Memahami Cara Kerja Investasi P2P Lending

Memahami Cara Kerja Investasi P2P Lending

Istilah P2P Lending belakangan cukup banyak diperbincangkan di jagat maya. Istilah yang merujuk pada salah satu jenis instrumen investasi ini memang cukup menyita banyak perhatian, khususnya bagi para investor yang memiliki banyak dana dingin untuk diinvestasikan.

Sayangnya, meski cukup sering dijadikan konteks pembahasan, nyatanya masih banyak orang yang tidak begitu paham tentang instrumen investasi yang satu ini. Lantas, apa sih sebenarnya P2P Lending itu? Apa saja risiko dan keuntungan yang bisa didapatkan?

Pada artikel kali ini, PayrollBozz akan mengajak Anda untuk mengupas lebih dalam soal instrumen investasi P2P Lending lengkap dengan dan keuntungan yang ditawarkan. Penasaran, kan? Simak lengkap artikelnya berikut ini, ya.

Apa Itu P2P Lending?

Apa itu investasi p2p lending?

P2P atau Peer to Peer Lending sebenarnya merupakan sebuah produk investasi yang tergolong baru di Indonesia. Produk investasi yang satu ini baru ada sekitar tahun 2016 jika dilihat dari peraturan yang dibuat oleh OJK mengenai layanan pinjam meminjam uang berbasis teknologi informasi (digital).

Sejak kemunculannya, masih banyak investor yang meragukan instrumen investasi yang satu ini. Di mana banyak orang menganggap P2P Lending kurang potensial dan sangat berisiko karena dana yang kita investasikan akan dipinjamkan pada orang-orang yang membutuhkan dana. 

Dalam hal ini, para peminjam bisa berasal dari berbagai kalangan mulai dari orang pribadi yang memang membutuhkan uang untuk kebutuhan konsumtif, para pelaku usaha yang membutuhkan biaya tambahan untuk mengembangkan bisnisnya, dan masih banyak lagi lainnya. Tentunya para peminjam tersebut tergantung dari setiap perusahaan atau platform yang menyelenggarakan P2P Lending.

Sederhananya, platform Peer to Peer (P2P) Lending menjadi sebuah tempat yang akan mempertemukan antara pemilik modal (investor) dengan para peminjam (borrower). Nantinya platform tersebut akan menjembatani transaksi peminjaman modal yang dilakukan oleh kedua belah pihak.

Di Indonesia sendiri platform P2P Lending sebenarnya sudah cukup banyak dan dapat dengan mudah kita temukan. Sebut saja Amartha, KoinWorks, AsetKu dan masih banyak lagi lainnya.

Masing-masing platform tersebut memiliki tujuan atau target peminjamnya masing-masing. Di AsetKu misalnya, dana yang dipinjamkan oleh investor akan diputar sebagai pinjaman bagi para borrower untuk hal-hal yang bersifat konsumtif seperti membeli gadget baru, renovasi rumah, dan lain sebagainya.

Sedangkan untuk platform Amartha, dana yang dipinjamkan oleh investor atau pemodal (lender) akan digunakan untuk membiayai para wanita yang memiliki bisnis atau usaha. Nah, dari sini dapat terlihat bahwa masing-masing platform P2P Lending tersebut memiliki tujuan dan fokusnya masing-masing.

Bagi Anda yang tertarik untuk terjun ke dalam dunia investasi P2P Lending ini, Anda bisa memilih platform mana yang paling sesuai dengan risk profile Anda sebagai seorang investor. Tentunya juga mempertimbangkan return yang bisa diperoleh dari masing-masing platform tersebut.

Lantas, Bagaimana Cara Kerja Investasi P2P Lending?

Cara Kerja P2P Lending

Pada dasarnya, P2P Lending bekerja dengan cara mempertemukan antara dua pihak yang saling membutuhkan. Pemilik modal (investor atau yang juga disebut dengan lender) akan mencari orang yang membutuhkan pinjaman modal (borrower) yang sesuai dengan preferensi mereka. Dalam hal ini, investor memiliki kendali penuh untuk memilih dan menyesuaikan kriteria peminjam seperti apa yang ingin mereka berikan pinjaman modal.

