3 Cara paling efisien merekrut karyawan untuk usaha kecil

3 Cara paling efisien merekrut karyawan untuk usaha kecil

Merekrut dan mempekerjakan orang yang tepat, sangat penting untuk keberhasilan bisnis Anda. Itulah sebabnya, pelaku usaha harus memiliki prosedur perekrutan yang jelas saat mencari karyawan baru. Semakin banyak orang yang melamar pekerjaan, semakin tinggi peluang Anda menemukan kandidat yang terbaik.

Namun, berbeda dengan bisnis besar yang memiliki perekrut professional untuk mencari karyawan yang tepat, pemilik usaha kecil biasanya melakukan perekrutan sendiri. Lalu, bagaimana Anda harus menyebarkan jaring yang luas untuk mencari calon karyawan potensial?

Berikut adalah 3 cara merekrut karyawan yang efisien, hemat biaya, dan mudah diterapkan:

  1. Manfaatkan Media sosial

Tak bisa dipungkiri, media sosial seperti Instagram memiliki peran besar untuk membuat sebuah bisnis dikenal secara luas. Bukan sekadar media untuk mempromosikan produk bisnis Anda, media sosial juga bisa menciptakan komunitas followers yang loyal terhadap brand Anda. Ini dapat menjadi kesempatan untuk menyebarkan informasi lowongan kerja yang ada di perusahaan kecil Anda.

Cara ini terbilang efektif, karena ketika orang menyukai dan telah memercayai sebuah brand, mereka cenderung ingin tahu cara kerja di ‘dapur’ perusahaan, bahkan ingin menjadi bagian dari brand Anda.

    1. Memantau LinkedIn

    Jika Anda ingin menemukan kandidat dari jalur yang lebih professional, Anda bisa memanfaatkan LinkedIn untuk menyebarkan informasi lowongan kerja. Di LinkedIn, orang akan membuat profil professional yang menjelaskan pengalaman kerja, keahlian, hingga minat mereka.Dengan melihat profil mereka, Anda bisa memilih mana yang sekiranya paling cocok dengan kualifikasi bisnis Anda dan menawarkan peluang untuk bergabung.

    1. Referensi Karyawan

    Melansir Hireology, sebuah penelitian terbaru menyebutkan, sumber perekrutan nomor satu adalah referensi karyawan. Karyawan perusahaan Anda saat ini bisa jadi adalah sumber pelamar potensial yang siap untuk direkrut. Biasanya, karyawan mengetahui informasi siapa saja teman atau koleganya yang sedang mencari peluang karier baru.

    Karena itu, beri tahu karyawan saat Anda membuka lowongan kerja baru untuk usaha Anda. Namun demikian, jelaskan juga bahwa Anda akan melakukan proses rekrutmen secara adil, sehingga diterima atau tidaknya pelamar dari referensi karyawan tersebut, tergantung pada kualitas pelamar.

    Itulah tiga cara merekrut untuk mendapatkan kandidat karyawan terbaik, selamat mencoba!

    5 Instrumen Investasi Jangka Panjang Terbaik Untuk Mencapai Kebebasan Keuangan

    5 Instrumen Investasi Jangka Panjang Terbaik Untuk Mencapai Kebebasan Keuangan

    Investasi jangka panjang terbaik – Mencapai posisi kebebasan keuangan bisa dibilang secara tidak sadar adalah mimpi dari semua orang. Kebebasan keuangan adalah ketika Anda tidak perlu lagi bekerja untuk uang, namun segala kebutuhan dan keinginan bisa terpenuhi karena justru uang yang Anda investasikanlah yang bekerja keras. 

    Menurut Robert T Kiyosaki penulis buku best seller “Rich Dad Poor Dad”, dalam bukunya yang lain yakni “Quadrant Cashflow” ia mengatakan financial freedom hanya mungkin bisa diraih jika Anda berada di kuadran “B” (Big business owner) dan “I” (Investor). 

    Dan sangat sulit tercapai jika Anda di kuadran “E” (employee) dan S (self employee / small business owner) karena Anda masih harus berusaha atau kerja keras untuk memenuhi kebutuhan. Oleh karenanya kecerdasan keuangan dibutuhkan bagi orang yang ingin meraih cita-citanya untuk bebas secara finansial. 

    Berinvestasi menjadi jalan terbaik untuk meraih masa depan yang lebih baik, tidak kekurangan untuk kebutuhan hidup, dan tidak kehabisan uang untuk menikmati manisnya kehidupan. Oleh karenanya pada artikel kali ini akan membahas 5 instrumen investasi jangka panjang terbaik. Berikut adalah ulasannya. 

    Baca juga : Apa Itu Strategi Brand Authority ? Dan Pentingnya Bagi Produk Perusahaan

    5 Investasi Jangka Panjang Terbaik

    1 ) Reksa dana Saham

    Yang pertama ada Reksa dana Saham bisa dibilang ini adalah instrumen investasi jangka panjang dengan risiko rendah dan cukup aman bagi orang yang baru pertama kali ingin berinvestasi di sektor saham. 

    Perbedaan saham dengan Reksa dana adalah apabila saham dikelola oleh Anda sendiri, dan bebas menjual dan membeli saham dengan prediksi sendiri sedangkan Reksa dana saham dana yang Anda investasikan di sebuah perusahaan dikelola oleh manajer investasi yang ahli dalam menyalurkan Dana investasi Anda. 

    Keuntungan memiliki Manajer investasi adalah Anda tidak perlu susah-susah memantau pergerakan saham, risiko rendah dan ROI (return of investment) nya juga hampir pasti setiap tahunnya. Semakin Anda sabar menunggu investasi Anda berkembang di Reksa dana maka kemungkinan mendapatkan keuntungan yang lebih besar juga semakin tinggi. 

    “Lalu bagaimana saya bisa membeli Reksa dana saham?” saat ini ada banyak sekali Bank sekuritas yang bisa Anda jadikan pilihan, dan memiliki aplikasi di smartphone yang memudahkan Anda dalam membeli Reksa dana dan juga top dana. 

    Salah satu Bank sekuritas yang bisa Anda coba dengan aplikasi yang bagus seperti Ajaib atau Bibit. Disana Anda bisa membeli banyak investasi tidak hanya Reksa dana saja, dan pendaftaran pun bisa dilakukan secara online. Mudah bukan.

    2 ) Saham 

    Saham adalah surat kepemilikan di sebuah perusahaan, dan surat ini biasa dijual per 1 lembar dan minimal membeli 1 lot atau 100 lembar. Dan seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa dengan membeli saham Anda bisa menjadi manajer investasi bagi diri sendiri dan membangun portofolio investasi.

    Keuntungan yang ditawarkan di instrumen ini juga tinggi, namun resikonya mulai dari sedang sampai tinggi, karena sangat bergantung pada pasar, kondisi keuangan, sampai geopolitik. Dan ada 3 hal penting yang perlu Anda miliki jika ingin bermain saham. 

    Memiliki kemampuan analisis fundamental

    Analisis fundamental adalah adalah kemampuan membaca laporan keuangan perusahaan dengan tepat dan membuat perencanaan untuk masa depan. Ini adalah keterampilan yang wajib dipelajari bagi setiap calon investor, karena Anda tidak bisa membeli saham tanpa didasari analisis, karena jika salah melakukan analisa maka resiko cut loss sangat besar.

    Pilih perusahaan yang memiliki laporan keuangan yang bagus, memiliki masa depan, tidak memiliki banyak hutang, memiliki laba, dan yang terpenting terus berinovasi untuk membesarkan bisnis mereka. 

    Mengenali kemapanan perusahaan

    Berinvestasilah ke perusahaan yang memiliki ketahanan yang baik, baik dari segi manajemen, keuangan, cashflow dan kemampuan bertahan dari masa-masa sulit seperti saat pandemi ini. Ini penting karena saham Anda menjadi taruhannya, karena apabila perusahaan tidak memiliki kekuatan untuk menghadapi krisis maka mereka akan mengalami kebangkrutan. 

    Bagaimana kita bisa menganalisis bahwa perusahaan ini memiliki pondasi dan kemampuan untuk keluar saat masa krisis tiba? , tentunya pertama kembali pada analisis fundamental, orientasi bisnis apakah memiliki masa depan yang baik atau tidak, lihat industrinya apakah salah satu yang dibutuhkan oleh pasar di masa depan atau tidak. 

    Baca juga : Pentingnya Work Life Balance, Dan Cara Mencapainya

    Saham blue chip

    Memiliki saham blue chip adalah hal yang penting saat Anda berinvestasi di saham, Anda bisa saja membuat porsi dalam membagi dana untuk berinvestasi perusahaan unggulan dan perusahaan yang baru go public. 

    Namun sangat direkomendasikan Anda memiliki saham blue chip atau saham unggulan yang berpengaruh besar pada nilai Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Indonesia, dengan kapitalisasi minimal 40 triliun. 

    Walau tak selamanya portofolio saham Anda harus terpaku pada saham unggulan, Anda juga perlu mencoba saham biasa dan belajar Trading untuk mendapatkan keuntungan yang cepat. Namun saham-saham unggulan harus Anda miliki sebagai fondasi portofolio saham yang kuat.

    3 ) Obligasi 

    Investasi jangka panjang terbaik selanjutnya ada Obligasi. Obligasi adalah surat utang jangka menengah dan jangka panjang yang dapat diperjual belikan. Untuk bisa membeli obligasi Anda harus melakukan penawaran terbuka.

    Ada 2 jenis obligasi yang bisa dijadikan pilihan, yakni obligasi yang diterbitkan pemerintah dan juga perusahaan. Imbal hasil yang bisa di dapatkan dari obligasi bisa mencapai 6% per tahun dan dikurangi pajak sebesar 15%.

