Mengenal Jenis-jenis Investasi yang Bisa Anda Jadikan Pilihan

Mengenal Jenis-jenis Investasi yang Bisa Anda Jadikan Pilihan

Investasi menjadi salah satu komponen penting dalam susunan piramida keuangan. Keberadaannya pun juga memegang peran penting dalam kehidupan.

Sayangnya, meskipun menjadi salah satu komponen keuangan yang cukup vital. Masih banyak orang yang menyepelekan investasi. Tak sedikit yang berpikir bahwa investasi hanyalah untuk orang-orang yang memiliki modal besar. Padahal kenyataannya, kini siapapun bisa berinvestasi mulai dari nominal Rp 10 ribu.

Ada begitu banyak pilihan instrumen atau jenis investasi yang bisa dijadikan pilihan. Mulai dari yang kecil risikonya hingga yang paling tinggi. Mulai yang membutuhkan modal besar hingga yang paling minim sekali pun. Anda hanya perlu menyesuaikannya dengan budget yang Anda miliki, profil risiko Anda sebagai seorang investor hingga tujuan keuangan yang ingin Anda capai. 

Dengan mempertimbangkan berbagai hal tersebut, maka akan lebih mudah bagi Anda untuk menentukan jenis investasi apa yang cocok untuk Anda. Nah, pada artikel berikut ini, PayrollBozz akan mengajak Anda untuk mengenal beberapa jenis investasi yang bisa dijadikan pilihan. Diurutkan dari instrumen yang memiliki risiko paling rendah hingga yang tertinggi.

Jenis-jenis Investasi yang Bisa Dijadikan Pilihan

1. Deposito

Jenis investasi deposito

Bagi Anda para investor pemula yang takut mengalami kerugian saat berinvestasi. Deposito bisa dijadikan pilihan awal untuk memulainya. Dikenal sebagai instrumen investasi tanpa risiko, deposito banyak dijadikan pilihan bagi mereka yang masih awam soal dunia investasi.

Instrumen investasi yang satu ini merupakan produk keluaran resmi dari pihak bank. Di mana nantinya, Anda hanya perlu menyetorkan uang senilai nominal tertentu dan memilih jangka waktu atau tenor yang ingin digunakan. Kemudian pada bulan-bulan selanjutnya, Anda akan mendapatkan suku bunga tetap selama tenor berlaku.

Berinvestasi pada instrumen deposito lebih disarankan daripada Anda menyimpan uangnya di celengan atau di rekening bank saja. Selain karena bunga yang didapatkan tidaklah seberapa, menyimpan uang di celengan ataupun di rekening bank berpotensi tergerus inflasi.

Sedangkan pada deposito suku bunga yang ditawarkan jauh lebih tinggi jika dibanding produk tabungan konvensional. Sehingga uang atau dana yang Anda miliki pun akan aman dari ancaman inflasi yang dapat terjadi kapan pun.

Namun perlu diketahui, saat Anda berinvestasi pada produk deposito bank ini. Uang yang diinvestasikan tidak dapat ditarik tunai ataupun diambil untuk keperluan dadakan. Anda harus menunggunya sampai jangka waktu atau tenor yang telah ditentukan sebelumnya.

Misalnya, Anda berinvestasi deposito senilai Rp 50 juta dengan tenor 1 tahun. Maka dalam 12 bulan ke depan, uang senilai Rp 50 juta tersebut tidak bisa ditarik atau Anda gunakan. Sehingga untuk berinvestasi pada instrumen ini, pastikan bahwa Anda sudah memiliki tabungan dan dana darurat.

Dengan bunganya yang cukup rendah jika dibandingkan dengan instrumen investasi yang lain. Deposito lebih cocok digunakan untuk berinvestasi dengan tujuan jangka pendek.

2. Emas

Berikutnya ada emas yang menjadi salah satu jenis investasi paling banyak diminati oleh berbagai kalangan. Logam mulia yang satu ini memang sudah sejak lama menjadi primadona untuk dijadikan aset investasi.

Hal ini dikarenakan harga emas akan terus mengalami kenaikan mengikuti kondisi perkembangan zaman. Meski bisa juga turun sewaktu-waktu, trafik harga emas tidak akan pernah terpuruk lama. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa emas memiliki risiko yang rendah sebagai aset investasi.

Sedikit berbeda dengan produk deposito bank, instrumen emas cocok digunakan untuk tujuan keuangan jangka pendek maupun jangka panjang. Pada tujuan jangka pendek, Anda bisa menggunakan emas untuk mengamankan aset atau dana yang Anda miliki dari hajaran inflasi atau resesi ekonomi.

Sedangkan jika Anda memiliki tujuan untuk pergi liburan ke luar negeri 5 tahun mendatang, maka emas dapat dijadikan pilihan untuk investasi jangka panjang dan mewujudkan impian tersebut.

Di era yang serba digital seperti saat ini, investasi emas pun dapat dilakukan dengan cara yang lebih praktis dan mudah. Anda pun tak harus mengeluarkan modal banyak untuk memulainya. Sebut saja dengan menggunakan platform Tokopedia atau Pegadaian, Anda bisa berinvestasi emas mulai dari Rp 5 ribu. Menarik, bukan? 

Baca juga: Mau Menjadikan Emas sebagai Investasi? Begini Tipsnya

3. Properti

Investasi properti

Instrumen investasi yang bisa dijadikan pilihan selanjutnya adalah properti. Tak kalah populer dengan emas, jenis investasi yang satu ini juga banyak dijadikan pilihan oleh orang-orang. Hal ini dikarenakan properti dianggap sebagai investasi yang terus mengalami peningkatan harga dari tahun ke tahun.