Nah, bagi para pemilik modal, maka Anda tak perlu khawatir. Para peminjam dana (borrower) yang akan menggunakan platform P2P Lending biasanya akan melalui pengecekan terlebih dahulu. Pihak platform P2P Lending akan memastikan bahwa para calon peminjam dana telah memenuhi kriteria yang diajukan.

Jadi semua peminjam modal dalam platform tersebut tentu sudah dipastikan data diri serta kredibilitasnya.

Sedangkan bagi para pemilik modal (lender), seperti yang telah disebutkan sebelumnya, mereka bisa memilih untuk meminjamkan dananya pada borrower mana pun. 

Jika dana yang dibutuhkan terlalu besar, misalnya untuk mengembangkan bisnis, biasanya platform P2P Lending akan membuka penggalangan dana atau crowdfunding bagi para investor yang ingin meminjamkan dananya pada si borrower. Apabila dana yang dibutuhkan sudah memenuhi target atau jumlah yang ditentukan, platform tersebut akan menyalurkan dananya pada pihak peminjam (borrower).

Lantas, dari mana investor P2P Lending mendapatkan keuntungan? Dalam praktiknya, pihak peminjam harus mengembalikan dana yang dipinjamnya tepat waktu dengan bunga pinjaman yang diberlakukan. Nah, dari bunga tersebutlah para lender akan mendapatkan keuntungan.

Keuntungan Berinvestasi di P2P Lending

Keuntungan P2P Lending

1. Return yang tinggi

Salah satu keuntungan berinvestasi dengan P2P Lending adalah return yang ditawarkan terbilang cukup tinggi jika dibandingkan dengan beberapa instrumen investasi lain seperti emas, deposito dan reksadana. 

Sebagai contoh jika reksadana hanya memberikan return hingga 8 sampai 10% per tahun, P2P Lending dapat memberikan Anda keuntungan yang lebih dari itu yakni berkisar antara 14 sampai 21% per tahun.

Tak heran jika kini instrumen investasi yang satu ini banyak dijadikan pilihan bagi para investor untuk menumbuhkan asetnya. Namun tentu saja, semakin tinggi return yang ditawarkan, maka semakin besar pula risiko yang perlu Anda tanggung. Maka dari itu, Anda juga harus berhati-hati dalam memilih borrower atau peminjam dana.

Sebab tak jarang terdapat peminjam dana yang telat dalam melakukan pembayaran atau pengembalian dananya. Sehingga hal ini tentu dapat merugikan investor yang memberikan pinjaman.

2. Tenor yang relatif pendek

Berbeda dengan saham dan properti yang termasuk ke dalam kategori investasi jangka panjang, P2P Lending justru tergolong sebagai jenis produk investasi jangka pendek, lho. Sehingga bagi Anda yang memiliki tujuan keuangan jangka pendek dalam 1 sampai 2 tahun mendatang, P2P Lending bisa dijadikan alternatif untuk mencapai tujuan tersebut.

3. Dapat dimulai dengan modal kecil

Tak perlu khawatir bagi Anda yang tak memiliki banyak dana dingin di tabungan. Untuk berinvestasi di instrumen P2P Lending ini, Anda bahkan bisa memulainya dengan nominal mulai dari puluhan ribu. Salah satu contoh platform P2P Lending yang bisa Anda gunakan adalah Modal Rakyat, di mana pada platform tersebut Anda bisa mulai berinvestasi dari Rp 25 ribu. Jumlah yang relatif kecil untuk berinvestasi, bukan? Return yang didapatkan pun bisa dipanen dalam kurun waktu 14 hingga 90 hari. 

4. Diversifikasi Investasi

Bagi Anda investor yang sudah cukup aktif dalam dunia permodalan, tentu dengan adanya P2P Lending ini dapat memberikan peluang baru bagi Anda untuk meraup keuntungan lebih banyak dan lebih besar.

Anda mungkin sudah berinvestasi di saham, properti, emas atau instrumen investasi yang lain. Tak ada salahnya untuk menyebarkan dana dingin yang Anda miliki pada aset investasi yang lain agar memberikan penghasilan pasif bagi Anda.