    Untuk obligasi jangka panjang yang mencapai 10 tahun lebih direkomendasikan untuk memilih yang diterbitkan oleh pemerintah, alasannya karena pemerintah memiliki kas cadangan untuk membayarkan surat hutangnya.  

    4 ) Properti / Real estate

    Selanjutnya investasi jangka panjang terbaik adalah bisnis properti atau real estate, sudah bukan rahasia bahwa harga bangunan diatas lahan selalu mengalami kenaikan, bahkan di beberapa daerah dengan pertumbuhan ekonomi yang baik, kenaikannya sangat tinggi. Yang membuat properti atau real estate adalah investasi yang menjanjikan. 

    Sayangnya untuk berinvestasi di sektor ini Anda wajib memiliki modal atau pinjaman yang besar, dengan risiko yang tinggi karena peluangnya sangat akrobatik, bisa meroket ke atas atau terjun bebas ke bawah. 

    Bila properti tidak didapatkan dengan cara yang baik, maka akan hanya menjadi liabilitas atau pengeluaran yang harus dibayarkan. Oleh karenanya properti walau bisa dibilang investasi yang memberikan keuntungan yang besar, namun bukan pilihan utama bagi pemula karena sangat berisiko dan modalnya besar. 

    Baca juga : Apa Itu Unicorn & Decacorn ? Berikut Adalah Penjelasannya!

    5 ) P2P lending (peer to peer)

    P2P lending adalah layanan jasa keuangan untuk memberi pinjaman dari pemodal dengan penerima pinjaman yang diatur dalam perjanjian dan ketentuan meminjam, dan dana yang dipinjamkan digunakan dalam rangka menjalankan bisnis. 

    P2P lending juga menawarkan keuntungan dalam jangka pendek, dan tentunya jangka panjang. salah satu P2P yang terpercaya dan bisa Anda gunakan adalah Modal Rakyat, karena sudah dijamin dan mendapatkan izin resmi dari OJK.

    Demikian adalah 5 instrumen investasi jangka panjang terbaik yang bisa Anda coba, namun kehati-hatian dan keterampilan investasi juga perlu diperdalam. Karena walau 5 instrumen investasi diatas adalah yang terbaik, namun investasi yang paling penting adalah kecerdasan kita sendiri.

    PENTING! Pahami PPN dan PPH Pasal 22 Agar Tak Merasa Terjebak

    PENTING! Pahami PPN dan PPH Pasal 22 Agar Tak Merasa Terjebak

    Pajak adalah kontribusi wajib kepada Negara yang ditanggungkan kepada setiap individu (pribadi) atau badan usaha. Pajak sendiri diatur dalam Undang-Undang, dan jenisnya berbeda-beda mulai dari untuk pungutan pajak keuntungan, pungutan pajak penghasilan, pungutan pajak untuk perusahaan dan masih banyak lainnya. 

    Pajak sendiri digunakan untuk keperluan pembangunan Negara seperti pembangunan infrastruktur dan biaya operasional Negara. Oleh karenanya penting bagi kita, baik pribadi maupun badan usaha memahami pajak dan jenisnya, agar tidak merasa terjebak. 

    Oleh karenanya blog PayrollBozz akan membahas 2 jenis pajak masing-masing untuk semua objek (transaksi jual-beli) dan badan usaha, yakni PPN (pajak pertambahan nilai) dan PPh (pajak penghasilan) pasal 22. 

    Pengertian PPN (Pajak Pertambahan Nilai)

    Apa itu PPN ? PPN (pajak pertambahan nilai) adalah pungutan pajak yang ditanggungkan pada setiap transaksi jual-beli barang serta jasa/layanan yang dilakukan wajib pajak baik itu individu maupun badan usaha yang berstatus PKP (pengusaha kena pajak).

    PPN sendiri dibebankan kepada konsumen akhir, yang mana dari setiap pembelian dikenakan pajak/PPN, namun yang wajib memungut, menyetor dan juga melaporkan PPN adalah penjual atau pedagang. 

    Baca juga : Cara Hitung Upah Lembur Sesuai UU Cipta Kerja

    Kemudian dari PPN yang telah dibebankan kepada konsumen, Penjual/Pedagang dengan status PKP melaporkan dan menyetorkan Direktorat Jenderal Pajak. Dan sejak 1 Juli 2016, seluruh pengusaha berstatus PKP di Indonesia wajib membuat e-Faktur atau pajak elektronik untuk menghindari penerbitan faktur palsu. 

    Dan adapun objek yang dikenakan pajak pertambahan nilai adalah sebagai berikut ini : 

    Objek yang dikenakan PPN (Pajak Pertambahan Nilai)

    • JKP (Jasa Kena Pajak) dan juga Penyerahan BKP (barang kena pajak) di dalam daerah Pabean yang dilakukan oleh pengusaha
    • Impor BKP (barang kena pajak)
    • Pemanfaatan BKP (barang kena pajak) yang tidak berwujud dari luar daerah Pabean di dalam Pabean
    • Pemanfaatan JKP (Jasa Kena Pajak) dari luar Daerah Pabean di dalam Daerah Pabean
    • Ekspor BKP (barang kena pajak) tidak berwujud atau berwujud dan juga ekspor JKP (Jasa Kena Pajak) oleh Pengusaha Kena Pajak (PKP)

    Setelah mengetahui objek-objek apa saja yang dikenakan pajak pertambahan nilai atau PPN, Anda juga perlu mengetahui Tarif PPN-nya

    Tarif PPN (pajak pertambahan nilai)

    Tarif untuk PPN sendiri diatur dalam Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2009 Pasal 7, disana disebutkan ketentuan pengenaan tarif PPN, sesuai dengan kriteria objek yang dikenakan pajak. Dan berikut adalah tarif PPN sesuai UU no 42 tahun 2009 pasal 7: 

    1 ) Tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) adalah 10% (sepuluh persen).

    2 ) Tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sebesar 0% (nol persen) diterapkan atas:

    • Ekspor Barang Kena Pajak Berwujud
    • Ekspor Barang Kena Pajak Tidak Berwujud
    • Ekspor Jasa Kena Pajak

    3 ) Tarif pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berubah menjadi paling rendah 5% (lima persen) dan paling tinggi sebesar 15% (lima belas persen) sebagaimana diatur oleh Peraturan Pemerintah.

    Demikian diatas tadi adalah pengertian, objek yang terkena PPN sampai Tarif PPN sesuai dengan Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2009 Pasal 7, penting bagi PKP untuk memahami dasar Pajak Pertambahan Nilai. Serta membuat elektronik faktur yang digunakan untuk pelaporan dan penyetoran PPN. 

    Selain PPN pengusaha juga perlu memahami Pajak Penghasilan pasal 22 atau PPh 22, dan berikut adalah ulasannya. 

    Pengertian PPh pasal 22 (Pajak Penghasilan untuk badan usaha)

    PPh (pajak penghasilan) pasal 22 dibebankan kepada badan usaha tertentu, baik milik pemerintah atau swasta. PPh dikenakan kepada wajib pajak badan usaha yang melakukan aktivitas perdagangan ekspor, impor dan re-impor. 

    Merujuk pada Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 92/PMK.03/2019 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Keuangan No 253/PMK.03/2008 tentang Wajib Pajak tertentu Sebagai Pemungut Pajak Penghasilan dari Pemberi atas Penjualan Barang yang Tergolong Sangat Mewah.

    Baca juga : Perbedaan ISO dan SNI (The International Organization for Standardization & Standar Nasional Indonesia)

    Objek Yang Dikenakan PPh pasal 22

    • Impor dan ekspor barang komoditas seperti mineral bukan logam, mineral logam dan tambang batubara oleh eksportir.
    • Membayar untuk membeli barang yang dilakukan oleh bendahara pemerintah dan KPA (Kuasa Pengguna Anggaran) sebagai pemungut pajak pada Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, atau lembaga-lembaga yang lainnya.
    • Membeli barang dengan UP (uang persediaan) yang dilakukan oleh bendahara pengeluaran dan LS (pembayaran langsung) oleh KPA atau pejabat penerbit surat perintah yang ditunjuk oleh KPA. 
    • Membeli bahan baku atau barang untuk keperluan usaha yang termasuk BUMN (Badan Usaha Milik Negara)
    • Hasil produksi badan usaha yang bergelut dalam industri kertas, industri semen, industri baja, yang merupakan hulu dari bisnis atau industri otomotif, dan industri farmasi, dan kemudian dijual kepada distributor di dalam negeri.
    • Hasil produksi badan usaha yang bergelut dalam dunia/industri penjualan kendaraan bermotor dalam negeri oleh ATPM (Agen Tunggal Pemegang Merek), APM (Agen Pemegang Merek) serta importir umum kendaraan bermotor.
    • Bahan bakar minyak, pelumas dan bahan bakar gas yang dijual oleh importir atau produsen 
    • Membeli bahan-bahan dari pedagang pengumpul untuk kebutuhan industri atau juga ekspor oleh industri serta eksportir yang bergelut dalam sektor perkebunan, kehutanan, pertanian, perikanan dan peternakan.
    • Barang yang tergolong sangat mewah.

    Tarif PPh pasal 22

    1 ) Atas impor

    • Jika menggunakan API (Angka Pengenal Importir) = 2,5% x nilai impor
    • non-API = 7,5% x nilai impor,
    • yang tidak dikuasai = 7,5% x harga jual lelang.

