Program magang lulusan perguruan tinggi (maksimal fresh graduate satu tahun) menjadi salah satu dari delapan stimulus yang diberikan pemerintah untuk masyarakat. Menko Bidang Ekonomi Airlangga Hartarto mengatakan, magang diperuntukkan bagi lulusan perguruan tinggi baik Strata 1 (S1), Diploma 3 (D3) maupun lulusan perguruan tinggi lain dengan kriteria maksimum fresh graduate satu tahun.
Menurut Airlangga, permagangan akan bekerjasama dengan industri. “Itu di-link and match-kan dan dikerjasamakan dengan sektor industri. Di mana penerima manfaat di tahap pertama 20 ribu orang dan selama proses bekerja diberikan uang saku sebesar upah minimum, UMP. Dan ini untuk enam bulan,” kata Airlangga. Anggaran yang sudah disediakan untuk program ini sebesar Rp 198 miliar
Latar Belakang
• Banyak lulusan perguruan tinggi (fresh graduates) mengalami kesulitan dalam memasuki dunia kerja. Salah satu masalah utama adalah kurangnya pengalaman kerja yang relevan.
• Pemerintah Indonesia dalam paket stimulus ekonomi 2025 menghadirkan sebuah inisiatif magang bagi fresh graduate, dengan tujuan memperlancar transisi dari kampus ke dunia kerja.
________________________________________
Apa Isi Programnya
- Target Peserta : Fresh graduate (lulus maksimal 1 tahun) dari perguruan tinggi (S1, D3, atau jenjang sejenis).
- Jumlah Peserta : Tahap pertama menargetkan 20.000 orang.
- Durasi Magang : Selama 6 bulan.
- Besaran Uang Saku / Gaji Uang saku : Setara Upah Minimum Provinsi (UMP) di wilayah peserta berada, sekitar Rp 3,3 juta per bulan untuk wilayah yang UMP-nya di angka tersebut
- Besaran Anggaran : Pemerintah menyiapkan anggaran sebesar Rp 198 miliar untuk tahap pertama.
- Skema Kerja Sama : Program akan menggunakan pendekatan link and match antara kampus dengan dunia usaha / industri, agar pengalaman magang relevan dengan kebutuhan industri.
Bagaimana Mekanisme Pelaksanaannya
Sampai dengan tulisan ini dibuat, Mentri Tenaga Kerja Yassierli masih akan merumuskan mekanisme dan regulasi program ini. Lalu bagaimana langkah-langkah pelaksanaannya agar program ini berjalan efektif, berikut perkiraan rekomendasi kami:
- Pendaftaran / Seleksi Peserta
– Fresh graduate yang memenuhi syarat (lulusan ≤ 1 tahun, dari perguruan tinggi terakreditasi, jenjang S1 / D3 / setara).
– Mungkin melalui pendaftaran online di kementerian/lembaga terkait atau melalui kerja sama kampus dengan industri. - Penempatan di Industri / Mitra
– Peserta akan ditempatkan ke perusahaan / industri yang telah bermitra dengan pemerintah.
– Penempatan harus relevan dengan jurusan studi agar keahlian yang diperoleh sesuai kebutuhan pasar kerja. - Perjanjian Magang / Kontrak
Ada kontrak resmi antara peserta, perusahaan, dan pemerintah (atau lembaga penyalur) yang menjelaskan hak dan kewajiban: durasi magang, pekerjaan yang akan dilakukan, pembinaan/mentor, evaluasi, pembayaran uang saku, dan termin-termin pelaporan. - Pembayaran Uang Saku
– Pemerintah membayar uang saku setara UMP tiap bulan selama 6 bulan.
– Penyaluran bisa lewat transfer ke peserta, melalui perusahaan / mitra yang memfasilitasi, atau mekanisme keuangan pemerintah lainnya. - Monitoring & Evaluasi
– Pemerintah harus memastikan perusahaan/industri mitra mematuhi komitmen: menyediakan pekerjaan yang relevan, pelatihan, mentor, dan lingkungan kerja yang mendukung.
– Evaluasi hasil magang: apakah peserta memperoleh skill yang dipelajari, peluang kerja setelah magang, umpan balik dari perusahaan & peserta. - Pelaporan dan Pertanggungjawaban Anggaran
– Karena ada anggaran negara yang digunakan (Rp 198 miliar), penting ada transparansi dan audit untuk penggunaan dana.
– Pelaporan dari pihak pelaksana program ke pemerintah pusat atau kementerian terkait.
Regulasi Terkait
Beberapa regulasi yang sudah ada dan relevan:
• Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 32 Tahun 2025 tentang Standar Biaya Masukan Tahun Anggaran 2026 mengatur uang saku harian sebesar Rp 57.000 per hari untuk mahasiswa S1 / D4 yang melakukan magang di instansi pemerintah.
• Namun program stimulus fresh graduate magang dengan gaji UMP selama 6 bulan ini adalah program tambahan dan berbeda dari magang mahasiswa di instansi pemerintahan; ini lebih diarahkan ke fresh graduate yang ditempatkan di industri.
________________________________________
Kelebihan Program
• Memberikan pengalaman kerja nyata bagi fresh graduate, sehingga CV mereka lebih kompetitif.
• Mengurangi kesenjangan antara teori di kampus dan praktik di industri.
• Memberi insentif finansial (uang saku) yang membantu meringankan beban lulusan yang belum langsung dapat pekerjaan.
• Dapat mendongkrak produktivitas tenaga kerja muda serta daya saing nasional.
________________________________________
Tantangan & Catatan Penting
• Kesetaraan UMP antar provinsi: UMP di daerah yang lebih rendah mungkin jauh berbeda nilainya dibanding kota besar. Jika peserta di daerah dengan UMP rendah, gaji bisa jauh di bawah “kemapanan hidup” di kota besar.
• Kualitas magang: apakah perusahaan mitra benar-benar menyediakan pembelajaran dan mentor, bukan hanya “magang administratif” tanpa banyak nilai tambah.
• Kemungkinan penyalahgunaan: perusahaan mengambil tenaga magang tapi tidak memenuhi standar (jam kerja, beban kerja, supervisi).
• Logistik dan monitoring: bagaimana pemerintah memastikan semua peserta mendapat fasilitas dan pembayaran tepat waktu, serta evaluasi berjalan.
• Pemilihan peserta dan mitra: transparansi dalam seleksi agar semua pihak adil.
________________________________________
Implikasi
• Jika berhasil, program ini bisa menjadi model permanen dalam kebijakan ketenagakerjaan untuk memperkuat skill tenaga kerja muda.
• Diharapkan bisa membantu menyerap pengangguran lulusan perguruan tinggi, khususnya yang lulusan baru.
• Bisa mendorong kolaborasi lebih erat kampus-industri agar kurikulum pendidikan lebih relevan.
• Jika dikelola buruk, ada risiko pemborosan anggaran dan tidak efektifnya pengembangan SDM.
________________________________________
Kesimpulan
Program magang dibayar ini merupakan langkah penting dan positif dari pemerintah untuk memfasilitasi transisi fresh graduate ke dunia kerja, dengan dukungan finansial yang nyata dan target yang cukup besar (20.000 orang). Mekanismenya akan sangat menentukan keberhasilan: penempatan, mutu pembelajaran, pengawasan, pilihan mitra industri, serta transparansi dalam pelaksanaan.