Selain itu, diversifikasi juga patut dilakukan untuk mengurangi risiko yang ada. Sebagai contoh jika seluruh uang Anda diinvestasikan pada saham, ketika harga saham perusahaan yang Anda beli mengalami penurunan tentu Anda hanya akan mendapatkan kerugian. Sedangkan jika Anda menyebarkan dana tersebut ke beberapa instrumen investasi sekaligus seperti saham, obligasi dan P2P Lending ini, maka ketika saham Anda mengalami penurunan harga, Anda masih bisa mendapatkan keuntungan dari produk investasi yang lainnya.

Demikianlah artikel mengenai memahami cara kerja investasi P2P Lending dan ragam keuntungannya. Jadi sudahkan Anda siap untuk terjun ke dalam produk investasi yang satu ini? 

Hati-hati! ini Ciri-ciri Investasi Bodong, Ketahui Dari Sekarang

Hati-hati! ini Ciri-ciri Investasi Bodong, Ketahui Dari Sekarang

Kasus investasi bodong menjadi salah satu yang paling banyak disorot beberapa tahun belakangan. Korban dari investasi ini sudah terlalu banyak dengan kerugian yang cukup beragam. 

Pada tahun 2019 saja misalnya, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat terdapat kurang lebih 444 perusahaan investasi bodong yang operasionalnya sudah ditutup. Perusahaan-perusahaan investasi bodong tersebut hadir dengan berbagai macam kemasan mulai dari properti, money game, multi level marketing (MLM), cryptocurrency dan masih banyak lagi lainnya.

Jumlah kerugian yang disebabkan oleh para pelaku investasi bodong ini bahkan sudah mencapai lebih dari Rp 45 triliun. Jumlah yang cukup fantastis, bukan? Maka dari itu, sebagai seorang investor, Anda juga harus mengedukasi diri untuk tidak mudah tergiur pada tawaran investasi yang kurang masuk akal atau menawarkan keuntungan besar dalam waktu singkat.

Berikut PayrollBozz sudah merangkumkan sebagian ciri-ciri investasi bodong yang harus Anda ketahui agar dapat terhindar dari kerugian finansial di masa mendatang.

Ciri-ciri Investasi Bodong yang Perlu Anda Ketahui

Ciri Investasi Bodong

1. Tidak memiliki izin atau legalitas operasional

Ciri investasi bodong yang pertama dan sudah pasti mudah untuk dikenali adalah ketika mereka menjalankan operasionalnya tanpa memiliki izin resmi. Dalam hal ini, perusahaan investasi harus dinyatakan secara legal oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan setiap aktivitasnya diawasi oleh mereka.

Meski demikian, beberapa perusahaan investasi yang sudah memiliki izin resmi juga ada yang melakukan penipuan. Maka dari itu, Anda tetap harus berhati-hati dan jangan mudah tergiur dengan tawaran-tawaran tersebut.

Selain OJK, legalitas usaha atau bisnis investasi ini juga bisa dinaungi oleh Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (BAPPEBTI) yang berada di bawah Kementrian Perdagangan.

Pada dasarnya, OJK hanya mengontrol investasi yang meliputi pasar modal, asuransi, multifinance, dan perbankan. Sedangkan untuk BAPPEBTI, ia mengawasi setiap transaksi produk berjangka dan komoditi seperti minyak, logam, emas, tembaga, kopi dan lain sebagainya.

Nah, sebelum memutuskan untuk menanamkan modal pada suatu perusahaan investasi tertentu, pastikan untuk melihat surat izin operasinya. Hal ini bertujuan agar Anda dapat terhindar dari risiko investasi bodong yang belakangan banyak menjamur di masyarakat.

2. Menawarkan profit besar dalam waktu singkat

Satu hal yang perlu Anda ingat ketika terjun ke dunia investasi adalah semakin besar keuntungan yang ditawarkan, maka semakin besar juga risiko yang diberikan. Maka dari itu, Anda tidak boleh mudah tergiur dengan penawaran seperti ini.

Banyak perusahaan investasi bodong yang menawarkan keuntungan tak masuk akal hanya dalam waktu beberapa hari atau minggu setelah Anda bergabung. Penawaran tersebut tentu hanya bertujuan untuk memikat Anda agar mau menitipkan dananya pada mereka.

Biasanya pada awal operasionalnya, perusahaan tersebut benar-benar memberikan keuntungan yang sesuai dengan perjanjian. Namun selang beberapa bulan setelahnya, Anda mungkin akan menemukan kejanggalan seperti proses penarikan profit yang membutuhkan waktu lama atau terlalu banyak alasan dari pihak perusahaan hingga sampai akhirnya perusahaan tersebut melarikan diri dari tanggung jawab dan Anda akan kehilangan seluruh uang yang Anda investasikan.

