Seperti kita tahu, saat sebuah perusahaan membutuhkan karyawan baru untuk mengisi posisi-posisi yang kosong, mereka akan melakukan rekrutmen pegawai.
Nah, bagi Anda yang memang sekarang sedang berusaha melamar pekerjaan, tentu ingin tahu kan proses apa saja yang ada dalam sebuah rekrutmen itu?
Jadi, rekrutmen adalah proses mengidentifikasi kebutuhan, mencari, memilih, dan mempekerjakan SDM di sebuah perusahaan. Dalam proses rekrutmen ini, biasanya perusahaan (terutama yang berskala besar) akan melakukan berbagai tahapan pemilihan calon pegawai, dan melibatkan berbagai departemen.
Perusahaan juga biasanya memasang iklan lowongan pekerjaan di berbagai sosial media, iklan koran & televisi, juga website pencari kerja.
Tahapan rekruitmen pegawai
Meskipun pastinya setiap perusahaan memiliki caranya sendiri saat merekrut karyawan, tetapi ada beberapa tahapan yang umumnya dijalankan perusahaan, yaitu:
- Mengidentifikasi kebutuhan SDM perusahaan. Hal ini bisa dilakukan dengan meminta informasi dari manajer tiap-tiap departemen.
- Membuat rencana perekrutan pegawai
- Membuat job description untuk setiap lowongan yang akan dibuka
- Membuat iklan lowongan pekerjaan
- Memasang iklan di berbagai situs pencari kerja, sosial media, dan koran
- Menyeleksi aplikasi secara administratif
- Melakukan tes tertulis
- Melakukan interview HRD
- Melakukan interview user
- Melakukan screening calon karyawan baru
- Pemeriksaan referensi
- Melakukan tes kesehatan
- Penerimaan karyawan baru
Apa itu Screening Karyawan baru
Dari tahapan-tahapan rekrutmen di atas, ada yang dinamakan screening pegawai baru. Mungkin istilah ini masih sedikit asing bagi Anda. Nah, mari kita bahas apa itu yang dimaksud dengan screening karyawan baru.
Jadi, screening pegawai adalah proses pemeriksaan latar belakang mereka atau yang juga dikenal sebagai background check. Dalam tahapan ini, biasanya perusahaan akan memverifikasi latar belakang kandidat, termasuk mengecek apakah mereka pernah terlibat tindak kriminal atau penyalahgunaan obat-obatan terlarang.
Dulu proses ini disederhanakan cukup dengan memberikan SKKB atau Surat Keterangan Kelakukan Baik dari pihak kepolisian. Tetapi, akhir-akhir ini banyak perusahaan juga melakukan background check sendiri agar hasil yang didapatkan lebih akurat.
Baca juga : 10 Aturan Tentang Cara Memecat Karyawan yang Harus Anda Ketahui
Fungsi screening karyawan baru
Bagi perusahaan, screening karyawan baru berfungsi untuk menentukan apakah Anda sebagai calon karyawan dapat menangani informasi sensitif atau rahasia perusahaan, dan untuk menilai apakah Anda memiliki karakter yang baik serta kemampuan yang dibutuhkan oleh posisi yang Anda lamar.
Screening juga bertujuan untuk memastikan keamanan perusahaan saat mempekerjakan karyawan, karena dari proses ini dapat diketahui bila calon karyawan pernah melakukan tindakan kriminal atau kesalahan di masa lalu.
Mengapa screening karyawan baru wajib dilakukan?
Perusahaan perlu melakukan screening agar bisa mendapatkan calon karyawan yang berkualitas serta baik karakternya. Selain itu, dengan screening, perusahaan juga dapat dengan mudah menyingkirkan kandidat yang tidak sesuai dengan kebutuhan perusahaan.
Apalagi di zaman sekarang, kualitas kerja bukan hanya satu-satunya hal yang penting saat menerima lamaran seorang karyawan.
Yang harus juga diperhatikan adalah attitude dan karakter mereka, apakah calon karyawan tersebut bisa bertanggung jawab dengan pekerjaannya, dan apakah mereka juga bisa bekerja dengan jujur walaupun tak sedang diawasi.
Nah, hal-hal tersebut dapat dengan lebih mudah diketahui dengan adanya screening karyawan baru.
Tahap-tahap dalam screening karyawan baru
Ada beberapa tahapan yang biasanya dilakukan perusahaan dalam melakukan screening karyawan baru, yaitu:
Mengecek keabsahan dokumen
Mengecek keabsahan dokumen-dokumen yang dilampirkan, seperti fotokopi KTP, Ijazah, atau Surat Keterangan Kelakuan Baik (SKKB).
Walaupun terlihat sederhana, tapi pengecekan semacam ini penting untuk dilakukan karena selalu ada kemungkinan bahwa calon pelamar memalsukan dokumen, terutama ijazah.