    2 ) Pembelian atas barang yang dilakukan oleh Bendahara Pemerintah, DJPB, BUMN/BUMD = 1,5% x harga pembelian (tidak termasuk PPN dan tidak final.)

    3 ) Penjualan atas hasil produksi badan usaha yang ditetapkan berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal Pajak:

    • Industri Semen = 0.25% x DPP PPN (Tidak Final)
    • Industri Kertas = 0.1% x DPP PPN (Tidak Final)
    • Industri Otomotif = 0.45% x DPP PPN (Tidak Final)
    • Industri Baja = 0.3% x DPP PPN (Tidak Final)

    4 ) Penjualan atas hasil produksi atau penyerahan barang oleh produsen atau importir bahan bakar minyak, pelumas dna gas : 

    • Hanya pungutan PPh Pasal 22 kepada penyalur bersifat tidak final dan bersifat final jika kepada selain penyalur. 

    5 ) Pembelian atas keperluan industri atau ekspor dari pedagang pengumpul ditetapkan = 0,25 % x harga pembelian (tidak termasuk PPN)

    6 ) Atas impor kedelai, gandum, dan tepung terigu oleh importir yang menggunakan API = 0,5% x nilai impor.

    7 ) Atas penjualan

    • Pesawat udara pribadi dengan harga jual diatas Rp 20.000.000.000,-
    • Kapal pesiar dan sejenisnya dengan harga jual diatas Rp 10.000.000.000,-
    • Rumah beserta tanahnya dengan harga jual atau harga pengalihan diatas Rp 10.000.000.000,- dan juga luas bangunan yang lebih luas dari 500 m2.
    • Kondominium, apartemen, dan sejenisnya dengan harga jual atau harga pengalihan diatas Rp 10.000.000.000,- dan/atau luas bangunan yang lebih luas dari 400 m2.
    • Kendaraan bermotor roda empat pengangkutan orang kurang dari 10 orang berupa jeep, sedan, SUV (Sport Utility Vehicle), MPV (Multi Purpose Vehicle), minibus dan sejenisnya dengan harga jual diatas Rp 5.000.000.000,- (lima miliar rupiah) dan dengan kapasitas silinder lebih besar dari 3.000 cc. Sebesar 5% dari harga jual tidak termasuk PPN dan PPnBM.

    Baca juga : Kenapa Perlu Software HRIS Untuk Masa Depan Perusahaan? Ini Penjelasannya.

    Perbedaan ISO dan SNI (The International Organization for Standardization & Standar Nasional Indonesia)

    Perbedaan ISO dan SNI (The International Organization for Standardization & Standar Nasional Indonesia)

    Pembahasan Pentingnya ISO untuk perusahaan sebelumnya pernah kita bahas secara mendetail di Pentingnya Sertifikasi ISO Untuk Perusahaan/Organisasi (Macam-macam ISO) ,namun pada artikel kali ini kita akan membahas perbedaan ISO dan SNI, agar tidak terjadi pemahaman yang berat sebelah, karena memang sebelumnya belum ada pembahasan tentang SNI disini, mari kita bahas terlebih dahulu. 

    Apa Itu SNI (Standar Nasional Indonesia)

    Standar Nasional Indonesia atau SNI adalah sebuah standarisasi yang berlaku skala nasional di Indonesia, SNI sendiri dirumuskan dan di disusun oleh panitia teknis yang ditetapkan oleh BSN atau Badan Standardisasi Nasional

    Standar nasional Indonesia ini dirancang untuk melindungi konsumen dari barang, produk, atau layanan yang tidak bermutu. Dan standar ini juga untuk menerapkan standar yang sesuai bagi para produsen. 

    Selain itu SNI juga dibentuk agar produk-produk lokal bisa memenangkan persaingan dagang/bisnis di dalam negeri, dengan standarisasi yang sudah dikenal oleh masyarakat.

    Kegiatan standardisasi sendiri meliputi standar penilaian kesesuaian (conformity assessment) , yang dilakukan secara terpadu, agar produk bisa berkembang secara berkelanjutan sehingga dapat memantapkan dan meningkatkan mutu kelas nasional. 

    BSN melalui SNI juga bertanggung jawab untuk mempermudah serta memperlancar perdagangan dan melindungi kepentingan umum. Untuk melakukan pembinaan, mengenmbangkan serta mengorganisir kegiatan standariasi nasional. 

    Perbedaan SNI dan ISO

    Seperti yang sudah dibahas di artikel sebelumnya, bahwasanya ISO adalah standar internasional yang layak untuk diterapkan di perusahaan/organisasi, untuk sistem manajemen kualitas, sistem keamanan, dampak lingkungan, keselamatan kerja dan lainnya.

    Sedangkan SNI adalah standarisasi nasional yang dirancang oleh BSN untuk menjaga kualitas atau mutu suatu produk, agar konsumen mendapatkan produk yang layak guna dan pakai. Lalu apa perbedaan SNI dan ISO? 

    International Organization for Standardization (ISO) adalah sebuah organisasi internasional yang berisikan para anggota dari hampir seluruh Negara di dunia, termasuk Indonesia. Yang berfungsi sebagai tim perumusan dan penerbitan standar internasional. 

    Sudah ada banyak sekali standar yang diterbitkan oleh ISO, bahkan jumlahnya mencapai ribuan. Salah satu standar yang paling banyak digunakan adalah ISO 9001 dengan versi terbarunya yakni ISO 9001 : 2015, yang di peruntukan Sistem Manajemen Mutu (Quality Management Systems)

    Sedangkan SNI atau Standar Nasional Indonesia adalah standar Nasional yang dirumuskan dan diterbitkan oleh BSN (Badan Standardisasi Nasional) dan berlaku hanya di wilayah Indonesia. Sampai sekarang SNI juga telah banyak menerbitkan standar yang jumlahnya mencapai 6000, mulai dari Standar produk, standar kompetensi, standar pengujian, standar manajemen mutu yang juga mengadopsi ISO 9001, dan masih banyak lainnya. 

    Jadi perbedaan SNI dan ISO terletak pada perumusan dan tujuan dari dibuatnya standar, apabila SNI diperuntukan untuk standar Nasional Indonesia, yang artinya syarat dan ketentuannya harus sesuai dengan kebutuhan konsumen Indonesia.

    Sedangkan ISO dirancang dan dirumuskan oleh anggota dari hampir seluruh Negara, yang bertujuan untuk membuat paten atau standar yang berlaku di seluruh dunia, dengan pertimbangan bahwa kebijakan dan ketentuannya dapat digunakan secara global. 

    Mengapa ISO dan SNI penting bagi perusahaan ? 

    Baik ISO ataupun SNI dibutuhkan untuk kepentingan bersama, baik itu untuk bisnis dan konsumen. Jauh dari itu juga bahwa standar yang diterapkan sesuai dengan ketentuan dan syarat dapat meminimalisir risiko kecelakaan, gangguan kesehatan, dampak lingkungan, gangguan keamanan, kelayakan produk/tempat produksi dan keselamatan baik itu pekerja maupun konsumen. 

    Produk atau perusahaan dengan label ISO dan SNI memiliki sistem kerja dan standar operasional prosedur yang lebih baik, karena semua dilakukan dengan memperhatikan standar atau kelayakan. 

    Dan keuntungan bagi perusahaan atau merk dagang berlabel ISO dan SNI akan lebih dipercaya oleh pasar dibandingkan yang tidak memiliki sertifikat ini. Memiliki label ISO atau SNI artinya produk terjamin mutunya, mulai dari pembuatan sampai kualitas dan kelayakan produk. Konsumen hari ini yang juga kritis akan produk, dampak lingkungan, dan standar operasional pastinya akan lebih memilih produk dengan label standar ISO atau SNI. 

    Lalu bagaimana jika perusahaan atau produk ingin mendapatkan sertifikat ISO dan SNI ini ? perusahaan perlu mendaftarkan entitas bisnis atau merk dagangnya kepada partner atau penyedia layanan sertifikasi. Setelah mendaftar akan ada uji kelayakan dari penyedia layanan sertifikasi, setelah lulus dari uji kelayakan maka perusahaan atau produk akan mendapatkan sertifikat atau label standar SNI maupun ISO.

    Pentingnya Sertifikasi ISO Untuk Perusahaan/Organisasi (Macam-macam ISO)

    Pentingnya Sertifikasi ISO Untuk Perusahaan/Organisasi (Macam-macam ISO)

    Sertifikasi ISO merupakan standar internasional yang layak untuk diterapkan di perusahaan/organisasi, untuk sistem manajemen kualitas, sistem keamanan, dampak lingkungan, keselamatan kerja dan lainnya.

    Semua perusahaan yang memiliki citra  yang positif di mata publik memiliki kualitas standar yang baik dan seiring dengan citra yang positif membuat tingkat kepercayaan pada perusahaan tersebut meningkat, yang pastinya tingkat kepercayaan yang tinggi akan sangat baik bagi perusahaan. 

    Ada ragam macam sertifikasi ISO untuk berbagai kebutuhan, semua bisa perusahaan dapatkan apabila perusahaan telah memenuhi syarat kompetensi dan standar yang telah ditetapkan oleh badan standarisasi internasional (ISO).

    Setelah dilakukan audit maka partner atau tim dari ISO akan memberikan penilaian dan memutuskan apakah perusahaan dapat memenuhi uji kelayakan atau tidak. Bila hasil penilaian uji kelayakan mutu sesuai dengan standar yang telah ditetapkan, maka perusahaan akan mendapatkan sertifikasi ISO. 

