Mengenal Platform E-Commerce dan Tips Ampuh Berjualan di Dalamnya

Mengenal Platform E-Commerce dan Tips Ampuh Berjualan di Dalamnya

Di era yang serba digital seperti saat ini, siapa sih yang tak tahu tentang platform e-commerce? Bisa dibilang platform perdagangan elektronik yang satu ini banyak digunakan dalam beberapa tahun belakangan.

Selain dianggap lebih memudahkan para calon konsumen menemukan produk yang mereka cari dan inginkan, dalam platform ini juga biasanya di banjiri oleh beragam promo yang tidak akan Anda dapatkan pada toko fisiknya.

Tak heran, perkembangan platform e-commerce di dunia khususnya di Indonesia sendiri pun bisa dibilang cukup pesat. Sebut saja Tokopedia dan BukaLapak, dua raksasa e-commerce di Indonesia yang berhasil mendulang kesuksesan dengan menarik banyak minat investor untuk memberikan pendanaan.

Kedua platform tersebut pun sudah mendapatkan gelar sebagai unicorn atau startup yang telah memiliki valuasi perusahaan di atas $1 miliar. Bahkan kini, kabarnya Tokopedia akan melangkahkan kakinya ke jenjang yang lebih tinggi yakni sebagai startup decacorn. Kita tunggu saja ya kabar baik dari platform marketplace warna hijau yang satu ini!

Masih berbicara tentang e-commerce, selama ini kita hanya mengetahui istilah tersebut karena banyak digunakan oleh berbagai media massa maupun komunikasi. Sayangnya, sangat jarang media yang memberikan informasi mengenai asal mula atau sejarah dari e-commerce itu sendiri.

Baca juga : Definisi Laporan Laba Rugi dan Cara Membuatnya untuk Usaha

Nah, pada artikel berikut ini, PayrollBozz akan mengajak Anda untuk memahami lebih jauh tentang situs e-commerce. Mulai dari sejarah bermulanya hingga tips-tips yang bisa Anda implementasikan untuk berjualan di platform perdagangan elektronik ini. Apa saja itu? Simak lengkap artikelnya berikut ini, ya!

Sejarah Singkat Mengenai E-Commerce

Sejarah E-commerce

Istilah e-commerce pertama kali diperkenalkan pada tahun 1994. Saat itu, banner elektronik masih banyak digunakan untuk promosi sebuah produk atau brand dengan memasangnya pada laman situs web tertentu.

Cara ini dianggap cukup efektif menunjang penjualan sebuah produk dan dibuktikan dengan data dari sebuah riset yang dilakukan oleh Forrester pada tahun 2003. Di mana pada data tersebut disebutkan bahwa perdagangan elektronik menghasilkan penjualan sekitar USD 12,2 miliar. 

Amazon (1994) dan eBay (1995) dikenal sebagai dua marketplace yang mempelopori atau membuka jalan bagi kesuksesan platform e-commerce lain yang kita kenal sekarang. Seperti yang kita tahu, kedua platform tersebut kini menjadi raksasa e-commerce di dunia.

Hampir semua pengguna internet mengenal Amazon serta eBay sebagai salah satu platform belanja daring yang mudah digunakan.

Di Indonesia sendiri platform e-commerce pertama kali dipelopori oleh Bhinneka yang berdiri sejak tahun 1993. Namun mulai menjamah ranah e-commerce pada tahun 1996.

Saat itu, platform ini hanya menjual berbagai macam kebutuhan elektronik dan yang berkaitan dengan IT saja. Namun pada tahun 2008, Bhinneka melebarkan sayap dan mulai menjual berbagai macam barang di luar produk IT dan elektronik. 

Nah, jika tadinya Anda berpikir bahwa e-commerce pertama di Indonesia adalah Tokopedia atau BukaLapak, maka hal tersebut salah besar. Karena Tokopedia baru berdiri pada tahun 2009 dan BukaLapak baru didirikan di tahun 2011.

Jenis-jenis E-Commerce yang Populer di Masyarakat dan Perlu Anda Ketahui

Jenis e-commerce

Dalam prakteknya, platform perdagangan elektronik ini terdiri dari beberapa jenis. Masing-masing jenis tersebut tentunya mengusung konsep yang berbeda, tergantung dari fungsinya. Nah, di bawah ini kami jabarkan beberapa jenis e-commerce yang perlu Anda ketahui berdasarkan fungsinya.

Baca juga : Macam-macam Fungsi dan Rumus Excel untuk Mempermudah Pekerjaan yang Wajib Anda Ketahui

1. Business to Business (B2B)

Secara sederhana, jenis e-commerce yang satu ini merupakan platform yang digunakan untuk bertransaksi antara satu perusahaan dengan perusahaan yang lain. Contohnya, transaksi antara produsen dengan supplier.

2. Business to Consumer (B2C)

Untuk jenis e-commerce yang satu ini transaksinya dilakukan oleh perusahaan dengan konsumennya secara langsung. Mirip dengan toko ritel yang menyediakan barang eceran untuk dibeli oleh konsumen akhir. Contoh platform e-commerce B2C ini adalah Zalora, MatahariMall, Lazada, Amazon dan eBay.

3. Consumer to Consumer (C2C)

Selanjutnya, platform e-commerce yang mengusung konsep C2C juga cukup populer di kalangan masyarakat. Sesuai namanya, platform ini menjadi perantara bagi konsumen satu dengan konsumen yang lain. Artinya, salah satu pihak konsumen dapat berperan sebagai penjual. Begitu pun sebaliknya, mereka juga bisa berperan sebagai pembeli untuk penjual yang lainnya.

