Istilah fraud triangle mungkin tak begitu banyak digunakan dalam keseharian. Namun, siapa sangka hal ini cukup sering terjadi dalam sebuah operasional bisnis atau usaha. Tak hanya dapat terjadi dalam usaha yang sudah berskala besar, tetapi juga dapat menimpa para pelaku usaha kecil.
Lantas, apa sih sebenarnya fraud triangle itu? Seberapa besar dampak yang bisa diberikan terhadap operasional sebuah bisnis atau perusahaan? Lalu apa saja ya jenis-jenis dari fraud triangle ini?
Nah, pada artikel kali ini, PayrollBozz akan memberikan Anda informasi mengenai definisi, macam-macam hingga bahaya yang ditawarkan oleh fraud triangle. Penasaran, kan? Simak lengkap artikelnya berikut ini, ya.
Definisi Fraud Triangle
Secara harfiah, fraud triangle dapat diartikan sebagai segitiga kecurangan atau penipuan. Pada mulanya teori ini ditemukan oleh Donald R Cressey yang kemudian terus dikembangkan pada saat ia tengah melakukan pengamatan pada penyebab seseorang melakukan kecurangan.
Disebut sebagai fraud triangle karena dalam prakteknya terdapat 3 (tiga) komponen penting yang menjadi tahap pemicu seseorang melakukan kecurangan.
Dalam dunia bisnis, istilah ini mengacu pada sebuah aktivitas kecurangan atau penipuan yang dilakukan oleh orang-orang dalam perusahaan dan biasanya berkaitan dengan kondisi keuangan. Tak hanya dapat dilakukan oleh karyawan saja, namun juga para petinggi atau mereka yang memegang jabatan senior dalam perusahaan tersebut.
Baca juga : Mengenal Business Plan dan Peran Pentingnya dalam Bisnis
Tentunya, kecurangan ini dilakukan dengan melanggar hukum atau etika pekerjaan. Sehingga mereka yang melakukannya dapat dijatuhi pasal dan hukuman penjara.
Terlebih jika sampai merugikan perusahaan dan para shareholder (pemegang saham) dalam jumlah besar. Kasus kecurangan seperti ini sudah banyak terjadi. Salah satu contohnya ialah penipuan laporan keuangan yang terjadi pada Garuda Indonesia beberapa waktu yang lalu.
Seberapa Bahaya Fraud (Kecurangan) yang Terjadi dalam Bisnis?
Bagaimana pun konotasi kata curang atau penipuan sendiri sudah mengarah ke hal-hal yang negatif. Tentunya jika Anda bertanya seberapa bahaya fraud dalam operasional bisnis Anda? Maka jawabannya sangat berbahaya.
Karena tak hanya dapat menghambat operasional sebuah perusahaan. Hal ini bahkan dapat memicu bangkrutnya sebuah usaha jika tidak segera ditangani dengan cara yang tepat atau bahkan kerugian yang dialami sudah mencapai nominal yang cukup besar.
Maka dari itu, sebagai pelaku usaha yang baik, Anda harus selalu memastikan bahwa seluruh operasional perusahaan berjalan dengan aman. Termasuk Anda juga harus melakukan pemastian terhadap kondisi keuangan usaha dan laporan lengkapnya. Lakukan tracking atau evaluasi secara berkala pada setiap pemasukan serta pengeluaran dalam perusahaan.
Sudahkah seluruhnya benar atau terdapat transaksi keluar yang asing dan di luar dugaan? Anda patut curiga jika memang terdapat hal-hal yang tidak sepantasnya ada dalam laporan keuangan tersebut. Cara ini bisa dijadikan langkah awal untuk mengantisipasi terjadinya fraud dalam sebuah perusahaan.
Tahapan Fraud Triangle
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, istilah fraud triangle memiliki 3 (tiga) komponen penting yang seringkali menjadi tahapan terjadinya kecurangan dalam sebuah bisnis. Biasanya komponen ini pun saling berkaitan satu sama lain. Nah, tak perlu berlama-lama lagi berikut adalah ketiga tahapan fraud triangle tersebut:
1. Pressure (Tekanan)
Tahap yang pertama adalah pressure atau tekanan. Perusahaan yang tak menjamin kesejahteraan karyawannya bisa dibilang cukup rawan mengalami fraud atau kecurangan. Karyawan yang melakukan hal tersebut biasanya gelap mata karena berpikir bahwa ia mengambil hak yang sebenarnya harus didapatkan olehnya.
Selain itu, hal ini juga bisa dipicu oleh masalah finansial karyawan yang memaksanya melakukan kecurangan atau penggelapan dana dalam perusahaan. Entah itu untuk memenuhi kebutuhan keluarganya atau hanya sekadar memenuhi gaya hidupnya yang tinggi.