    Macam-macam sertifikat ISO 

    ISO 9001

    ISO 9001 adalah standarisasi internasional untuk manajemen kualitas mutu, yang mengacu kepada pengelolaan atau proses, aktivitas, dan mutu produk. Sertifikat kelayakan mutu ini ditujukan untuk perlindungan konsumen, sehingga para konsumen bisa menggunakan produk yang berkualitas baik yang dikerjakan dengan proses yang benar.

    ISO 9001 juga diperuntukan untuk membakukan proses kerja memastikan semuanya bekerja secara berkelanjutan dengan metode yang sama, sehingga tidak merubah kualitas dari produknya. 

    ISO 14001

    ISO 14001 adalah standarisasi internasional untuk sistem manajemen lingkungan, dimana sebuah produksi bisa tetap menganalisis dampak lingkungan sekitar, sehingga tetap dapat menjaga ekosistem sekitar. 

    Untuk mendapatkan sertifikasi ISO 14001 organisasi yang terkait harus melalui serangkaian uji kelayakan seperti skema manajemen, audit lingkungan, struktur material, kepatuhan hukum dan pelaporan kinerja. 

    ISO 45001

    ISO 45001 adalah standarisasi internasional untuk sistem manajemen K3 (kesehatan dan keselamatan kerja), Pedoman pada standar ini sendiri mengacu pada OHSAS 18001 dan organisasi Perburuhan Internasional termasuk ILO K3 2001. 

    Dengan menerapkan ISO 45001 perusahaan bisa menerapkan sistem keselamatan kerja yang efektif, standar ini sangat direkomendasikan bagi perusahaan dengan risiko kecelakaan kerja dan penyakit yang tinggi. Contohnya konstruksi dan laboratorium. 

    ISO 22000

    Hazard Analysis Critical Control Point atau ISO 22000 adalah sistem manajemen keamanan pangan, yang dirancang untuk standarisasi sistem kontrol untuk mencegah mikroba dan senyawa bahaya lainnya dalam produksi makanan dan keseluruhan rantai makanan. 

    Seritifkasi ISO 22000 sendiri meliputi tahapan perancangan untuk pencegahan, mengoreksi penyimpangan secara sistematis, dan mendeteksi masalah.

    ISO 27001

    ISO 27001 adalah panduan untuk sistem keamanan data dan informasi milik perusahaan/organisasi yang dikembangkan oleh ISO dan IEC, standarisasi ini dikembangkan dengan tujuan menghadirkan sistem keamanan yang efektif dan efisien, serta selalu dilakukan pembaharuan.

    Di era digital seperti ini perusahaan direkomendasikan untuk menggunakan standar keamanan database yang baik, karena database adalah aset berharga yang harus dilindungi. 

    ISO 37001

    ISO 37001 adalah Sistem manajemen anti suap dan korupsi yang diterbitkan pada september tahun 2016, standar ini memberikan serangkaian panduan kepada organisasi atau perusahaan untuk melakukan pencegahan, mendeteksi, dan menangani tindakan suap dan korupsi. 

    ISO 13485

    ISO 13485 adalah Standar Internasional Sistem Manajemen Peralatan Medis yang juga berasal dari perkembangan ISO 9001. Memiliki prinsip yang sama dengan Sertifikasi ISO 9001, ISO 13485 lebih dikhususkan untuk manajemen mutu peralatan medis. ISO 13485 adalah panduan untuk industri medis tentang bagaimana membuat serta memelihara peralatan medis yang berkualitas. 

    Definisi Sistem Payroll dan Manfaatnya bagi Perusahaan

    Definisi Sistem Payroll dan Manfaatnya bagi Perusahaan

    Istilah payroll tentu sudah tidak asing lagi di telinga orang yang sudah berkarir atau bahkan memiliki usaha. Secara sederhana, istilah ini merujuk pada sebuah sistem yang digunakan oleh perusahaan untuk memudahkan pembayaran gaji karyawannya.

    Nah, bagi Anda yang masih awam atau hanya pernah mendengarkan istilah ini namun belum mengetahuinya secara detail. Pada artikel berikut, PayrollBozz akan merangkumkan informasi lengkapnya untuk Anda.

    Apa Itu Sistem Payroll?

    Software Payroll

    Sistem payroll merupakan salah satu bentuk kemajuan zaman terkait pembayaran gaji karyawan dalam sebuah perusahaan. Sistem ini memungkinkan para pelaku usaha atau staff keuangan dalam sebuah perusahaan lebih mudah dalam menghitung gaji karyawan dengan hasil yang lebih akurat. Terutama pada perusahaan yang sudah berskala besar dan memiliki banyak karyawan.

    Penggunaan sistem payroll dalam perusahaan juga memungkinkan pembayaran gaji dapat dilakukan secara tepat waktu. Sehingga tidak akan ada lagi kendala di mana masing-masing karyawan menerima gaji mereka di hari yang berbeda atau keterlambatan pembayaran.

    Sistem payroll yang saat ini beredar di pasaran juga memiliki ragam fitur yang cukup lengkap. Mulai dari perhitungan bonus, uang lembur, pajak pph 21, reimbursement dan lain sebagainya. 

    Tak heran jika penggunaan sistem payroll dalam perusahaan dianggap salah satu hal penting. Selain dapat meringankan beban staff keuangan perusahaan, software payroll ini juga menguntungkan bagi karyawan lain di mana mereka dapat melihat detail dari gaji yang diterimanya sekaligus bisa mendapatkan gaji tepat waktu sesuai kebijakan perusahaan.

    Kegunaan Sistem Payroll dalam Perusahaan

    Lebih detail mengenai kegunaan atau manfaat dari sistem payroll bagi perusahaan, berikut kami juga akan memberikan pembahasan lengkapnya untuk Anda. 

    1. Laporan gaji yang lengkap bagi karyawan

    Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, penggunaan software payroll dalam perusahaan dapat memberikan keuntungan juga bagi karyawan yang bekerja di dalamnya. Di mana semua karyawan dapat melihat laporan detail mengenai gaji yang mereka terima.

    Laporan tersebut dapat meliputi besaran gaji bersih yang diterima, potongan pajak yang dikenakan, biaya asuransi, BPJS, uang lembur dan lain-lain. Sehingga dapat dikatakan bahwa perusahaan berlaku lebih transparan dalam hal ini dan karyawan pun tak perlu menebak-nebak kemana potongan gaji mereka pergi.

    Biasanya ragam informasi tersebut dapat dilihat secara langsung melalui slip gaji yang dikirimkan oleh perusahaan.

    2. Lebih efisien dalam menghitung gaji karyawan

    Perhitungan gaji dengan cara manual tentu terbilang cukup merepotkan. Selain itu, menghitung banyak data keuangan secara manual juga berpotensi tinggi mengalami kesalahan perhitungan atau human error. Bisa saja gaji yang diterima karyawan lebih tinggi atau bahkan lebih rendah dari yang seharusnya.

    Maka dari itu, penggunaan software payroll ini dapat dijadikan solusi untuk melakukan perhitungan gaji dengan lebih mudah dan hasil yang akurat. Anda yang menggunakan sistem payroll di perusahaan tak perlu repot-repot lagi menghitung setiap nominal angka dengan manual karena sistem ini akan menghitung secara otomatis.

    Sebagai contoh ketika terdapat satu karyawan yang absen atau tidak masuk kerja dalam satu hari. Maka software payroll tersebut nantinya akan menyesuaikan besaran gaji yang akan diterima oleh karyawan tersebut. Termasuk jika terdapat karyawan yang melakukan lembur kerja, sistem payroll akan menghitungnya secara otomatis sehingga Anda tidak perlu repot memikirkannya.

    3. Pembuatan slip gaji secara otomatis

    Tak hanya masalah perhitungan gaji saja yang bisa dilakukan secara otomatis. Beberapa software payroll juga dibekali fitur pembuatan slip gaji elektronik. Di mana hal ini memungkinkan perusahaan lebih menghemat penggunaan kertas sekaligus membuat data gaji karyawan jauh lebih terjaga.

    Pengiriman slip gaji karyawan juga dapat dikirimkan melalui email maupun dicetak secara fisik. Tentunya hal ini dapat disesuaikan dengan preferensi perusahaan dalam memberikan laporan detail pembayaran gajinya ke karyawan.

    Kapan Pembayaran Gaji Menggunakan Sistem Payroll?

    Software payroll merupakan sistem pembayaran semata sehingga hal ini tidak ada kaitannya dengan kapan perusahaan ingin membayarkan gaji karyawan. Setiap perusahaan dapat menentukan kebijakan terkait pembayaran gaji mereka sendiri tanpa terkait atau dibatasi oleh software payroll yang digunakan.

    Namun umumnya, pembayaran gaji dilakukan setiap antara tanggal 23 hingga 27 tiap bulannya. Ada juga perusahaan yang melakukan pembayaran gaji tiap tanggal 1 atau tanggal 10. Hal tersebut disesuaikan kembali terkait kebijakan perusahaan masing-masing. Yang terpenting adalah perusahaan membayarkan gajinya tepat waktu sesuai dengan kesepakatan dengan karyawannya. 

    Hal yang Mempengaruhi Perubahan Gaji Karyawan

    Hal yang mempengaruhi gaji karyawan

    Setiap perusahaan memiliki kebijakannya masing-masing terkait pemberian gaji, bonus dan hal-hal lain. Maka dari itu, ada begitu banyak faktor yang dapat mempengaruhi pemberian gaji karyawan yang berubah-ubah. 

    Karyawan yang tidak mendapatkan slip gaji tentu akan bertanya-tanya atau kebingungan saat mereka mendapatkan nominal gaji berbeda tiap bulannya. Nah, di bawah ini kami berikan beberapa informasi terkait hal yang bisa mempengaruhi perubahan gaji karyawan.