Contoh platform C2C yang banyak digunakan ialah Shopee, BukaLapak dan Tokopedia. Selain itu platform seperti OLX juga termasuk ke dalam jenis C2C e-commerce ini, lho.

4. Consumer to Business (C2B)

Berkebalikan dengan B2C, konsep e-commerce yang satu ini konsumen justru menyediakan barang atau jasa yang dibutuhkan oleh perusahaan. Contoh paling mudah dari jenis platform perdagangan ini adalah situs penyedia jasa freelancer atau pekerja lepas. Di mana para tenaga freelancer menjual jasa mereka untuk perusahaan yang membutuhkan jasanya.

Cara Ampuh Berjualan di Platform E-Commerce

Tips Jualan di e-commerce

Nah, setelah mengetahui sekilas informasi mengenai sejarah dan jenis e-commerce yang populer di sekitar kita. Selanjutnya, kami akan memberikan Anda tips mengenai cara ampuh berjualan produk di platform e-commerce. Apa saja??

1. Kenali produk yang sedang trend di pasaran

Jika Anda tertarik untuk berjualan di platform e-commerce penting bagi Anda mempelajari trend produk yang tengah berlangsung. Dengan demikian, barang dagangan yang akan Anda tawarkan akan disambut dengan baik oleh calon pelanggan.

Untuk itu, pastikan Anda melakukan riset yang mendalam mengenai produk apa saja yang sedang banyak dicari saat ini. Misalnya jika Anda ingin berjualan baju, maka pelajari setiap trend baju yang sedang berlangsung belakangan. Sebut saja trend baju tie dye yang belakangan cukup menjamur dan digemari oleh berbagai kalangan.

Baca juga : Let’s Talk About Tax: Cara Menghitung Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP)

2. Kenali target market

Setelah menentukan produk yang akan dijual. Selanjutnya, Anda harus menentukan target market Anda. Kira-kira orang seperti apa yang akan membeli produk Anda tersebut? Apakah orang tua atau remaja? Kisaran usia berapa target market yang potensial untuk bisnis Anda? Apakah produk Anda dikhususkan untuk laki-laki, perempuan atau keduanya? Dan masih ada banyak lagi pertanyaan yang harus Anda jawab untuk mengenali target market yang lebih spesifik.

3. Menentukan harga yang sesuai

Tak ada salahnya jika Anda ingin membandingkan harga dengan kompetitor. Gunakan patokan harga kompetitor sebagai tolok ukur Anda dalam memasang harga di marketplace nantinya.

Tentunya jangan memasang harga yang terlalu mahal karena akan memicu calon konsumen batal melakukan pembelian. Sekaligus juga tidak boleh terlalu murah karena dapat merugikan Anda sendiri.

Sesuaikanlah harga yang dipasang dengan kualitas dari produk yang Anda tawarkan. Jika memang produk Anda jauh lebih berkualitas dari kompetitor, tentu tak ada salahnya jika memasang harga sedikit lebih tinggi.

Anda hanya perlu menambahkan informasi yang lebih lengkap mengenai produk tersebut di deskripsi yang telah disediakan pihak platform.

4. Pertahankan cara pelayanan

Layanan yang dimaksud di sini tak hanya mencakup cara Anda menghadapi konsumen ataupun saat membalas chat pertanyaan dari mereka. Anda juga harus memberikan pelayanan berupa produk yang berkualitas agar pembeli tidak kecewa saat menerima barangnya.

Kesimpulan

Berjualan di ecommerce

Itulah tadi artikel mengenai sejarah platform e-commerce hingga cara ampuh berjualan di dalamnya. Bagi Anda yang tertarik untuk terjun dalam dunia bisnis, berjualan di situs e-commerce bisa dijadikan pilihan atau langkah awal memulainya.

Selain lebih mudah, Anda pun tak perlu mengeluarkan modal banyak seperti untuk sewa tempat, biaya listrik atau gaji karyawan (selama Anda bias melakukannya sendiri).

Nantinya, jika bisnis Anda sudah berkembang dan mendapatkan omset yang menjanjikan. Anda bisa perlahan menyiapkan ruko atau toko fisik sendiri. Kemudian juga bisa membuka lapangan pekerjaan bagi karyawan yang berkompeten dalam bidangnya.

Jika sudah memiliki karyawan, maka hal yang perlu Anda perhatikan adalah kesejahteraan mereka. Penting bagi Anda untuk membuat karyawan tetap betah dan bahagia selama bekerja dengan Anda. 

Salah satu hal yang bisa Anda lakukan untuk menunjang kesejahteraan karyawan adalah dengan memberikan gaji tepat waktu juga bonus penjualan (jika telah mencapai target). Kemudahan dalam hal pengajuan cuti pun juga dapat membuat karyawan Anda jauh lebih bahagia.

Nah, semua hal tersebut bisa Anda lakukan dengan mudah hanya dengan menggunakan PayrollBozz, aplikasi payroll dan mobile HR terbaik yang bisa Anda gunakan di mana pun dan kapan pun.

Lewat software yang satu ini, mengelola absensi karyawan dan sistem penggajian bisa dilakukan jauh lebih mudah dan efisien. 

So, tunggu apa lagi? Yuk, segera gunakan PayrollBozz dan permudah cara Anda dalam mengelola seluruh kebutuhan HR dari mana saja.