Tentunya Anda tidak menginginkan hal tersebut terjadi, bukan? Nah, jika diiming-imingi produk investasi minim risiko dengan return yang menggiurkan, cobalah untuk berpikir dua kali. Cari tahu terlebih dahulu track record dari perusahaan tersebut di internet atau tanyakan pada ahli yang lebih mengerti. 

Jangan sampai ketidaktahuan Anda akan hal ini dapat membuat Anda jatuh ke dalam lubang investasi bodong dan memperpanjang daftar korban yang dirugikan.

3. Tidak adanya transparansi risiko

Masih berhubungan dengan poin sebelumnya, perusahaan investasi bodong juga biasanya hanya akan mempromosikan keuntungan yang ditawarkan tanpa menyinggung sedikit pun risikonya. Padahal instrumen investasi sekecil apapun tetap memiliki risiko yang harus Anda tanggung.

Risiko ini memungkinkan Anda untuk berhati-hati dalam memilih instrumen investasi yang tepat dan sesuai dengan tujuan keuangan Anda di masa depan. Maka dari itu, apabila pihak perusahaan investasi yang menawarkan jasanya ke Anda tidak memberikan informasi terkait risiko yang ditawarkan, Anda perlu berhati-hati dan mencari tahu lebih lanjut mengenai perusahaan tersebut.

Konsep dasar investasi yang perlu Anda pegang dan selalu ingat adalah “high risk, high return” atau semakin besar risiko yang ditawarkan, maka semakin besar keuntungan yang bisa Anda peroleh. Jadi, jika Anda mendapatkan penawaran investasi dengan return tinggi, Anda sudah tahukan apa artinya?

4. Cara pengelolaan dana investasi yang tidak jelas

Sebagai seorang investor Anda juga harus cerdas dan berhak mengajukan pertanyaan-pertanyaan seputar produk investasi pada pihak perusahaan yang menawarkan jasa pengelolaan dananya. Salah satu pertanyaan yang bisa Anda ajukan adalah mengenai cara pengelolaan dana investasi yang akan Anda tanamkan nanti.

Apabila pihak perusahaan tersebut memberikan keterangan yang tidak jelas atau bahkan menutup-nutupi cara pengelolaannya dengan dalih rahasia perusahaan, Anda berhak untuk ragu dan mengurungkan niat agar tidak berinvestasi pada perusahaan tersebut. Lebih baik cari platform atau lembaga investasi lain yang sudah terjamin kredibilitasnya sehingga Anda dapat terhindar dari kerugian besar di masa mendatang.

Selain itu, perusahaan investasi bodong juga biasanya memiliki struktur bisnis yang tidak jelas di dalamnya. Informasi detail perusahaan juga bisa jadi sulit untuk Anda cari atau temukan di internet, khususnya jika perusahaan tersebut memang baru dibuat dan tidak memiliki izin legal atas operasionalnya.

5. Bergantung pada perekrutan investor baru

Bagi sebagian orang, skema Ponzi mungkin sudah tak asing lagi di telinga. Skema ini sebenarnya merupakan modus penipuan dalam dunia investasi di mana profit yang Anda dapatkan sebagai investor sebenarnya berasal dari investor yang dirugikan sebelumnya atau yang baru saja masuk.

Produk investasi yang berjalan dengan cara seperti ini patut Anda curigai sedari awal, apalagi jika mereka secara terang-terangan mengatakan bahwa keuntungan yang diperoleh tergantung dari jumlah anggota yang bergabung. Selain itu, pihak perusahaan investasi bodong juga ada kalanya memaksa para investor untuk menanamkan lebih banyak modalnya dengan jaminan profit berkali-kali lipat.

Sekali lagi, perusahaan investasi tersebut akan membuat Anda terbuai dengan keuntungan atau profit yang Anda peroleh. Kenyataannya, profit tersebut mungkin saja berasal dari uang Anda sendiri yang hanya diputar bergantian. Pada suatu waktu, putaran tersebut akan berhenti dan Anda akan kehilangan seluruh uang yang Anda investasikan lantaran pihak perusahaan kabur dan tidak bertanggung jawab.