    1. Absensi

    Faktor pertama yang mempengaruhi nominal gaji karyawan adalah absensi atau kehadirannya. Semakin banyak karyawan absen atau tidak masuk kerja tentu semakin besar potongan gaji yang diterimanya. Nah, informasi ini harus dicantumkan dalam slip gaji agar karyawan tersebut tidak kaget atau shock saat melihat gaji yang diterimanya.

    2. Jatah lembur

    Karyawan yang bekerja overtime atau lembur tentu juga harus mendapatkan kompensasi dari perusahaan yang meliputi upah lembur. Tentunya upah ini berbeda dengan gaji pokok sehingga karyawan yang bekerja lebih banyak akan mendapatkan gaji yang lebih besar.

    Nah, agar upah lembur yang dibayarkan sesuai dengan apa yang diinginkan, pihak perusahaan harus mengawasi setiap karyawan yang lembur benar-benar menyelesaikan pekerjaannya dan bukan untuk melakukan hal lain yang tidak termasuk job desc-nya.

    3. Bonus target

    Ketika penjualan bulanan perusahaan mencapai target, biasanya setiap perusahaan akan memberikan bonus khusus bagi karyawannya. Maka dari itu perusahaan boleh mendorong setiap karyawan agar mau memberikan effort terbaik mereka untuk perusahaan sehingga dapat menghasilkan penjualan yang maksimal dan melebihi target.

    Dengan demikian tak hanya perusahaan yang diuntungkan, namun juga setiap karyawan yang terlibat dari prosesnya.

    4. Potongan utang maupun denda

    Kesalahan yang dilakukan oleh karyawan dan merugikan perusahaan biasanya akan dikenai denda dengan nominal tertentu. Nah, perusahaan yang memberlakukan kebijakan tersebut biasanya akan memotong dendanya dari gaji karyawan.

    Selain itu, jika ada karyawan yang mengajukan pinjaman ke perusahaan, maka gaji karyawan tersebut biasanya juga akan dikenai potongan sesuai dengan kesepakatan di awal saat karyawan mengajukan pinjaman.

    Penutup

    PayrollBozz

    Demikianlah artikel mengenai definisi sistem payroll dan seluk beluk tentangnya. 

    Jadi apakah Anda tertarik untuk menggunakan sistem ini dalam perusahaan atau bisnis yang tengah Anda jalankan sekarang? Jika ya, maka PayrollBozz dapat menjadi salah satu opsi yang bisa Anda gunakan. 

    PayrollBozz adalah software HRIS online dengan fitur administrasi yang lengkap mulai dari absensi, penggajian, pajak pph21 sampai laporan lengkap. Dengan software ini, setiap kebutuhan administrasi dalam perusahaan atau bisnis Anda dapat dijalankan dengan lebih efektif dan efisien.

    Mengenal Laporan Arus Kas, Jenis-jenis dan Tujuannya

    Mengenal Laporan Arus Kas, Jenis-jenis dan Tujuannya

    Dalam operasional sebuah bisnis, laporan cash flow atau arus kas merupakan salah satu komponen penting yang harus selalu diperhatikan. Sebab komponen yang satu ini berkaitan erat dengan kondisi keuangan perusahaan atau bisnis yang dijalankan.

    Laporan arus kas ini akan membantu setiap pelaku bisnis untuk memahami serta melakukan analisa terhadap kondisi keuangan perusahaan. Dalam laporan tersebut juga dapat terlihat apakah bisnis yang dijalankan mendapatkan keuntungan atau justru malah mengalami kerugian.

    Tak heran jika kemudian laporan cash flow ini juga seringkali digunakan sebagai landasan dasar dalam pengambilan keputusan bisnis sekaligus juga dapat digunakan sebagai modal utama untuk mencari investor agar mau menyuntikkan dananya ke bisnis yang dijalankan.

    Mengingat pentingnya keberadaan laporan arus kas dalam suatu operasional bisnis, maka dari itu pada artikel kali ini PayrollBozz akan memberikan pembahasan lengkapnya untuk Anda. 

    Mengenal Laporan Arus Kas

    laporan cash flow

    Laporan arus kas adalah sebuah laporan yang dibuat khusus untuk memperlihatkan kondisi keuangan sebuah bisnis secara rinci. Dalam hal ini, laporan tersebut mencakup seluruh transaksi yang terjadi pada bisnis dalam satu periode waktu tertentu, mulai dari pembelian modal awal, investasi perusahaan, utang atau kewajiban yang ditanggung oleh bisnis, omset penjualan dan masih banyak lagi lainnya.

    Intinya, dalam laporan arus kas ini akan terdapat informasi mengenai jumlah pemasukan dan pengeluaran yang dilakukan oleh bisnis dalam satu periode tertentu. Lewat data yang tercatat dalam laporan tersebut, pelaku usaha dapat mengetahui besarnya kerugian atau keuntungan yang mereka dapatkan.

    Pada dasarnya, arus kas terdiri dari 3 jenis macam aktivitas yang meliputi operasional, investasi dan pendanaan. Tak hanya bisnis yang sudah berskala besar saja yang membutuhkan laporan ini, para pelaku bisnis kecil pun juga membutuhkannya agar dapat mempertimbangkan setiap keputusan dengan matang.

    Maka dari itu, laporan cash flow ini kerap digunakan oleh suatu perusahaan untuk mengevaluasi kinerja bisnis di masa lalu hingga menentukan langkah yang tepat di masa depan.

    Jenis-jenis Arus Kas

    Seperti yang telah kami singgungkan sebelumnya, terdapat 3 jenis arus kas dalam perusahaan yang umum kita temui. Di antaranya adalah arus kas operasional, investasi dan pendanaan. Masing-masing arus kas tersebut memiliki definisinya tersendiri, berikut kami berikan pembahasan lengkapnya untuk Anda:

    1. Arus Kas Operasional 

    Arus kas operasional atau operational cash4day flow adalah aliran kas khusus yang seluruhnya berkaitan dengan kegiatan perusahaan. Mulai dari transaksi utang piutang, pembayaran gaji karyawan, pembiayaan pajak usaha, penerimaan bunga hingga pengeluaran bisnis lain yang berkaitan dengan aktivitas perusahaan.

    Arus kas yang satu ini juga mencakup hasil dari penjualan barang atau jasa yang merupakan produk dari perusahaan tersebut. Dana yang didapat dari hasil pinjaman juga termasuk ke dalam kategori arus kas operasional ini.

    2. Arus Kas Investasi

    Selanjutnya ada arus kas investasi atau investing cash flow yang merupakan aliran kas khusus untuk hal-hal yang berkaitan dengan investasi untuk perusahaan. Dalam hal ini, konteks tersebut meliputi setiap transaksi penerimaan maupun pengeluaran dana yang berkaitan dengan pembelian atau penjualan aktiva tetap dalam perusahaan. 

    Aktiva tetap sendiri adalah kekayaan atau aset yang dimiliki oleh suatu perusahaan dan memiliki manfaat jangka panjang. Contoh objek dari aktiva tetap itu sendiri meliputi gedung perkantoran, tanah, mesin, furniture dan lain sebagainya.

    Jadi apabila suatu perusahaan melakukan transaksi tambahan atau membeli mesin baru untuk mendukung operasional, maka transaksi tersebut dapat dimasukkan ke dalam kategori aliran kas yang satu ini.

    3. Arus Kas Pendanaan

    Terakhir ada financing cash flow atau yang lebih sering disebut dengan arus kas pendanaan. Berbeda dengan arus kas investasi, jenis cash flow yang satu ini didapat dari transaksi pendanaan perusahaan dalam satu periode waktu tertentu.

    Maksudnya adalah ketika perusahaan mendapatkan suntikan dana dari luar maupun ketika dana tersebut digunakan. Dana tersebut bisa diperoleh dari investor yang memberikan suntikan dana maupun ketika terjadi penjualan surat berharga (saham) perusahaan.  Selain itu, perusahaan juga bisa mendapat tambahan dana dari penerbitan obligasi atau surat utang yang nantinya akan dibeli oleh investor yang tertarik pada perusahaan tersebut.

    Nah, transaksi keluar dari pendanaan tersebut dapat meliputi pembelian saham, membayar dividen pada para investor, pembayaran utang jangka panjang yang dimiliki oleh perusahaan dan lain-lain.

    Tujuan Laporan Arus Kas

    Tujuan Laporan Arus Kas

    Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, laporan arus kas ini dapat digunakan sebagai komponen yang memudahkan para pelaku usaha dalam memantau, membaca dan menganalisa kondisi keuangan bisnisnya. Dengan arti kata lain, tujuan dari laporan arus kas adalah menyajikan setiap informasi seputar finansial perusahaan baik itu pemasukan maupun pengeluaran dalam satu periode waktu akuntansi.

    Tak hanya pengusaha yang membutuhkan laporan ini untuk menentukan langkah ke depannya bagi bisnis yang dijalankan. Investor, kreditor dan mitra bisnis yang lain juga biasanya membutuhkan laporan ini untuk memutuskan apakah bisnis Anda layak diberikan suntikan dana atau diajak menjalin kerja sama.

    Selain beberapa tujuan yang telah disebutkan sebelumnya, penyusunan laporan arus kas juga memiliki tujuan lain di antaranya adalah sebagai berikut:

    1. Melihat kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya

    Biaya utilitas seperti listrik, internet, air adalah beberapa kewajiban perusahaan yang harus dibayar rutin tiap bulannya. Selain itu, gaji karyawan juga merupakan kewajiban lain yang harus dijadikan prioritas bagi perusahaan.

