Bagi Anda yang punya usaha, pasti tahu pentingnya menerapkan siklus akutansi. Sayangnya, hal ini sering disalah pahami oleh sebagian besar orang. Terutama mereka yang baru terjun di dunia usaha.
Banyak yang menganggap proses akutansi atau pencatatan itu hanya diperlukan perusahaan besar saja. Usaha kecil seperti UMKM merasa hal tersebut tidak perlu dilakukan. Mereka tidak memiliki omset yang besar. Pengeluarannya pun tidak begitu besar. Sehingga mereka menganggap melakukan proses akutansi itu tidak perlu.
Kalaupun dilakukan, mereka hanya melakukan pencatatan sederhana saja. Misalnya saja pencatatan modal. Kemudian menghitung laba yang mereka dapatkan. Sesederhana itu. Hanya sedikit yang menerapkan siklus akutansi.
Tentu itu bukan hal yang salah. Namun, jika Anda tahu pentingnya menerapkan siklus ini, maka Anda akan mengerti bahwa ini tidak hanya diperlukan perusahaan besar. Bahkan, untuk usaha mikro pun penting. Ada juga yang bilang jika usaha mikro ini berkembang cepat, proses accounting ini mutlak harus dilakukan.
Apa Itu Siklus Akutansi?
Sebelum membahas lebih jauh, Anda perlu tahu dulu apa yang dimaksud dengan siklus akuntasi. Dengan pengetahui pengertiannya, maka Anda bisa memahami apa tujuan besar yang Anda bisa dapatkan.
Beberapa pakar akutansi mendefinisikan siklus akutansi ini sebagai proses penyusunan sebuah laporan keuangan. Namun, tidak sampai di sana saja. Siapa saja bisa melakukan pelaporan keuangan. Yang jadi pertanyaan adalah apakah pelaporan tersebut bisa dipertanggung jawabkan? Apakah pelaporan tersebut bisa diterima?
Tentu tidak semua orang mampu untuk menyusun sebuah laporan keuangan yang accountable dan acceptable. Maka dari itu, diperlukanlah orang yang ahli di bidang akuntasi yang bisa menyusunan laporan seperti itu. Orang tersebut pasti sudah dibekali dengan ilmu mengenai siklus akutansi.
Dalam hal ini, Anda harus tahu proses pencatatan semacam ini sangat rumit. Namun, kerumitan tersebut tergantung pada perusahaan itu sendiri. Seberapa banyak dan variatif pencatatan yang harus dilakukan.
Namun, serumit apapun proses tersebut, tugas seorang akuntan adalah menyederhanakan. Dengan pengetahuannya mengenai cara pencatatan, orang awam pun bisa memahami laporan keuangan dengan mudah. Dan akhirnya pencatatan keuangan bisa diterima dan bisa dipertanggungjawabkan.
Tahapan yang Dilalui Dalam Siklus Akutansi
Anda sudah tahu apa itu pengertian siklus akuntasi. Selanjutnya, Anda perlu pelajari juga tahap-tahap menerapkan siklus tersebut.
1 ) Melakukan Identifikasi
Tahap paling awal yang harus dilakukan adalah melakukan identifikasi atas semua transaksi yang dilakukan perusahaan. Jadi, seorang akuntan harus mencari transaksi, entah itu yang berupa penjualan atau pembelian.
Identifikasi tersebut bisa dilakukan dengan cara melihat kwitansi yang masuk. Bisa juga identifikasi dilakukan dengan melihat faktur pembelian jika perusahaan melakukan pembelian. Semua hal yang berhubungan dengan transaksi harus diidentifikasi.
2 ) Posting ke Buku Besar
Langkah penerapan siklus akutansi selanjutnya adalah melakukan posting di buku besar. Sebelumnya, Anda sudah melakukan identifikasi setiap transaksi. Kemudian, Anda perlu mencatat semua itu di sebuah jurnal. Ini hanya untuk memudahkan Anda dalam melakukan pencatatan saja.
Setelah melakukan pencatatan di sebuah jurnal, Anda perlu memindahkan data tersebut ke Buku Besar. Di dalam Buku Besar inilah Anda akan melihat kumpulan semua transaksi yang saling berkaitan.
3 ) Penyusunan Neraca Saldo
Tahap selanjutnya adalah penyusunan neraca saldo. Gunanya untuk mengetahui kesamaan antara nilai debit dan juga nilai kredit. Caranya dengan menuliskan saldo semua akun yang Anda dapat temukan di Buku Besar.
