7 Keresahan yang mungkin cuma dirasakan oleh programmer

7 Keresahan yang mungkin cuma dirasakan oleh programmer

Apa yang anda pikirkan ketika pertama kali mengetahui bahwa seseorang berprofesi sebagai “Programmer” ?, Pintar (itu sudah pasti), berpendidikan tinggi (mungkin), IQ di atas 130 (misalnya), suka anime (lumayan fakta juga), Hacker alias cyber crime (keren sih), Introvert (emang iya?), banyak bergabung di komunitas/forum online (wajib), kebanyakan dari mereka jomblo ? (kayanya sih iya) dan masih banyak lainnya.

Dari segala asumsi di atas yang menjudge “programmer” dari luar ,ternyata ada keresahan-keresahan yang mungkin hanya bisa atau di alami oleh orang yang berprofesi sebagai programmer, yang mungkin bagi kita yang profesinya di luar bidang tersebut adalah hal yang sepele, nah pada artikel kali ini admin akan membahas mengenai suka duka programmer.

7 Keresahan yang hanya di alami seorang programmer

1 ) Pintar-pintar tapi jadi kuli

Tidak sedikit programmer yang merasakan bahwa sebenarnya dirinya adalah orang yang pintar, tapi mengapa masih bekerja bagaikan kuli? yap, kuli yang dimaksud bukanlah tukang angkat barang seperti yang ada di pasar ataupun di proyek bangunan yang memeras banyak tenaga, namun lebih ke kuli yang pikiran dan waktunya di peras oleh pekerjaan ataupun projek.

2 ) Tukang service barang elektronik

Banyak orang yang beranggapan bahwa orang yang bekerja di dunia IT khususnya programmer ahli dalam memperbaiki segala jenis barang elektronik. Sering kali programmer menjadi sasaran teman, keluarga, bahkan orang yang baru kenal untuk memperbaiki smartphone, laptop, dan komputer mereka. “Bro lu kan programmer, bisa kali benerin hardisk gue?” , ya kira-kira seperti itulah perlakuan yang sering di dapatkan oleh programmer.

3 ) Sering dapet deadline yang gak realistis

Programmer yang bekerja di sebuah perusahaan atau yang sedang mengerjakan projek tertentu pastinya sering mendapatkan deadline yang gak realistis dari bos yang tidak memiliki latar belakang sebagai programmer. Di suruh kerja cepat, pagi siang malem bagaikan kerja rodi, pas udah jadi banyak tambahan dan revisi.

4 ) Bayaran dibawah ilmu yang mereka punya

Orang awam akan bilang “ah masa? orang steve jobs sama bill gates aja kaya raya” oke mari kita kesampingkan dulu kedua orang itu. ada banyak programmer yang pintar dibayar dibawah ilmu yang mereka miliki, menjadi seorang programmer terbilang cukup sulit, mungkin sama sulitnya seperti menjadi dokter atau arsitek. Sebuah program yang mereka buat akan dipakai dalam jangka panjang, dan akan menjadi sebuah sistem yang paten. contoh sistem penggajian yang ada di dalam perusahaan, dengan segala regulasi dan kebijakannya, programmer bersusah payah untuk menyesuaikan proses payroll dengan regulasi perusahaan. kemudian di gaji layaknya karyawan biasa.

“Lah itu kan udah dapet gaji? kenapa masih kurang? lagian juga setelah program itu jadi mereka bisa santai” gaji atau upah yang layak bisa di ukur dari seberapa besar pengaruh pekerja terhadap keberlangsungan perusahaan. Bayangkan jika perusahaan tidak memilki sistem penggajian yang baik, pasti banyak karyawan yang protes karena sistem penggajian yang semrawut, perusahaan juga akan di rugikan.

5 ) Sakit pinggang, mata minus, badan kurus karena sering begadang alias penyakitan

Apa yang ada di benak anda ketika disuruh membayangkan profil fisik dari seorang programmer? Kurus (karena sering begadang), kacamataan (karena setiap hari liatin komputer), agak bungkuk (karena keseringan duduk), wajah terlihat capek (karena banyak pikiran), jari-jari yang kurus dan panjang karena sering mencetin keyboard. yaa mungkin kebanyakan dari programmer memang seperti itu.

6 ) Jadi buronan dan selalu menjadi tersangka

Ketika ada aplikasi error, program yang gak jalan siapa yang akan menjadi bahan omelan? sudah pasti programmer yang membuat aplikasi tersebut, bukannya yang mencari error tersebut. hehehe, error kok di cari-cari sih.

7 ) Tidak bisa punya jabatan yang strategis di perusahaan

Jabatan atau posisi programmer di dalam sebuah perusahaan bisa dikatakan cukup stuck, kalau tidak menjadi junior programmer yang paling tinggi menjadi senior programmer atau supervisor.

Demikian adalah ulasan mengenai suka duka menjadi seorang programmer yang mungkin hanya bisa mereka yang merasakan. tetapi apapun pekerjaanya, sesulit apapun itu jika kita sudah jatuh cinta dan mengerjakannya dengan sepenuh hati, maka segala rintangan akan dapat dilalui.

Tinggalkan Balasan

Alamat email anda tidak akan dipublikasikan. Required fields are marked *