    Nah, dengan penyusunan laporan arus kas ini, perusahaan dapat mengetahui berapa nominal pasti yang digunakan untuk memenuhi ragam kewajiban tersebut. Sehingga dari sana dapat dilihat apakah kas perusahaan memiliki jumlah yang cukup untuk membayar seluruh kewajiban tersebut ke depannya atau malah sebaliknya.

    2. Menjadi landasan utama pengambilan keputusan

    Tujuan laporan cash flow dibuat juga untuk menjadi landasan utama dalam pengambilan keputusan terkait perusahaan. Misalnya saja perusahaan ingin membuat produk baru atau menjalankan kampanye pemasaran yang lebih masif, tentu hal tersebut membutuhkan persiapan yang matang sehingga tidak bisa dilakukan begitu saja.

    Perusahaan harus menyiapkan dana besar agar produk baru yang akan dihasilkan sesuai yang diinginkan pasar atau kampanye iklan yang akan dijalankan menarik perhatian konsumen. Dari laporan arus kas ini, pemilik perusahaan dapat mengetahui sejauh mana kemampuan mereka untuk membiayai proyek-proyek tersebut. 

    3. Informasi terkait laba bersih dan kas bersih perusahaan

    Lewat catatan arus kas yang rapi dan terstruktur dengan jelas, maka perusahaan dapat dengan mudah melihat jumlah dana masuk dan keluar dalam satu periode waktu tertentu. Dengan demikian, perusahaan akan lebih mudah mengukur keberhasilan maupun kegagalan yang dialaminya.

    Demikianlah artikel mengenai laporan arus kas, jenis dan tujuannya yang perlu Anda ketahui sebagai seorang pelaku usaha. Meski bisnis yang Anda jalankan sudah berskala besar, bukan berarti laporan ini tidak diperlukan. 

    Justru sebaliknya, semakin besar perusahaan atau bisnis yang dijalankan, maka laporan keuangan yang satu ini wajib dimiliki agar memudahkan Anda dalam berbagai macam hal dan kebutuhan. 

    Memahami Cara Kerja Investasi P2P Lending

    Memahami Cara Kerja Investasi P2P Lending

    Istilah P2P Lending belakangan cukup banyak diperbincangkan di jagat maya. Istilah yang merujuk pada salah satu jenis instrumen investasi ini memang cukup menyita banyak perhatian, khususnya bagi para investor yang memiliki banyak dana dingin untuk diinvestasikan.

    Sayangnya, meski cukup sering dijadikan konteks pembahasan, nyatanya masih banyak orang yang tidak begitu paham tentang instrumen investasi yang satu ini. Lantas, apa sih sebenarnya P2P Lending itu? Apa saja risiko dan keuntungan yang bisa didapatkan?

    Pada artikel kali ini, PayrollBozz akan mengajak Anda untuk mengupas lebih dalam soal instrumen investasi P2P Lending lengkap dengan dan keuntungan yang ditawarkan. Penasaran, kan? Simak lengkap artikelnya berikut ini, ya.

    Apa Itu P2P Lending?

    Apa itu investasi p2p lending?

    P2P atau Peer to Peer Lending sebenarnya merupakan sebuah produk investasi yang tergolong baru di Indonesia. Produk investasi yang satu ini baru ada sekitar tahun 2016 jika dilihat dari peraturan yang dibuat oleh OJK mengenai layanan pinjam meminjam uang berbasis teknologi informasi (digital).

    Sejak kemunculannya, masih banyak investor yang meragukan instrumen investasi yang satu ini. Di mana banyak orang menganggap P2P Lending kurang potensial dan sangat berisiko karena dana yang kita investasikan akan dipinjamkan pada orang-orang yang membutuhkan dana. 

    Dalam hal ini, para peminjam bisa berasal dari berbagai kalangan mulai dari orang pribadi yang memang membutuhkan uang untuk kebutuhan konsumtif, para pelaku usaha yang membutuhkan biaya tambahan untuk mengembangkan bisnisnya, dan masih banyak lagi lainnya. Tentunya para peminjam tersebut tergantung dari setiap perusahaan atau platform yang menyelenggarakan P2P Lending.

    Sederhananya, platform Peer to Peer (P2P) Lending menjadi sebuah tempat yang akan mempertemukan antara pemilik modal (investor) dengan para peminjam (borrower). Nantinya platform tersebut akan menjembatani transaksi peminjaman modal yang dilakukan oleh kedua belah pihak.

    Di Indonesia sendiri platform P2P Lending sebenarnya sudah cukup banyak dan dapat dengan mudah kita temukan. Sebut saja Amartha, KoinWorks, AsetKu dan masih banyak lagi lainnya.

    Masing-masing platform tersebut memiliki tujuan atau target peminjamnya masing-masing. Di AsetKu misalnya, dana yang dipinjamkan oleh investor akan diputar sebagai pinjaman bagi para borrower untuk hal-hal yang bersifat konsumtif seperti membeli gadget baru, renovasi rumah, dan lain sebagainya.

    Sedangkan untuk platform Amartha, dana yang dipinjamkan oleh investor atau pemodal (lender) akan digunakan untuk membiayai para wanita yang memiliki bisnis atau usaha. Nah, dari sini dapat terlihat bahwa masing-masing platform P2P Lending tersebut memiliki tujuan dan fokusnya masing-masing.

    Bagi Anda yang tertarik untuk terjun ke dalam dunia investasi P2P Lending ini, Anda bisa memilih platform mana yang paling sesuai dengan risk profile Anda sebagai seorang investor. Tentunya juga mempertimbangkan return yang bisa diperoleh dari masing-masing platform tersebut.

    Lantas, Bagaimana Cara Kerja Investasi P2P Lending?

    Cara Kerja P2P Lending

    Pada dasarnya, P2P Lending bekerja dengan cara mempertemukan antara dua pihak yang saling membutuhkan. Pemilik modal (investor atau yang juga disebut dengan lender) akan mencari orang yang membutuhkan pinjaman modal (borrower) yang sesuai dengan preferensi mereka. Dalam hal ini, investor memiliki kendali penuh untuk memilih dan menyesuaikan kriteria peminjam seperti apa yang ingin mereka berikan pinjaman modal.

    Nah, bagi para pemilik modal, maka Anda tak perlu khawatir. Para peminjam dana (borrower) yang akan menggunakan platform P2P Lending biasanya akan melalui pengecekan terlebih dahulu. Pihak platform P2P Lending akan memastikan bahwa para calon peminjam dana telah memenuhi kriteria yang diajukan.

    Jadi semua peminjam modal dalam platform tersebut tentu sudah dipastikan data diri serta kredibilitasnya.

    Sedangkan bagi para pemilik modal (lender), seperti yang telah disebutkan sebelumnya, mereka bisa memilih untuk meminjamkan dananya pada borrower mana pun. 

    Jika dana yang dibutuhkan terlalu besar, misalnya untuk mengembangkan bisnis, biasanya platform P2P Lending akan membuka penggalangan dana atau crowdfunding bagi para investor yang ingin meminjamkan dananya pada si borrower. Apabila dana yang dibutuhkan sudah memenuhi target atau jumlah yang ditentukan, platform tersebut akan menyalurkan dananya pada pihak peminjam (borrower).

    Lantas, dari mana investor P2P Lending mendapatkan keuntungan? Dalam praktiknya, pihak peminjam harus mengembalikan dana yang dipinjamnya tepat waktu dengan bunga pinjaman yang diberlakukan. Nah, dari bunga tersebutlah para lender akan mendapatkan keuntungan.

    Keuntungan Berinvestasi di P2P Lending

    Keuntungan P2P Lending

    1. Return yang tinggi

    Salah satu keuntungan berinvestasi dengan P2P Lending adalah return yang ditawarkan terbilang cukup tinggi jika dibandingkan dengan beberapa instrumen investasi lain seperti emas, deposito dan reksadana. 

    Sebagai contoh jika reksadana hanya memberikan return hingga 8 sampai 10% per tahun, P2P Lending dapat memberikan Anda keuntungan yang lebih dari itu yakni berkisar antara 14 sampai 21% per tahun.

    Tak heran jika kini instrumen investasi yang satu ini banyak dijadikan pilihan bagi para investor untuk menumbuhkan asetnya. Namun tentu saja, semakin tinggi return yang ditawarkan, maka semakin besar pula risiko yang perlu Anda tanggung. Maka dari itu, Anda juga harus berhati-hati dalam memilih borrower atau peminjam dana.

    Sebab tak jarang terdapat peminjam dana yang telat dalam melakukan pembayaran atau pengembalian dananya. Sehingga hal ini tentu dapat merugikan investor yang memberikan pinjaman.

    2. Tenor yang relatif pendek

    Berbeda dengan saham dan properti yang termasuk ke dalam kategori investasi jangka panjang, P2P Lending justru tergolong sebagai jenis produk investasi jangka pendek, lho. Sehingga bagi Anda yang memiliki tujuan keuangan jangka pendek dalam 1 sampai 2 tahun mendatang, P2P Lending bisa dijadikan alternatif untuk mencapai tujuan tersebut.

    3. Dapat dimulai dengan modal kecil

    Tak perlu khawatir bagi Anda yang tak memiliki banyak dana dingin di tabungan. Untuk berinvestasi di instrumen P2P Lending ini, Anda bahkan bisa memulainya dengan nominal mulai dari puluhan ribu. Salah satu contoh platform P2P Lending yang bisa Anda gunakan adalah Modal Rakyat, di mana pada platform tersebut Anda bisa mulai berinvestasi dari Rp 25 ribu. Jumlah yang relatif kecil untuk berinvestasi, bukan? Return yang didapatkan pun bisa dipanen dalam kurun waktu 14 hingga 90 hari. 

