Di dunia kerja modern, keberagaman, kesetaraan, dan inklusi atau Diversity, Equity, and Inclusion (DEI) bukan lagi sekadar jargon. Semakin banyak organisasi menyadari bahwa membangun lingkungan kerja yang menghargai perbedaan bukan hanya benar secara moral, tetapi juga berdampak positif pada kinerja bisnis.
Namun, tantangannya terletak pada implementasi DEI yang nyata, bukan hanya simbolis. Mari kita bahas bagaimana beberapa perusahaan—baik lokal maupun global—mewujudkan nilai-nilai DEI dalam praktik sehari-hari mereka.
Apa Itu DEI?
- Diversity (Keberagaman): Mengakui dan menghargai perbedaan individu dalam hal ras, gender, usia, agama, orientasi seksual, disabilitas, latar belakang sosial-ekonomi, dan lainnya.
- Equity (Kesetaraan): Memberikan akses, peluang, dan perlakuan yang adil bagi setiap individu sesuai kebutuhannya.
- Inclusion (Inklusi): Menciptakan budaya di mana semua orang merasa dihargai, dihormati, dan memiliki ruang untuk berkontribusi.
Contoh Nyata Implementasi DEI
- Telkom Indonesia — Mendorong Kesetaraan Gender di Dunia Teknologi
Telkom Indonesia, salah satu BUMN terbesar di Indonesia, memiliki program Women in Leadership untuk mendorong lebih banyak perempuan menduduki posisi strategis. Selain itu, Telkom aktif membentuk komunitas internal berbasis minat dan keberagaman, termasuk kelompok untuk karyawan disabilitas dan lintas generasi.
- Unilever — Strategi Global yang Konsisten
Unilever dikenal sebagai perusahaan multinasional yang menempatkan DEI di inti strateginya. Di Indonesia, mereka memiliki Gender Balance Program yang memastikan keterwakilan perempuan di setiap jenjang kepemimpinan. Secara global, mereka menargetkan inklusi 5.000 penyandang disabilitas ke dalam rantai pasokannya pada 2025.
- Gojek — Inklusi Lewat Teknologi
Gojek aktif memperjuangkan inklusi ekonomi dan sosial. Mereka memperkenalkan fitur khusus untuk mitra penyandang disabilitas, menyediakan pelatihan literasi digital, serta membuat kebijakan anti-diskriminasi untuk pengguna dan mitra. Gojek juga mengadakan program mentoring untuk perempuan di bidang teknologi.
- Microsoft — Inovasi untuk Inklusi
Microsoft memiliki misi untuk “memberdayakan setiap orang dan organisasi untuk meraih lebih”. Mereka mempekerjakan penyandang autisme melalui program Autism Hiring Program, serta menciptakan produk seperti Xbox Adaptive Controller untuk para gamer dengan disabilitas. Microsoft juga melatih karyawan untuk mengenali bias bawah sadar (unconscious bias).
- Danone Indonesia — DEI dari Internal hingga Masyarakat
Danone berkomitmen pada DEI tidak hanya di lingkungan kerjanya, tapi juga dalam program sosialnya. Mereka punya kebijakan cuti orang tua yang setara bagi ibu dan ayah, menyediakan ruang laktasi, serta aktif mempromosikan pemberdayaan perempuan dalam program kemitraan dengan UMKM lokal.
Kenapa DEI Harus Jadi Prioritas Nyata?
- Meningkatkan Inovasi: Tim yang beragam menghasilkan lebih banyak ide dan perspektif.
- Menarik Talenta Terbaik: Generasi muda lebih tertarik pada perusahaan yang menghargai nilai-nilai inklusif.
- Membangun Citra Positif: DEI memperkuat reputasi perusahaan di mata publik dan investor.
- Mengurangi Turnover: Karyawan cenderung bertahan lebih lama di tempat kerja yang menghargai mereka.
Kesimpulan: DEI adalah Komitmen, Bukan Kampanye Musiman
Implementasi DEI membutuhkan komitmen jangka panjang, dimulai dari kepemimpinan puncak hingga kebijakan harian di tempat kerja. Lebih dari sekadar slogan di dinding kantor atau halaman rekrutmen, DEI yang nyata harus terlihat dalam tindakan, keputusan, dan budaya kerja.
Perusahaan yang berhasil mengintegrasikan DEI ke dalam DNA organisasi mereka bukan hanya menciptakan tempat kerja yang lebih baik, tetapi juga menjadi pemain yang lebih kuat di pasar global.
Jika Anda seorang pemilik bisnis, HR profesional, atau pemimpin tim—mari tanyakan pada diri sendiri: Apakah DEI di tempat saya sudah menjadi praktik nyata?