Aplikasi Zoom Meeting Jual Data Pengguna Ke Dark Web? Begini Yang Sebenarnya!

Aplikasi Zoom Meeting Jual Data Pengguna Ke Dark Web? Begini Yang Sebenarnya!

Aplikasi zoom meeting mengalami peningkatan pengguna yang drastis di tengah pandemi Covid 19 ini, hal ini efek diberlakukannya kebijakan karantina ataupun lockdown di banyak negara yang terdampak, tidak terkecuali Indonesia yang memilih PSBB sebagai langkah untuk menekan penyebaran wabah ini.

Tidak heran mengapa aplikasi rapat online ini melejit reputasinya di masa-masa sekarang, hal itu karena zoom merupakan aplikasi yang mudah dipakai, memiliki kualitas audio dan visual yang bagus, stabil, dapat mengundang banyak orang dan terlebih lagi aplikasi ini gratis.

Namun dibalik peningkatan pengguna aplikasi zoom meeting yang drastis, tersimpan sebuah skandal yang membuat orang kaget dan menjadi sangat waspada terhadap aplikasi ini. Kabar yang mengatakan bahwa data pengguna zoom telah dijual ke pihak ketiga menyebar, dan membuat semua pengguna menuntut zoom untuk memberikan penjelasan atas dugaan ini.

Isu kebocoran data pengguna zoom pertama kali ditemukan oleh sebuah perusahaan online security bernama Cyble. Dari peningkatan akun pengguna yang dijual ke dark web pertama kali terlihat pada tanggal 1 april dan dijual dengan harga US$0,002 per akun. Dilansir dari The Independent, Kamis (16/4/2020.

Lalu benarkah aplikasi zoom meeting menjual data akun penggunanya ke pihak ketiga seperti Dark Web seperti yang dituduhkan?

Karena tuntutat pengguna yang meminta zoom untuk menanggapi penjualan akun pengguna, pada akhirnya zoom buka suara dan memberikan klarifikasi terkait isu ini. Dikutip dari laman resmi zoom, pihaknya mengatakan bahwa mereka sama sekali tidak menjual data pengguna mereka ke pihak manapun, baik itu untuk keperluan iklan atau yang lain. Mereka juga mengatakan tidak pernah memonitori setiap aktivitas pengguna di aplikasinya,

“Kami tidak menggunakan data yang kami peroleh dari penggunaan Anda atas layanan kami, termasuk pertemuan Anda, untuk iklan apa pun. Kami menggunakan data yang kami peroleh dari Anda ketika Anda mengunjungi situs web pemasaran kami, seperti zoom.us dan zoom.com. Anda memiliki kendali atas pengaturan cookie Anda sendiri ketika mengunjungi situs web pemasaran kami,” dilansir dari laman zoom

Baca juga : Cara Menggunakan Google Meet Untuk Work From Home

Walau demikian sebagai pemilik layanan zoom tidak dapat memungkiri adanya kelemahan sistem keamanan pada aplikasi mereka, hal ini terbukti dari hasil penlusuran Vice yang kami lansir disini, bahwasannya zoom belum menggunakan enkripsi data secara end to end. Selain itu juga ditemukan adanya bug pada aplikasi ini yang bisa mengubah pengaturan mikropon dan penyadapan oleh webcam.

Temuan adanya celah pada sistem keamanan dan bug di aplikasi zoom meeting juga langsung di respon dengan melakukan peningkatan keamanan dan memperbaiki bug yang ada. Hal ini guna menghindari serangan dari hacker yang bisa dengan mudah masuk ke aplikasi ini, dan mencuri data-data pengguna seperti email, password, foto, kontak dan lainnya.

Untuk keamanan bersama baiknya pengguna zoom tidak menggunakan kata sandi yang sama untuk setiap meeting yang dilakukan. Dan yang lebih penting, password tidak sama dengan password email karena itu akan sangat berbahaya. Ujar jake dari Moore Security Specialist ESET.

Kesimpulannya adalah kendali penggunaan tetap berada di tangan Anda sebagai pengguna, tetaplah bijak dan berhati-hati dalam menggunakan aplikasi zoom meeting dan tentunya pada aplikasi lainnya. Karena pencurian data bisa saja terjadi tanpa sepengetahuan pengguna dan developer, oleh karenanya tetaplah berhati-hati.