    4. Diversifikasi Investasi

    Bagi Anda investor yang sudah cukup aktif dalam dunia permodalan, tentu dengan adanya P2P Lending ini dapat memberikan peluang baru bagi Anda untuk meraup keuntungan lebih banyak dan lebih besar.

    Anda mungkin sudah berinvestasi di saham, properti, emas atau instrumen investasi yang lain. Tak ada salahnya untuk menyebarkan dana dingin yang Anda miliki pada aset investasi yang lain agar memberikan penghasilan pasif bagi Anda.

    Selain itu, diversifikasi juga patut dilakukan untuk mengurangi risiko yang ada. Sebagai contoh jika seluruh uang Anda diinvestasikan pada saham, ketika harga saham perusahaan yang Anda beli mengalami penurunan tentu Anda hanya akan mendapatkan kerugian. Sedangkan jika Anda menyebarkan dana tersebut ke beberapa instrumen investasi sekaligus seperti saham, obligasi dan P2P Lending ini, maka ketika saham Anda mengalami penurunan harga, Anda masih bisa mendapatkan keuntungan dari produk investasi yang lainnya.

    Demikianlah artikel mengenai memahami cara kerja investasi P2P Lending dan ragam keuntungannya. Jadi sudahkan Anda siap untuk terjun ke dalam produk investasi yang satu ini? 

    Perhatikan! Ini 3 Jenis Pajak yang Wajib Dibayar UMKM

    Perhatikan! Ini 3 Jenis Pajak yang Wajib Dibayar UMKM

    Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan salah satu pahlawan ekonomi bangsa kita. Sebab meski hanya berupa usaha kecil, para pelaku UMKM ini banyak berjasa dalam membuka lapangan pekerjaan sekaligus menggerakkan roda ekonomi Indonesia.

    Pada masa krisis moneter tahun 1998 misalnya, UMKM menjadi lini bisnis yang paling tahan terhadap kondisi tersebut. Mereka tetap dapat beraktivitas seperti biasa bahkan tidak mengalami dampak yang signifikan.

    Dalam operasionalnya, para pelaku UMKM juga diwajibkan untuk tetap taat terhadap pajak yang dibebankan pada mereka. Namun berdasarkan Pasal 2 UU No. 36 tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan yang termasuk ke dalam subjek pajak ini meliputi orang pribadi, orang pribadi yang memiliki warisan namun belum terbagi, badan yang berbentuk perseroan terbatas (PT), perseroan komanditer, yayasan, badan usaha milik negara maupun daerah, dan persekutuan lain.

    Lewat penjelasan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa seorang pelaku UMKM memiliki kewajiban untuk membayar pajak penghasilan. Namun dalam hal ini hanya pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) saja yang diwajibkan, sedangkan para pengusaha mikro tidak memiliki kewajiban untuk membayar jenis pajak tersebut.

    Jenis Pajak yang Wajib Dibayar UMKM

    Jenis Pajak yang Harus Dibayar UMKM

    Para pelaku UMKM yang mendaftarkan usahanya di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) biasanya akan diberikan Surat Keterangan Terdaftar (KTT) yang berisi informasi mengenai pajak apa saja yang harus dibayar secara rutin. Hal ini tergantung dari jenis transaksi yang dilakukan oleh bisnis Anda sekaligus jumlah omzet yang diperoleh dalam setahun. Sehingga dengan kata lain tidak ada jumlah atau nominal pasti terkait pajak yang wajib Anda bayar.

    Secara garis besar, terdapat 3 jenis wajib pajak yang harus dibayar oleh pelaku UMKM di antaranya ialah: PPh Pasal 4 Ayat 2 atau PPh Final, PPh Pasal 21, PPh Pasal 23. 

    Nah, masing-masing jenis pajak tersebut hanya berlaku apabila bisnis atau usaha Anda memenuhi syarat atau ketentuan yang diberlakukan.

    Seperti pada PPh Pasal 4 Ayat 2 hanya dikhususkan bagi usaha atau bisnis yang memiliki sewa gedung/kantor, omzet penjualan, dll. Sedangkan untuk PPh 21 akan dibebankan apabila bisnis/usaha Anda memiliki karyawan atau pegawai. Lalu untuk PPh Pasal 23 akan dibebankan bila dalam operasional bisnis Anda terjadi transaksi pembelian jasa.

    Mengenal PPh Final UMKM

    Seperti yang telah disinggung sebelumnya, PPh Final merupakan istilah lain yang digunakan untuk menyebut PPh Pasal 4 Ayat 2. Jenis pajak yang satu ini dibebankan pada perusahaan atau pelaku usaha yang memiliki sewa bangunan, jasa konstruksi, omset usaha, pajak atas obligasi dan lain sebagainya.

    Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 46 Tahun 2013, PPh Final untuk UMKM adalah pajak yang dikenakan atas penghasilan atau omset yang diperoleh Wajib Pajak di bawah nominal Rp 4,8 miliar dalam setahun. 

    Nah, nantinya sebagai seorang Wajib Pajak PPh Final ini harus dibayar pada tanggal 15 tiap bulannya. Pajak tersebut harus dibayarkan ke kas negara.

    Setelah pembayaran PPh Final selesai dilakukan, biasanya Anda akan mendapatkan bukti pembayaran pajak atau Nomor Transaksi Penerimaan Negara (NTPN). 

    Selanjutnya, perusahaan akan memiliki tanggungan untuk membayar pajak secara rutin. Setidaknya terdapat dua jenis pajak yang harus dilaporkan setiap bulan dan setiap tahunnya.

    Tarif PPh Final UKM

    PPh Final UMKM

    Terdapat beberapa perbedaan mengenai Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) yang masuk ke dalam perhitungan Pajak Penghasilan. Apabila karyawan dalam sebuah UKM mendapatkan gaji atau upah perbulan yang jika ditotal  kurang dari Rp 32 juta per tahun, maka pelaku usaha akan dikenakan kewajiban pajak sesuai dengan aturan PPh Final.

    Seperti yang telah disinggung sebelumnya, berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) Republik Indonesia Nomor 46 Tahun 2013, PPh Final merupakan pajak yang diberlakukan pada pelaku UKM atas penghasilan atau omzet yang mereka terima dari operasional perusahaan. Pajak Penghasilan Final ini khusus dikenakan pada para Wajib pajak yang memiliki omset di bawah Rp 4,8 miliar dalam setahun.

    Namun pada tanggal 1 Juli 2018 lalu, pemerintah akhirnya memberlakukan tarif baru untuk PPh Final pelaku UMKM. Di mana tarif PPh Final yang semula diberlakukan sebesar 1% kini telah dipotong menjadi hanya 0,5%  dengan ketentuan sebagai berikut:

    1. Wajib Pajak Orang Pribadi hanya dapat menikmati tarif PPh Final 0,5% dalam kurun waktu 7 tahun

    2. Sedangkan untuk Wajib Pajak Badan seperti Koperasi, Persekutuan Komanditer (CV), dan Firma hanya dapat menikmati tarif PPh Final 0,5% tersebut dalam kurun waktu 4 tahun saja

    3. Lalu khusus untuk Wajib Pajak yang berbentuk Perseroan Terbatas (PT), tarif PPh Final 0,5% hanya dapat dinikmati selama 3 tahun

    Cara Menghitung Tarif PPh Final UMKM

    Untuk menghitung tarif PPh Final bagi para pelaku UMKM ini sebenarnya cukup sederhana. Anda hanya perlu melakukan penjumlahan pada semua transaksi yang terjadi dalam sebulan dalam bisnis Anda, kemudian dikalikan 0,5%. Hasil dari perhitungan tersebut adalah besaran nominal pajak penghasilan final yang perlu Anda bayar ke kas negara.

    Penting untuk diingat bahwa pembayaran PPh Final ini harus dilakukan secara rutin pada tanggal 15 tiap bulannya. Nah, setelah melakukan pembayaran atas kewajiban pajak bisnis Anda tersebut, maka Anda akan mendapatkan bukti pembayaran pajak atau NTPN (Nomor Transaksi Penerimaan Negara).

    Contoh perhitungan PPh Final ini adalah sebagai berikut:

    Adit adalah pelaku usaha sekaligus menjadi seorang Wajib Pajak Orang Pribadi. Dari bisnis kecil yang ia jalankan, per bulannya Adit bisa mendapatkan omset hingga Rp 30 juta.

    Artinya, jika omset bisnisnya bulan ini adalah Rp 30 juta, maka pada tanggal 15 bulan depan Adit diwajibkan untuk membayar PPh Final sebesar Rp 150 ribu yang diperoleh dari hasil perhitungan Rp 30 juta x 0,5%. 

    Penutup

    PayrollBozz

    Nah, itulah tadi sekilas informasi mengenai jenis-jenis pajak yang wajib dibayar oleh pelaku UMKM. Sekali lagi penting untuk digaris bawahi bahwa pajak adalah kewajiban bagi setiap masyarakat. Maka agar terhindar dari sanksi dan denda yang dapat memberatkan Anda di masa mendatang, jangan sampai menyepelekan pembayaran pajak tersebut.

    Terlebih bagi para pelaku usaha yang kini telah diringankan kewajiban pajaknya dengan hanya perlu membayar 0,5% dari omset total sebulan. Pemotongan besaran pajak tersebut diharapkan tidak memberatkan bagi para pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) yang ada di Indonesia.