Untuk itu penting bagi setiap para pelaku usaha memastikan bahwa karyawannya mendapatkan kesejahteraan yang cukup. Mulai dari gaji yang pantas diterima oleh masing-masing divisi dan jabatan, insentif kerja jika memang melebihi target atau berprestasi, jaminan kesehatan dari perusahaan dan masih banyak lagi hal yang bisa dilakukan untuk menunjang kesejahteraan karyawan.
Baca juga : Ragam Peluang Bisnis di Masa Pandemi yang Menjanjikan
2. Opportunity (Peluang)
Peluang atau kesempatan menjadi tahap selanjutnya yang juga dapat mendukung terjadinya kecurangan dalam sebuah perusahaan. Sama seperti halnya pressure, pada tahap yang satu ini juga dipengaruhi oleh beberapa hal.
Di antaranya ialah situasi kerja yang kurang kondusif, SOP serta job description karyawan yang kurang jelas hingga manajemen kontrol perusahaan yang masih lemah.
Nah, untuk mengatasi permasalahan tersebut, dalam perusahaan perlu diadakan internal control secara rutin di masing-masing divisi. Tujuannya adalah agar Anda dapat memantau kinerja masing-masing dari karyawan.
Selain itu, Anda juga bisa membuat sebuah peraturan yang jauh lebih ketat namun tetap memikirkan kesejahteraan karyawan. Dalam hal ini, peraturan yang Anda buat jangan sampai membebani mereka. Buatlah regulasi yang lebih tegas namun tetap memikirkan kondisi dari karyawan.
3. Rationalize (Pembenaran)
Tahap terakhir ialah rationalize atau pembenaran. Hal ini biasanya dilakukan oleh pelaku kecurangan setelah aksi yang mereka lakukan telah terendus atau diketahui. Mereka akan menggunakan berbagai argumen untuk membenarkan setiap perilakunya yang jelas-jelas merugikan perusahaan.
Salah satu alibi yang paling sering digunakan ialah menjadikan gaji sebagai tameng. Dengan dalih bahwa gaji yang mereka terima tidak sesuai dengan keuntungan yang didapatkan oleh perusahaan tersebut atau tanggung jawab pekerjaan yang mereka pikul tidak sesuai dengan gaji yang diberikan.
Namun meski demikian, Anda tidak boleh lengah atau mewajarkan hal tersebut. Bagaimana pun fraud adalah kecurangan yang dilakukan untuk merugikan salah satu pihak.
Untuk itu jika terdapat salah satu karyawan dalam perusahaan Anda yang telah melakukan fraud, jangan pernah memberikannya kesempatan kedua karena hal tersebut hanya akan memperburuk keadaan. Mereka bisa saja menghasut karyawan lain untuk melakukan hal serupa ketika terdapat kesempatan atau peluang yang terbuka.
Sekecil apapun kecurangan tetaplah kecurangan. Tidak ada yang bisa ditoleransi dari hal tersebut. Daripada harus menghambat operasional perusahaan dan mempengaruhi kinerja karyawan yang lain, lebih baik Anda melepaskan karyawan yang berbuat curang tersebut atau memberikannya sanksi yang setimpal.
Baca juga : Definisi Laporan Laba Rugi dan Cara Membuatnya untuk Usaha
Kenali Jenis-jenis Fraud dalam Perusahaan
Setelah mengetahui tahap-tahap fraud triangle di atas, berikut Anda juga harus mengetahui apa saja yang termasuk kecurangan atau aksi penipuan dalam sebuah bisnis. Berikut adalah beberapa di antaranya:
1. Pemalsuan laporan keuangan
2. Korupsi uang perusahaan
3. Penggelapan
4. Penyalahgunaan aset dalam perusahaan
5. Mark up biaya reimbursement
dan masih banyak lagi lainnya.
Nah, untuk mengantisipasi risiko tersebut, Anda bisa menggunakan PayrollBozz sebagai salah satu sistem penggajian serta kalkulasi pajak dan BPJS yang lebih praktis, akurat serta tentunya aman. Lewat aplikasi ini, seluruh transaksi pendistribusian gaji akan memiliki laporannya tersendiri dengan jelas. Sehingga Anda pun dapat dengan mudah melakukan evaluasi kapan saja dan di mana saja.
PayrollBozz bisa Anda akses menggunakan ponsel maupun PC atau laptop Anda selama terhubung dengan internet. Dengan demikian, seluruh urusan perhitungan gaji, pajak, bonus dan lain-lain bisa dilakukan tanpa harus ke kantor atau menghitungnya secara manual. Anda pun bisa menghemat lebih banyak waktu dengan software yang satu ini. Menarik, bukan?
So, tunggu apa lagi? Yuk, install PayrollBozz dan nikmati kemudahan yang ditawarkan sekarang juga!