Sayangnya, jenis investasi properti memiliki beberapa kekurangan yang patut dipertimbangkan. Sebut saja harganya yang terlalu tinggi sekaligus sifatnya yang tidak likuid atau tidak mudah dicairkan. 

Jika suatu waktu Anda membutuhkan uang dalam jumlah besar. Sedangkan aset yang dimiliki hanyalah sebuah properti. Anda pun berniat menjual aset tersebut.

Sayangnya, sifat properti yang tidak likuid akan membuatnya susah untuk terjual. Hal ini dipengaruhi oleh harga jualnya yang tidak murah dan tidak semua orang bisa membelinya. Mau tidak mau, Anda pun harus bersabar dan menunggu beberapa waktu sampai akhirnya aset tersebut laku terjual.

4. Obligasi

Jenis investasi obligasi

Instrumen investasi yang satu ini mungkin jarang terdengar di telinga orang awam. Padahal obligasi merupakan jenis investasi yang menawarkan risiko rendah dengan return yang cukup lumayan. Nah, jika Anda baru mendengar istilah ini pertama kali. Maka biarkan kami menjelaskannya dengan detail.

Berdasarkan definisinya, obligasi merupakan sebuah surat utang yang berisi perjanjian antara pihak peminjam dana dengan pemilik modal (investor). Dalam prakteknya, pihak yang menerbitkan obligasi adalah mereka yang ingin meminjam atau mengajukan hutang.

Sama seperti deposito, obligasi memiliki tenor atau waktu jatuh tempo. Ketika memutuskan untuk berinvestasi pada instrumen yang satu ini, Anda juga harus siap dengan komitmen di mana uang yang Anda investasikan tidak dapat ditarik atau kembali sebelum jatuh tempo. Namun sebagai gantinya, para investor akan mendapatkan kupon atau bunga yang dibayarkan oleh pihak penerbit obligasi. 

Waktu pembayaran kupon ini pun beragam. Pada obligasi fix rate misalnya, kupon biasanya dibayarkan setiap 6 bulan sekali. Sedangkan pada produk Obligasi Negara Ritel (ORI) kupon dibayarkan pada tanggal 15 setiap bulannya.

Seperti yang telah disinggung sebelumnya, instrumen investasi yang satu ini sebenarnya cukup minim risiko. Hanya saja berlaku pada produk obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah atau negara.

Pada produk obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan swasta, risiko loss atau kerugian bisa terjadi kapanpun jika Anda tidak memahami fundamental perusahaan tersebut dengan baik.

5. Reksadana

Reksadana

Berikutnya, ada investasi reksadana yang juga bisa dijadikan pilihan bagi Anda yang tak mau mengambil risiko besar. Reksadana atau mutual fund merupakan sebuah wadah untuk mengumpulkan dana dari para investor yang tak memiliki waktu untuk mengelola aset investasinya ataupun tidak mengerti cara mengelolanya.

Dengan berinvestasi di reksadana, Anda hanya perlu menyetorkan sejumlah uang untuk kemudian uang tersebut akan dikelola oleh Manajer Investasi yang profesional.

Tak perlu khawatir soal minimal dana untuk memulainya. Ada banyak platform investasi reksadana yang memperbolehkan Anda untuk berinvestasi mulai dari Rp 10 ribu. Karena sistemnya semua dana dari investor akan dikumpulkan dalam satu wadah kemudian dikelola oleh Manajer Investasi sehingga para pemilik modal besar maupun kecil tetap dapat berinvestasi dan mendapatkan profit.

Baca juga: Kiat-kiat Berinvestasi di Reksadana

Ada beberapa jenis produk reksadana yang bisa dijadikan pilihan sesuai dari profil risiko Anda. Mulai dari reksadana pendapatan tetap, reksadana pasar uang, campuran hingga yang paling  risikonya adalah reksadana saham.

6. Saham

Saham

Terakhir adalah saham. Siapa sih yang tak mengenal jenis investasi high risk yang satu ini? Dikenal sebagai instrumen yang dapat memberikan keuntungan besar dalam jangka waktu singkat maupun panjang. Saham merupakan salah satu aset investasi yang paling berisiko dan tidak direkomendasikan bagi para pemula yang masih awam.

Saham sendiri sebenarnya merupakan surat bukti kepemilikan sebuah perusahaan. Artinya, jika Anda membeli sebuah saham dari perusahaan A, maka secara tidak langsung Anda juga memiliki perusahaan tersebut meski hanya sekian persen dari total saham yang dilepas di pasar.

Terdapat dua metode yang bisa Anda gunakan dalam berinvestasi saham. Yang pertama adalah trading atau menggunakan sistem perdagangan ketika market dibuka.

Kemudian yang selanjutnya adalah dengan berinvestasi atau menimbun saham yang Anda beli. Cara yang kedua ini cocok dilakukan oleh para investor pemula yang tidak mau mengambil banyak risiko.

Jika Anda ingin berinvestasi pada instrumen saham untuk mencapai tujuan keuangan jangka panjang. Maka disarankan untuk membeli produk saham blue chip yang biasanya dimiliki oleh perusahaan-perusahaan dengan income atau profit yang stabil. Contoh saham blue chip meliputi Unilever, Bank BCA, Bank BRI, Telkom dan Indofood.

Kesimpulan

Demikianlah artikel mengenai jenis investasi yang bisa Anda jadikan sebagai pilihan untuk membantu mencapai tujuan keuangan, baik jangka pendek maupun jangka panjang. Perlu diingat bahwa investasi merupakan salah satu komponen penting dalam kehidupan finansial seseorang. Lewat berinvestasi ini, Anda bisa mencapai kebebasan finansial di masa mendatang.