Pemeriksaan verifikasi dan kredensial untuk memeriksa keakuratan gelar yang diterima atau sertifikasi keahlian juga biasanya dilakukan perusahaan.
Mengecek criminal record
Hal ini bisa dilakukan perusahaan dengan menanyakannya ke pihak kepolisian, apakah dulu calon karyawan yang bersangkutan pernah terlibat tindak kriminal, misalnya penipuan atau penggelapan uang.
Hal ini tentu sangat penting apalagi bila calon karyawan melamar utuk menjadi staf keuangan.
Selain itu, bisa jadi perusahaan juga mengecek apakah karyawan pernah punya sejarah ditilang karena mengebut, misalnya. Perusahaan biasanya melakukan ini terutama apabila mereka sedang mencari driver untuk perusahaan.
Tes narkoba
Biasanya tes ini dipisahkan dengan tes kesehatan. Tes narkoba dilakukan untuk mengetes apakah di dalam tubuh calon karyawan terdapat kandungan obat-obatan terlarang atau tidak.
Screening melalui sosial media
Ini adalah proses yang baru dilakukan selama kurang lebih 10 tahun terakhir. Perusahaan bisa menilai dari sosial media seseorang, apakah mereka bisa bijak menggunakan akun sosial medianya dan apakah secara umum mereka memiliki karakter yang baik.
Baca juga : 5 Tanda Bahwa Kewirausahaan Adalah Profesi yang Cocok Anda Tekuni
Ada banyak contoh kasus lho, di mana calon karyawan gagal diterima kerja atau bahkan mereka yang sudah diterima pun dipecat hanya gara-gara tak bijak bersosmed.
Ada yang ketahuan bersikap rasis, ketahuan mengumpat bos atau mantan atasan, membocorkan rahasia perusahaan di akun twitter-nya, dan lain-lain.
Persiapan dalam menghadapi screening karyawan baru
Apakah Anda akan menghadapi screening karyawan dan merasa gugup karena takut tak lolos? Jangan kuatir, lakukan saja langkah-langkah di bawah ini untuk menghadapi screening dengan lancar:
Lakukan pemeriksaan latar belakang terhadap diri Anda sendiri
Maksudnya disini adalah coba Anda ingat-ingat dan telusuri sejarah hidup Anda, dan coba temukan apakah ada sesuatu yang bisa membantu atau malah menghambat diterimanya Anda di posisi yang dituju.
Misalkan, apabila Anda melamar sebagai manajer operasional di perusahaan, apakah dulu Anda pernah mengalami insiden saat menjabat di posisi yang sama? Kalau iya, apakah hal tersebut terjadi karena kesalahan Anda? Dengan begitu, saat Anda ditanya oleh perusahaan, Anda dapat memberikan penjelasan mengapa insiden itu terjadi dan apa bentuk tanggung jawab Anda saat itu.
Laporkan informasi yang tidak akurat
Bila dalam dokumen yang Anda serahkan ke perusahaan ada informasi yang tidak akurat, maka segera laporkan hal tersebut. Ini akan menambah kredibilitas Anda, lho.
Lakukan konfirmasi dengan pemberi referensi Anda
Saat Anda melamar suatu pekerjaan, biasanya Anda diwajibkan utuk memberi surat referensi dari mantan atasan atau dosen, misalnya.
Nah, pastikan Anda sudah mengkonfirmasi hal tersebut dengan mereka, dan beritahu apabila sewaktu-waktu perusahaan akan menelepon mereka utuk meminta keterangan tentang Anda.
Bersikap jujur
Jika Anda pernah melakukan kesalahan atau tindakan kriminal, bersikap jujurlah. Katakan Anda sudah menyesali perbuatan tersebut dan bertanggung jawab meyelesaikan masalah, serta memperbaiki diri agar tak melakukan kesalahan yang sama.
Perusahaan biasanya akan sangat menghargai kejujuran semacam ini, walaupun tentu saja Anda pun harus membuktikan dengan sungguh-sungguh bahwa Anda tak akan melakukan kesalahan yang sama.
Mengecek akun sosial media Anda
Apakah saat kuliah dulu Anda pernah memposting kata-kata kasar atau memaki-maki orang di Twitter? Walaupun kejadiannya sudah lama, tetapi jejak digital dapat membuat perusahaan tak jadi menerima Anda lho, apalagi bila perusahaan tersebut sangat menjunjung tinggi kesopanan dan attitude yang baik dari para karyawannya.
Oleh karena itu, hapuslah postingan-postingan yang berpotensi menghancurkan impian Anda untuk diterima bekerja.
Nah, itu tadi penjelasan lengkap tentang proses screening karyawan baru dan apa saja yang harus Anda persiapkan saat menghadapi proses tersebut. Semoga membantu Anda yang sedang melamar pekerjaan ya!