4 ) Pembuatan Jurnal Penyesuaian
Sebenarnya, ini bagian dari siklus akutansi yang tidak perlu dilakukan jika tidak ada kesalahan. Hanya saja, terkadang ada kesalahan dalam melakukan proses penyusunan neraca saldo dan juga pembukuan di Buku Besar. Jika itu yang terjadi, maka Anda perlu melakukan pembuatan jurnal penyesuaian.
Biasanya, yang sering dikoreksi adalah perlengkapan yang dimiliki oleh perusahaan yang berubah menjadi beban perlengkapan. In terjadi karena perlengkapan telah habis dipakai. Bisa juga ada kesalahan dalam penjurnalan. Ini juga harus diperhatikan. Dan jangan sampai hal ini dianggap sepele. Karena tujuan menerapkan siklus akutansi adalah untuk membuat pembukuan yang bisa dipertangungg jawabkan.
5 ) Penyusunan Neraca Saldo Setelah Pembuatan Jurnal Penyesuaian
Jika ada koreksi, maka diperlukan lagi penyusunan neraca saldo seperti poin nomor 3. Namun, jika tidak ada yang dikoreksi, tahap ini bisa dilewati.
6 ) Penyusunan Laporan Keuangan
Setelah semua tahapan dari siklus akutansi telah dilakukan, langkah yang terakhir adalah membuat laporan keuangan. Ini terkait dengan laba atau rugi perusahaan.
7 ) Pembuatan Jurnal Penutup
Jurnal penutup ini kesimpulan dari proses akutansi yang Anda lakukan. Isinya adalah apakah perusahaan untung atau rugi. Dan disebutkan juga nilai dari keuntungan atau kerugian yang perusahaan alami.
Proses akutansi ternyata cukup panjang, bukan?
Maka dari itu, diperlukan orang yang ahli di bidang akutansi. Tidak itu saja. Ia juga harus menjadi orang yang teliti dalam melakukan pencatatan. Salah sedikit saja bisa berakibat fatal. Karena pelaporan keuangan hanya bisa diterima dan dipertanggungjawabkan jika seorang akuntan teliti dalam menerapkan siklus akutansi.
Tujuan Menerapkan Siklus Akutansi
Sebenarnya, sudah disinggung sebelumnya bahwa tujuan penerapan siklus akutansi agar laporan pembukuan keuangan bisa diterima dan bisa dipertanggung jawabkan. Namun, ini hanyalah tujuan awal saja.
Pada intinya, perusahaan bisa berkembang ketika mereka mampu membuat keputusan dan juga kebijakan yang tepat. Dan salah satu faktor yang bisa menentukan tepat atau tidaknya kebijakan perusahaan adalah data keuangan.
Itulah mengapa siklus keuangan seharusnya diterapkan oleh perusahaan manapun. Entah itu perusahaan kecil maupun besar. Bahkan, mereka yang menjalankan sebuah bisnis kecil sekelas UMKM pun disarakan untuk menerapkan hal ini.
Jelas ini bukan persoalan besar atau kecilnya usaha yang Anda jalankan. Ini terkait dengan bagaimana Anda menentukan sebuah kebijakan. Tentu Anda tidak ingin membuat sebuah kebijakan yang salah, bukan?
Sebagai pemilik usaha, Anda pasti mengerti pentingnya sebuah data. Terutama data keuangan. Ini diperlukan, bukan hanya untuk mengetahui apakah perusahaan untung atau rugi. Lebih dari itu, dari laporan keuangan inilah Anda bisa tahu posisi perusahaan dan bagaimana agar perusahaan bisa lebih maju di tahun-tahun mendatang.
Nah, itulah informasi penting yang layak untuk Anda pahami. Mulai sekarang, semoga Anda tidak lagi menyepelekan masalah pencatatan keuangan perusahaan. Jika Anda ingin maju pesat, buat keputusan yang tepat. Dan tidak ada keputusan tepat yang bisa diambil oleh pemimpin perusahaan kecuali ia memiliki data yang valid dan bisa dipertanggungjawabkan.
Maka dari itu, pencatatan dengan menerapkan siklus akutansi sangat diperlukan. Langkah dari awal hingga akhir harus diterapkan. Kesalahan kecil dari proses pencatatan ini bisa berakibat fatal bagi perusahaan. Oleh sebab itu, pastikan Anda memilii tenaga ahli yang teliti dalam penerapkan proses akutansi perusahaan Anda.