-kontak dibawah ini : 

  • 0811-7895-533 dan 0819-3334-9449

Alamat Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Sumatera Selatan : Jl Jenderal A. Yani Nomor 264, 14 Ulu, Plaju, Palembang.

Posko Pengaduan THR 2021 di Jawa Tengah

Bagi Anda yang berada di Provinsi Jawa Tengah yang  melaporkan perihal THR keagamaan bisa melalui akun instagram @nakertrans.provjateng serta bisa juga menghubungi kontak-kontak dibawah ini : 

Perbedaan Branding dan Marketing Menurut Pakar

Perbedaan Branding dan Marketing Menurut Pakar

Banyak orang yang berpendapat bahwa branding dan marketing adalah dua hal yang sama, namun faktanya branding dan marketing memiliki tujuan dan cara kerja yang berbeda. 

Ada perbedaan antara branding dan marketing, yang dikemukakan oleh pakar branding, yakni Subiakto Priosoedarsono di kanal YouTube Helmy Yahya Bicara.

Mudahnya branding bertujuan untuk menempelkan nama, brand, produk atau bentuk ke dalam pikiran orang-orang, sedangkan marketing adalah upaya berkomunikasi, memasarkan, atau menjelaskan sebuah produk kepada pasar. 

Walau tujuan utama keduanya adalah selling atau penjualan, branding dan marketing dikelola dengan cara yang berbeda, dari segi desain dan penyampaiannya.

Menurut Subiakto Priosoedarsono atau yang akrab disapa “Pak Bi” ini ada 4 tahapan yang harus dilakukan untuk branding yakni, stimulasi, persepsi, ekspektasi, reaksi, dan aksi. Masing-masing tahapan harus dilakukan secara konsisten, agar pesan atau citra dapat tersampaikan dengan baik. 

Dalam live di Helmy Yahya Bicara juga Pak Bi menambahkan ada perbedaan sudut pandang antara orang marketing dan branding dalam melihat pasar.

Orang marketing melihat pasar/market  sebagai jumlah orang yang berpotensi menjadi buyer atau konsumen, sedangkan orang branding melihat pasar sebagai kumpulan persepsi yang harus dipengaruhi. 

Baca juga : Komunikasi Bisnis: Definisi, Tujuan dan Ragam Tekniknya

Baik branding ataupun marketing keduanya adalah dua hal yang sangat penting, lebih lanjut Anda bisa melihat penjelasan atau definisi branding dan marketing dari pakar lainnya. 

Definisi Marketing Menurut Para Pakar

– Caroline Forsey –

Marketing adalah proses untuk membuat masyarakat tertarik pada produk atau jasa dari sebuah perusahaan. Untuk bisa melakukannya, diperlukan riset pasar, analisis, dan pencarian konsumen yang ideal. 

– Tung Desem Waringin –

Marketing adalah mengkomunikasikan suatu nilai tambah/perceive value yang lebih tinggi.

– Jay Abraham –

Marketing berhasil dan sukses ketika produk yang kamu miliki sudah tampak baik untuk pelanggan-pelanggan kamu

– Philip Kotler –

Marketing adalah sebuah kegiatan sosial dan pekerjaan sekelompok orang untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan, dengan membuat produk dan menukarnya dengan nominal uang kepada pihak lain. 

– Hermawan Kertajaya –

Marketing merupakan konsep strategi bisnis yang melekat dalam mindset.

Definisi Branding Menurut Para Pakar

– Lamb –

Brand adalah sebuah nama, istilah, simbol, bentuk atau gabungan dari keempat hal tersebut yang kemudian menjadi ciri khas atau perbedaan dari kompetitor. 

– Kotler –

Branding adalah kegiatan pemberian nama, tanda, simbol, istilah, rancangan, atau kombinasi dari semua itu, dengan tujuan mengidentifikasikan produk, jasa, atau kelompok penjual serta membedakannya dari produk pesaing lainnya

Baca juga : Mengenal Istilah Mind Mapping dan Cara Membuatnya

– Landa –

Branding tidak hanya sekedar nama merk atau nama dagang dari sebuah produk , jasa, atau perusahaan. Namun segala hal yang berkaitan dengan hal lainnya tentang produk yang tak tampak seperti, logo, ciri visual, reputasi, kredibilitas, citra, kesan, karakter, dan persepsi yang ada di dalam pikiran konsumen tentang brand, perusahaan, merk dagang dan lainnya. 

– Marty Neumeier –

Branding adalah upaya atau program yang dirancang untuk meningkatkan value produk dan menghindari komoditisasi dengan membangun brand atau merk yang berbeda.