Itulah tadi beberapa ciri investasi bodong yang harus Anda ketahui, khususnya bagi Anda yang masih pemula dan ingin terjun ke dalam dunia permodalan. Ada baiknya untuk menggunakan platform atau lembaga yang sudah terjamin kredibilitas serta track record-nya.

Saat ini ada begitu banyak platform aplikasi investasi digital yang bisa Anda gunakan dan pastinya sudah terdaftar di OJK. Dengan demikian Anda tidak perlu takut atau khawatir lagi terhadap dana yang Anda investasikan.

Pengertian investasi reksadana dan kiat-kiat suksesnya

Pengertian investasi reksadana dan kiat-kiat suksesnya

Reksadana adalah cara terbaik untuk investasi bagi investor, khususnya investor kecil serta investor yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko investasi mereka.

Selain reksa dana juga harus memperkuat peran investor lokal untuk berinvestasi di pasar modal di Indonesia.

Secara umum, Reksadana didefinisikan sebagai wadah yang digunakan untuk mengumpulkan dana dari investor untuk berinvestasi dalam portofolio efek oleh Manajer Investasi.

Ada tiga hal yang terkait dari definisi tersebut bahwa, pertama, dana dari investor. Selain itu, dana ini diinvestasikan dalam portofolio efek, dan ketiga, dana yang dikelola oleh Manajer Investasi.

Dengan demikian, dana yang ada di reksa dana adalah investasi investor reksa dana, sedangkan manajer investasi adalah pihak yang dipercaya untuk mengelola dana tersebut.

Jenis – jenis Reksadana

Umumnya dibagi menjadi empat jenis yaitu reksa dana saham, pasar uang, reksa dana pendapatan tetap, dan campuran.

1. Reksadana Pasar Uang (Money Market Fund)

Reksa dana pasar uang adalah jenis reksa dana yang berinvestasi pada instrumen pasar uang dangan jatuh tempo kurang dari satu tahun.

Bentuk instrumen investasi mungkin termasuk deposito berjangka (deposito), sertifikat deposito (sertifikat deposito), Sertifikat Bank Indonesia (SBI), pasar uang (SBPU) dan berbagai jenis lainnya instrumen pasar uang.

Tujuannya adalah untuk menjaga likuiditas dan pelestarian modal. Risiko relatif rendah dibandingkan dengan kebanyakan jenis lain dari reksa dana.

2. Reksadana Pendapatan Tetap (Fixed Income Fund)

Reksa dana pendapatan tetap adalah jenis reksa dana yang berinvestasi minimal 80 persen dari aset dalam efek hutang atau obligasi.

Tujuannya adalah untuk menghasilkan keuntungan yang stabil. Risiko relatif lebih tinggi dibandingkan reksa dana pasar uang.

3. Reksadana Campuran (Mutual Balance)

Reksadana Campuran adalah jenis reksa dana mengalokasikan investasi dalam portofolio. Investasi Instrumen dapat dikombinasikan dengan bentuk saham dan obligasi.

Tujuan dari pertumbuhan harga dan pendapatan. Reksadana campuran yang risiko sedang dengan tingkat potensi pengembalian relatif lebih tinggi dibandingkan reksa dana pendapatan tetap.

4. Reksadana saham (Equity)

Reksadana saham adalah jenis reksa dana yang berinvestasi setidaknya 80 persen asetnya pada efek ekuitas.

Tujuan adalah pertumbuhan unit jangka panjang atau harga saham. Risiko relatif lebih tinggi dari pasar uang dan reksa dana pendapatan tetap, tetapi memiliki potensi untuk keuntungan yang lebih tinggi.

Keuntungan berinvestasi di reksadana

Reksadana memberikan peluang keuntungan. Investor reksa dana dapat melakukan diversifikasi investasi tanpa harus memiliki modal besar.

Misalnya, investor dengan dana terbatas mungkin memiliki portofolio obligasi, yang tidak bisa di miliki jika investor tidak memiliki dana yang signifikan.

Cara Kerja Reksa Dana

Beberapa manfaat reksa dana adalah kurangnya verifikasi investasi di mana investasi akan dibagi menjadi beberapa instrumen. Jadi investasi ini tidak hanya diinvestasikan dalam bisnis, tetapi di beberapa perusahaan.