    Selain itu, untuk memudahkan Anda dalam mengelola seluruh keperluan sumber daya dalam perusahaan, Anda juga dapat menggunakan PayrollBozz sebagai software HRIS terbaik untuk bisnis Anda. Aplikasi ini memungkinkan para pelaku usaha atau divisi Human Resource mengelola absensi dan penggajian karyawan dari mana saja dengan lebih cepat dan akurat.

    PayrollBozz juga dapat digunakan untuk membantu Anda dalam memudahkan perhitungan pajak, reimbursement, dan lain sebagainya. So, tunggu apa lagi? Yuk, gunakan PayrollBozz dan permudah sistem penggajian serta absensi bisnis Anda.

    Ketahui Tujuan Membayar Pajak Dan Manfaatnya

    Ketahui Tujuan Membayar Pajak Dan Manfaatnya

    Dalam literasi keuangan, pajak merupakan salah satu kewajiban yang harus dibayarkan oleh setiap individu atau lembaga/badan tertentu yang ada di suatu negara. Nantinya pajak ini akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan atau keperluan belanja negara yang juga akan berdampak pada kemakmuran dan kesejahteraan rakyat.

    Siapa pun yang tinggal di suatu negara wajib untuk membayar pajak sesuai dengan yang diberlakukan oleh negara tempatnya tinggal. Jenis pajak ini cukup beragam, masing-masing juga memiliki kegunaan atau tujuannya tersendiri. 

    Nah, maka dari itu pada artikel kali ini PayrollBozz akan memberikan Anda informasi terkait tujuan membayar pajak dan manfaatnya bagi Anda sebagai individu perorangan maupun pemilik bisnis atau usaha tertentu. Penasaran apa saja manfaatnya? Simak lengkap artikelnya berikut ini, ya.

    Apa Itu Pajak?

    Mengenal Tujuan Membayar Pajak

    Definisi dari pajak sebenarnya adalah iuran rakyat kepada Kas Negara yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang dengan tanpa adanya imbalan secara langsung dan akan digunakan untuk membayar pengeluaran umum negara.

    Pajak sendiri merupakan salah satu sumber pemasukan negara yang nantinya juga akan digunakan untuk menunjang kesejahteraan masyarakat. Sebagai salah satu sumber pemasukan negara, pajak merupakan komponen terbesar yang menyumbang setidaknya 70% dari pendapatan negara.

    Maka dari itu, tanpa adanya iuran pajak secara rutin yang dibayarkan oleh masyarakat, maka akan terdapat banyak aktivitas atau operasional negara yang terhambat dan sulit dilaksanakan.

    Penggunaan pajak sendiri biasanya dapat digunakan sebagai belanja pegawai hingga pembiayaan berbagai macam proyek pembangunan negara. Proyek-proyek pembangunan tersebut dapat meliputi segala bentuk sarana umum seperti perbaikan jalan, jembatan, sekolah, puskesmas, rumah sakit dan masih banyak lagi lainnya.

    Selain itu, pengeluaran negara yang lain seperti biaya infrastruktur, pendidikan, peningkatan kualitas kesehatan, subsidi bahan bakar minyak (BBM), gaji pegawai negeri sipil (PNS) dan lain-lain juga dibiayai menggunakan uang dari pajak. 

    Maka dari itu, keberadaan pajak ini sangat penting bagi suatu negara bahkan bisa dibilang komponen ini menjadi ujung tombak pembangunan suatu negara. Kita sebagai penduduk atau masyarakat yang hidup di suatu negara maka harus tunduk dan mengikuti peraturan yang ada termasuk dalam pembayaran pajak secara tepat waktu.

    Saat ini pemerintah di Indonesia sudah memberikan akses kemudahan kepada setiap lapisan masyarakat untuk melakukan pembayaran dan pelaporan pajak. Sehingga diharapkan tidak ada lagi alasan untuk seseorang terlambat dalam melakukan pembayaran pajak.

    Jenis-jenis Pajak di Indonesia yang Perlu Diketahui 

    Jenis-jenis Pajak

    Seperti yang telah disinggung sebelumnya, jenis pajak sendiri sebenarnya cukup beragam. Di antaranya adalah sebagai berikut:

    1. Pajak Penghasilan (PPh)

    Pajak Penghasilan atau PPh merupakan salah satu jenis pajak yang paling sering diketahui banyak orang. Sesuai namanya, pajak ini dikenakan atas penghasilan seseorang maupun instansi serta badan usaha. 

    Dalam praktiknya, pajak penghasilan (PPh) ini juga terdiri dari beberapa jenis seperti di antaranya: PPh 21, PPh 22, PPh 15, dan masih banyak lagi lainnya. Nah, masing-masing jenis pajak penghasilan tersebut mengatur konteks yang berbeda. Misalnya pada PPh 21 pajak yang diatur meliputi penghasilan yang diterima oleh pegawai tetap, penerima industri, pekerja lepas (freelancer), pemutusan hubungan kerja dan lain-lain.

    Sedangkan contoh lain terlihat pada pph 15 yang mengatur pajak penghasilan maskapai, pelayaran, asuransi, pengeboran minyak dan perusahaan yang erat kaitannya dengan infrastruktur negara.

    2. Pajak Pertambahan Nilai (PPN)

    Berikutnya ada jenis Pajak Pertambahan Nilai atau yang kerap disingkat sebagai PPN. Jenis pajak yang satu ini tentu sudah tidak asing lagi bagi Anda yang kerap berbelanja suatu barang di mall, tempat makan dan lain-lain.

    Sebab PPN merupakan sebuah pajak yang memang dikenakan pada setiap jenis transaksi barang maupun jasa. Besaran PPN sendiri adalah 10% dari harga barang yang diperdagangkan.

    3. Pajak Penjualan Atas Barang Mewah (PPnBM)

    Berikutnya ada PPnBM atau Pajak Penjualan Atas Barang Mewah yang sesuai namanya merupakan pajak yang dikenakan pada saat kita melakukan transaksi barang mewah baik itu berasal dari dalam maupun luar negeri. Contoh pajak ini paling sering dikenakan ketika kita melakukan pembelian produk-produk mewah atau yang memiliki harga jual tinggi dan tidak bisa dibeli oleh sembarang orang.

    4. Bea Materai

    Selanjutnya ada pajak bea materai (BM) yang dikenakan pada saat kita melakukan pengurusan surat perjanjian, akta notaris, kwitansi pembayaran dan surat berharga lain yang memiliki value atau nilai di atas jumlah dan ketentuan tertentu. 

    Apabila nilainya kurang dari Rp 250 ribu, maka tidak perlu dikenai materai. Sedangkan untuk transaksi antara Rp 250 ribu – 1 juta dikenakan materai Rp 3.000. Lalu untuk transaksi di atas Rp 1 juta harus menggunakan bea materai Rp 10.000. 

    5. Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)

    Selanjutnya ada Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) yang merupakan jenis pajak yang dikenakan pada kepemilikan aset properti yang meliputi tanah maupun bangunan. PBB sendiri sebenarnya terbagi atas dua sektor yang mencakup PBB sektor 2 (Pedesaan dan Perkotaan) serta PBB Sektor 3 (Pertambangan, Perhutanan, dan Perkebunan).

    Perbedaan di antara keduanya adalah PBB Sektor 2 dikelola oleh pemerintah daerah sedangkan untuk PBB Sektor 3 dikelola langsung oleh Dirjen Pajak Pusat.

    Tujuan dan Manfaat Membayar Pajak

    Tujuan Membayar Pajak (2)

    Setelah mengetahui jenis-jenis pajak di atas, berikutnya kita akan masuk ke pembahasan utama dari artikel ini yakni apa saja sih tujuan dari membayar pajak? Banyak orang yang menganggap pajak adalah komponen yang remeh bahkan tak perlu diambil pusing. Kenyataannya, pembayaran pajak yang terlambat dalam jangka waktu lama dapat menimbulkan denda dengan nominal yang tak sedikit.

    Maka dari itu, pastikan Anda senantiasa membayar pajak tepat waktu agar terhindar dari risiko atau sanksi denda yang diberlakukan.

    Di sisi lain pembayaran pajak tepat waktu juga memiliki tujuan dan manfaatnya bagi Anda pribadi maupun negara. Berikut di antaranya:

    1. Sebagai salah satu sumber penerimaan negara dalam menjalankan operasional dan pengeluaran rutinnya

    2. Pajak juga akan digunakan untuk membiayai fasilitas umum, termasuk memperbaiki kerusakan atau membangun fasilitas baru yang dibutuhkan masyarakat

    3. Sebagai alat pengatur (regulasi) mencapai tujuan-tujuan tertentu. Sebagai contoh adalah membebani pajak barang mewah tertentu untuk mengurangi laju konsumsi

    4. Pajak juga digunakan untuk mengatur stabilitas harga dan konsumsi, hal ini bisa diwujudkan dengan menaik/menurunkan tarif pajak atas barang tertentu

    5. Meningkatkan kualitas dari fasilitas kesehatan, pendidikan, transportasi dan masih banyak lagi lainnya

    6. Di sisi lain, pembayaran pajak tepat waktu juga dapat digunakan untuk menghindari sanksi denda yang berlaku bagi masyarakat

    Demikianlah artikel mengenai tujuan membayar pajak dan manfaatnya bagi negara dan kita masyarakat sebagai pihak wajib pajak. Melihat betapa krusialnya fungsi pajak di atas tentu harus bisa meningkatkan kesadaran kita terhadap pembayaran pajak rutin dan tepat waktu.

    Sebab, pada akhirnya pajak yang kita bayarkan juga akan dikembalikan pada kita lewat hal-hal lain seperti fasilitas umum yang sering kita gunakan.