Dengan beroperasinya reksa dana, dan ketika nilai saham Perusahaan A gagal, belum tentu dana yang diinvestasikan di instrumen ini juga turun.

Tapi investasi Anda akan tetap aman karena mereka memiliki investasi yang telah ditempatkan di instrumen atau perusahaan lain oleh Manajer Investasi.

Kiat & Tips Sukses Investasi Reksadana

Reksadana adalah sarana investasi yang terdaftar dan diawasi oleh OJK, dan manajer investasi yang mengelola itu terdaftar dan diawasi oleh OJK. Jadi Anda tidak perlu khawatir tentang uang Anda akan hilang.

Namun, sebelum berinvestasi, Anda harus tahu panduan pertama untuk investasi berikut reksa dana.

1. Tentukan tujuan investasi Anda

Sebelum Anda mulai berinvestasi, Anda harus tahu persis apa tujuan investasi Anda. tujuan investasi bisa menjadi motivasi Anda dalam kinerja investasi, karena masing-masing memiliki tujuan investasi jangka panjang dan profil risiko yang berbeda, sehingga instrumen investasi harus disesuaikan.

Tujuan dari investasi ini akan dapat menjadi acuan dalam penentuan dana investasi reksa cocok untuk Anda setelah meninjau durasi profil investasi dan risiko.

2. Tahu profil risiko Anda

Tergantung pada jenis, reksa dana memiliki profil risiko yang berbeda. Oleh karena itu, memilih reksa dana yang sesuai dengan Anda sangat penting untuk mengidentifikasi profil risiko Anda terlebih dahulu.

Profil atau kapasitas toleransi risiko dan “kesiapan” dari investor untuk menerima kemungkinan kehilangan sebagian atau seluruh modal yang diinvestasikan untuk mencapai potensi kinerja yang lebih baik.

3. Tentukan Datang investasi jangka Pertama

Setelah Anda mengakui profil risiko, Anda dapat menentukan jangka waktu investasi sesuai dengan profil risiko Anda. Investasi reksa dana memerlukan jangka waktu yang berbeda.

Tidak ada yang kurang dari satu tahun, 1-3 tahun. 3-5 tahun atau lebih dari 5 tahun. Jika jangka waktu investasi kurang dari satu tahun, Anda dapat memilih dana pasar uang yang berinvestasi hanya pada instrumen pasar uang seperti deposito, sehingga risiko bahkan lebih rendah, dan cenderung stabil.

4. Cari Manajer Investasi yang Terpercaya

Perusahaan manajemen investasi atau manajer investasi sering disebut orang-orang yang mengelola dan menginvestasikan dana masyarakat yang berhasil dihimpun di berbagai instrumen investasi, dalam bentuk reksa dana.

Untuk menghasilkan yang terbaik reksa dana, Manajer Investasi akan berusaha untuk mengelola untuk analisis keuangan dan analisis pasar global.

Perusahaan manajemen investasi dengan reputasi yang baik umumnya memiliki tim investasi lengkap terstruktur dan proses investasi yang bertanggung jawab.

5. Gali Informasi Proses Bagaimana uang Anda Diinvestasikan

Keterangan tertulis dan rinci seperti yang tertulis dalam prospektus reksa dana, dapat memberikan informasi tentang bagaimana uang yang diinvestasikan, yang mengelola investasi dan informasi produk lainnya secara lebih rinci. Informasi ini akan membantu Anda memutuskan apakah dipatuhi produk dengan apa yang Anda harapkan.

Untuk kinerja historis dan ringkasan produk tertentu reksa dana, Anda dapat membaca Lembar Fakta Dana dan penempatan produk reksa dana.

6. Mengidentifikasi dan memverifikasi biaya dana umum

Bila Anda berinvestasi dalam reksa dana, ada biaya yang dikenakan kepada investor seperti biaya pembelian unit (penjualan biaya), biaya penjualan kembali unit (biaya penebusan), biaya transfer unit (biaya switching) dan biaya transfer bank yang terlibat.

7. Tentukan di mana Anda akan membeli reksa dana

Tentukan di mana Anda akan membeli reksa dana. Pilih perusahaan yang telah berpengalaman manajer investasi dengan folder yang handal.

Ini cara, Anda harus mempertimbangkan jika Anda ingin memulai berinvestasi di reksa dana.